https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

August 23, 2021 – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Ra Latif Perhatikan Masyarakat Pesisir dengan Berikan Bantuan Sosial

Ra Latif Perhatikan Masyarakat Pesisir dengan Berikan Bantuan Sosial

Madura9.com, Bangkalan – Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan 1.250 paket beras kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan. Kali ini Pemkab Bangkalan menyalurkan beras tersebut kepada para nelayan. Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron menyerahkan secara langsung kepada perwakilan kelompok nelayan dari Kampung Lebak dan Kampung Bandaran di Pendopo Agung Bangkalan, Senin (23/08/2021).

Ra Latif mengatakan bahwa dengan penyaluran bantuan untuk nelayan tersebut, maka pasokan bantuan dari Kemensos telah disalurkan semua.

“Dengan penyaluran 1.250 beras kepada para nelayan ini artinya bantuan dari Kemensos sudah tersalurkan seluruhnya kepada masyarakat yang terdampak pandmei Covid-19,” katanya.

Selain memberikan beras, Ra Latif juga menyalurkan alat kesehatan dan multivitamin guna menjaga kesehatan tubuh para nelayan.

“Kami juga memberikan masker dan multivitamin untuk mereka agar tetap bisa melaut untuk memenuhi kebutuhan ekonominya serta tetap bisa memenuhi stok ikan di Bangkalan,” terangnya.

Dirinya berharap, para nelayan bisa terbantu dengan bantuan yang diberikan oleh Pemkab Bangkalan ini.

“Kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat. Semoga ditengah pandemi ini, para nelayan tetap semangat melaut, karena mereka penyangga nutrisi masyarakat,” harapnya. nuo

Ra Latif Beri Jaminan Hidup Nenek Lansia Sebatang Kara

Ra Latif Beri Jaminan Hidup Nenek Lansia Sebatang Kara

Madura9.com, Bangkalan – Sri Ermiati, perempuan lanjut usia asal Kampung Kidul Dalam, Kelurahan Keraton, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Dirinya hidup sebatang kara tanpa ada yang merawat dengan tergeletak lemas di atas tempat tidur yang terbuat dari bambu. Untuk makan pun, ia menunggu bantuan dari para tetangganya.

Kondisi yang sedemikian rupa menarik perhatian Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron. Di tengah kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk bergegas mendatangi rumah kontrakan Ermiati, Senin (23/08/2021).

“Ternyata tetangga dari Rumah Dinas Pendopo ada warga tidak mampu yang kondisinya sangat memprihatinkan dan membutuhkan bantuan,” kata Ra Latif.

Ra Latif mengungkapkan bahwa Ermiati akan mendapat jaminan dan akan segera dibawa ke RSUD Syamrabu untuk mendapatkan perawatan.

“Ibu Ermiati akan segera dibawa ke RSUD Syamrabu untuk didiagnosa penyakitnya. Seluruh pembiayaan tentu menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Bangkalan,” ungkapnya.

Selain itu, Ra Latif juga akan memberikan jaminan masa tua melalui Dinas Sosial. Sehingga Ermiati bisa menjalani masa tua sebagaimana mestinya.

“Kami perintahkan Dinas Sosial untuk mengurus semua kebutuhannya, karena yang bersangkutan tidak mau dikirim ke panti jompo,” terangnya.

Ketua Dewan Kesehatan Rakyat, Muhyi mengapresiasi langkah cepat Bupati Bangkalan yang sigap dengan kondisi warganya.

“Alhamdulillah Bupati Bangkalan turun langsung melihat kondisi Ibu Ermiati dan memberikan pelayanan kesehatan serta jaminan masa tua. Ini di luar ekspektasi kami,” ujarnya. nuo

Jokowi-Anies di Peresmian Jalan Tol Pulo Gebang-Kelapa Gading

Jokowi-Anies di Peresmian Jalan Tol Pulo Gebang-Kelapa Gading

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini meresmikan jalan tol Pulo Gebang – Kelapa Gading sepanjang 9,3 kilometer. Peresmian dilakukan di gerbang tol Cakung.

Jokowi terlihat menggunakan rompi keamanan berwarna pink. Dengan tulisan Indonesia Maju di bagian depan dan peta Indonesia di bagian belakang.

Dalam peresmian ini turut hadir Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Komisaris Utama Jakarta Toll Road Development.

“Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim, jalan tol segmen Kelapa Gading-Pulo Gebang Pagi ini saya nyatakan diresmikan,” ucap Jokowi dalam peresmian. Kemudian diikuti dengan simbolis penempelan kartu uang elektronik di replika gerbang tol.

Jalan tol ini diharapkan Jokowi bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan membuat mobilitas barang antar kota Jakarta dan sekitarnya semakin baik.

“Jalan tol ini, merupakan bagian dan melengkapi jalan tol metropolitan Jabodetabek dan merupakan bagian juga lingkar dalam Jakarta dan lingkar luar Jakarta atau JORR,” kata.

Dia mengharapkan dengan selesainya jalan tol Pulo Gebang-Kelapa Gading sepanjang 9,3 km ini kecepatan distribusi logistik akan semakin baik. Daya saing komoditas juga akan semakin baik.

“Karena jalan tol ini terkait dengan KEK Marunda dan terhubung juga dengan pelabuhan Tanjung Priok. Sehingga akan perkuat meningkatkan daya saing kita dan utamanya mobilitas orang di Jakarta akan semakin baik. Lalu mobilitas barang antar kota, kota Jakarta dan sekitarnya akan semakin baik,” jelasnya.

Menurut Jokowi, yang tidak kalah pentingnya moda pembiayaan yang kita harapkan ini bisa dilakukan di jalan tol jalan tol yang lain yaitu memadukan anggaran bauran pendanaan.

Baik itu antara Kementerian dan perusahaan BUMN, Kementerian – BUMN – Swasta atau KPBU atau mempercepat proyek jalan tol yang sudah direncanakan.

“Saya harap skema pembiayaan seperti ini bisa digunakan dalam pembangunan infrastruktur di seluruh provinsi di seluruh pelosok tanah air dan mengatasi ketimpangan antar daerah antar provinsi dalam pembangunan infrastruktur ini dan mempercepat kontektivitas kita,” jelas dia. (dtk)

Luhut Sebut PPKM Kebijakan Semi Lockdown Terkait Pemulihan Ekonomi

Luhut Sebut PPKM Kebijakan Semi Lockdown Terkait Pemulihan Ekonomi

Jakarta – Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut PPKM adalah kebijakan semi lockdown. Hal ini diungkapkan Luhut saat bicara soal pemulihan ekonomi di Indonesia di tahun 2021.

Menurutnya, di pertengahan 2021 pemulihan ekonomi terlihat sangat kuat dan cukup mengejutkan. Luhut yakin perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh di paruh kedua 2021.

Meskipun sejak bulan Juli hingga sekarang kebijakan PPKM yang dia sebut semi lockdown belum berhenti dilakukan, Luhut mengatakan saat ini pembukaan kegiatan ekonomi sudah dilakukan bertahap. Hal itu diyakini dapat memicu pemulihan ekonomi yang cepat.

“Ekonomi menunjukkan pemulihan yang kuat sampai pertengahan 2021, ini surprise buat kita. Meskipun bulan Juli itu kita katakanlah semi lockdown dengan PPKM, tapi pas kita buka, pemulihan ekonomi itu cepat sekali,” papar Luhut dalam peringatan HUT BPPT secara virtual, Senin (23/8/2021).

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali ke jalur positif di kuartal II-2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7,07% di kuartal II.

Ekonomi minus telah dirasakan Indonesia sejak kuartal II-2020, yaitu minus 5,32%. Kontraksi pertumbuhan ekonomi berlanjut ke kuartal III-2020 dengan minus 3,49% dan resmi membuat Indonesia masuk jurang resesi.

Kontraksi ekonomi belum berakhir di kuartal IV-2020, tercatat ekonomi masih minus 2,19%. Masuk tahun baru, di kuartal I-2021 ekonomi pun masih minus di level 0,74%.

Kembali ke Luhut, meskipun ekonomi sudah dibuka dan sinyal pemulihan ekonomi terlihat, dia mengingatkan agar masyarakat tidak cepat puas. Dia meminta masyarakat tetap berhati-hati akan ancaman virus Corona, protokol kesehatan wajib dijaga. Pertemuan langsung pun diminta Luhut jangan banyak dilakukan.

“Tapi ingat, harus hati-hati karena kalau banyak tadi pertemuan dan dia ada yang belum divaksin atau tidak pakai masker dan seterusnya, malah bahaya. Bisa membikin outbreak baru,” ungkap Luhut.

Pembukaan kegiatan ekonomi sendiri sudah bertahap dilakukan oleh pemerintah sejak penerapan PPKM Darurat pada bulan Juli. Pembukaan paling banyak dilakukan bulan ini, mulai dari pembukaan kembali mal hingga izin dine in alias makan di tempat untuk rumah makan.

Ini 5 Penyakit dari Pandemi Jadi Endemi, Diprediksi Terjadi pada COVID-19

Ini 5 Penyakit dari Pandemi Jadi Endemi, Diprediksi Terjadi pada COVID-19

Jakarta – Pandemi COVID-19 masih belum selesai hingga hari ini. Berbagai pendapat pun mengungkapkan bahwa pandemi akibat virus Corona ini akan berubah menjadi penyakit endemi, salah satu prediksinya disebutkan terjadi, 2022 mendatang.

Istilah pandemi dan endemi dibedakan berdasarkan seberapa luas tingkat penyebaran penyakit tersebut.

Dikutip dari Medical Xpress, dalam istilah epidemiologi, pandemi diartikan sebagai penyakit yang mewabah di sebagian besar dunia dalam waktu bersamaan. Sementara pakar penyakit menular Dr Pritish Tosh dari Mayo Clinic menyebut endemi hanya terjadi di beberapa wilayah dalam rentang waktu tertentu.

“Dalam istilah epidemiologi, wabah mengacu pada sejumlah kasus yang melebihi apa yang diharapkan. Pandemi adalah ketika ada wabah yang menyerang sebagian besar dunia. Kami menggunakan istilah endemi ketika ada infeksi dalam lokasi geografis yang ada selamanya,” bebernya.

“Ketika kita berbicara tentang infeksi endemi, kita berbicara tentang virus, bakteri dan patogen yang ada di dalam suatu lokasi geografis,” kata Dr Tosh.

Baca juga: Pakar: Mustahil Corona Jadi Endemik 2022, RI Masih Akan Hadapi Puncak Kasus

Selain COVID-19, ada beberapa penyakit pandemi dan berubah menjadi endemi. Berikut 5 penyakit yang berubah dari pandemi menjadi endemi dari berbagai sumber.

1. Black Death

Black Death atau wabah pes merupakan salah satu pandemi yang mengakibatkan kematian sekitar 50 juta orang di seluruh dunia pada abad keempat belas. Menurut para ilmuwan, wabah tersebut disebabkan bakteri yang disebut pestis dan menjadi pandemi selama sekitar 4 tahun.

Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wabah tersebut sudah mudah diobati dengan antibiotik dan tindakan pencegahan standar untuk mencegah infeksi.

2. Flu Spanyol 1918

Pandemi influenza 1918 atau dikenal dengan flu spanyol juga menjadi salah satu pandemi yang paling parah dalam sejarah. Penyakit ini disebabkan virus H1N1 dengan gen yang berasal dari unggas.

Dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), virus tersebut menyebar ke seluruh dunia selama 1918 hingga 1919. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Amerika Serikat.

Diperkirakan sekitar 500 juta orang atau sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi penyakit ini.

3. Flu Asia

Pada Februari 1957, virus influenza A (H2N2) muncul di Asia Timur dan memicu pandemi ‘Flu Asia’. Virus ini terdiri dari tiga gen berbeda dari virus flu burung A, termasuk gen H2 hemagglutinin dan N2 neuraminidase.

Dikutip dari CDC, penyakit ini pertama kali dilaporkan di Singapura pada Februari 1957, Hong Kong pada April 1957, dan di kota-kota di Amerika Serikat pada 1957. Perkiraan jumlah kematian akibat penyakit ini sekitar 1,1, juta orang di seluruh dunia.

4. Kolera

Dikutip dari Britannica, wabah kolera merebak secara global pada tahun 1817. Pada saat itu, wabah mematikan ini terjadi di Jessore, India, kemudian menyebar ke sebagian besar India, Burma (Myanmar), dan Ceylon (Sri Lanka).

Pada 1820, penyakit ini juga dilaporkan terjadi di Siam (Thailand), Indonesia (yang menewaskan lebih dari 100.000 orang di Pulau Jawa), dan di Filipina. Setelah itu kembali menyebar ke Eropa, hingga Arab.

Menurut WHO, kolera merupakan infeksi diare akut yang disebabkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae. Para peneliti memperkirakan setiap tahun ada sekitar 1,3 hingga 4,0 juta kasus, dan 21.000 hingga 143.000 kematian di seluruh dunia karena penyakit ini.

5. HIV/AIDS

Di awal 1980-an, sebelum HIV diidentifikasi sebagai penyebab AIDS, infeksi ini diperkirakan hanya menyerang kelompok tertentu. Pada November 1983, WHO pun mengadakan pertemuan pertama untuk menilai situasi AIDS global dan memprakarsai pengawasan internasional.

Pada saat itulah komunitas kesehatan global akhirnya memahami HIV ini bisa menyebar di antara orang-orang heteroseksual. Penyebarannya bisa melalui transfusi darah dan ibu yang bisa menularkan penyakit tersebut pada anaknya. (dtk)

Vaksinasi Bukan Kriteria Pembukaan Sekolah Tegas Nadiem

Vaksinasi Bukan Kriteria Pembukaan Sekolah Tegas Nadiem

Jakarta – Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menjelaskan bahwa kondisi yang mendukung pembukaan pembelajaran tatap muka atau PTM di sekolah adalah level PPKM di setiap daerah. Nadiem mengatakan vaksinasi Corona bukanlah syarat untuk sekolah tatap muka.

“SKB 4 Menteri tidak pernah berubah kecuali satu saja, bahwa yang PPKM level 4, itu tidak boleh melakukan PTM, itu saja. Di level 1, 2, dan 3, di mana semakin banyak daerah yang turun dari 4 ke 3, apalagi di Jawa dan Bali karena angkanya sudah lumayan cepat turun. Untuk PPKM level 1, 2, dan 3 itu semuanya itu SKB 4 Menteri masih berlaku,” kata Nadiem dalam raker dengan Komisi X DPR RI yang disiarkan akun YouTube DPR, Senin (23/8/2021).

Dalam penjabarannya, Nadiem mengatakan lebih dari separuh sekolah di Tanah Air saat ini berada di daerah PPKM level 1 hingga 3. Angka tersebut menurut Nadiem akan membesar, sebab daerah yang mengalami PPKM level 4 akan segera turun.

“Jadi karena PPKM level 1, 2, dan 3 itu semuanya boleh melalukan PTM terbatas, sekitar 63% sekolah kita itu ada di level 1, 2, dan 3, dan angka 63% ini akan semakin membesar, karena banyak sekali daerah yang level 4 akan turun terutama di Jawa dan Bali, kalau di luar Jawa dan Bali lumayan masih meningkat,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Nadiem mengatakan 63% sekolah yang berada di daerah PPKM level 1 hingga 3 bisa melaksanakan sekolah tatap muka secara terbatas, yakni melakukan protokol kesehatan dan hybrid.

“Jadi sekarang, bapak-ibu anggota Komisi X, 63% dari sekolah kita sudah bisa melaksanakan PTM. Ini suatu hal yang mungkin mengejutkan, tapi ini adalah hasil perjuangan kita bahwa pada saat angka-angka mulai menurun, kita bilang semua level 1 sampai 3 harus boleh melakukan tatap muka,” ucapnya.

Vaksinasi Bukan Kriteria Pembukaan Sekolah

Selain itu, masih dalam penjabaran yang sama, Nadiem menegaskan bahwa vaksinasi bukan syarat untuk sekolah tatap muka. Syarat sekolah tatap muka adalah level PPKM di sebuah daerah.

“Vaksinasi itu bukan pra kondisi atau kriteria pembukaan sekolah. Saya ulangi sekali lagi, vaksinasi itu bukan keperluan atau kondisi pemerintah untuk membuka sekolah. Kondisinya untuk membuka sekolah adalah dia adalah ada di level 1 sampai 3, itu saja. Level 1 dan 3, semua sekolah di level 1 dan 3 boleh melaksanakan tatap muka,” sebut Nadiem.

Vaksinasi guru ditegaskan Nadiem syarat untuk membuka sekolah tatap muka. Jika guru di daerah PPKM level 1 hingga 3 sudah divaksinasi, sekolah wajib melakukan sekolah tatap muka.

“Tapi vaksinasi guru menjadi kondisi kewajiban membuka tatap muka. Jadi bukan vaksinasi dulu baru tatap muka, tapi gurunya sudah vaksinasi, dia wajib memberikan opsi tatap muka. Ini sangat berbeda, karena banyak di masyarakat banyak berpendapat ‘oh, berarti harus vaksinasi dulu’, tidak,” ucap Nadiem.

“Malah kalau sudah divaksinasi gurunya lengkap, itu diwajibkan, kalau di level 1 dan 3,” imbuhnya. (dtk)

Mendagri Janji Serius Pelototi APBD Pemda untuk Penurunan Stunting

Mendagri Janji Serius Pelototi APBD Pemda untuk Penurunan Stunting

Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berharap semua pemerintah daerah (pemda) serius untuk menangani masalah penurunan stunting. Hal itu bisa dilakukan dari pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk program atasi masalah tersebut.

Tito mengatakan tiga daerah yang alokasi anggarannya tertinggi untuk program penurunan stunting yakni Kalimantan Tengah Rp 64,95 miliar, Jawa Tengah Rp 42,18 miliar, dan Papua Rp 31,48 miliar. Sementara yang alokasinya masih sangat rendah yaitu Papua Barat, DKI Jakarta dan Bengkulu.

“Papua Barat belum mengalokasikan anggaran spesifik tentang stunting. Kemudian DKI Jakarta Rp 0,25 miliar, kemungkinan problema stuntingnya juga memang tidak besar dan Bengkulu Rp 0,35 miliar,” katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional ‘Bergerak Bersama untuk Percepatan Penurunan Stunting’ secara virtual, Senin (23/8/2021).

Tito memberikan apresiasi kepada Pemda yang telah menunjukkan keseriusan dalam mendukung program nasional penanganan stunting dengan cara mengalokasikan anggaran penurunan stunting pada 2021. Bagi yang alokasi anggarannya rendah padahal angka stunting di daerahnya tinggi, dia mengaku akan ‘memelotinya’.

“Pemda yang belum mengalokasikan APBD-nya padahal ada masalah stunting yang serius di daerahnya, agar serius dan betul-betul menjadikan program ini prioritas. Masukkan dalam APBD dengan jumlah yang cukup dan kami dari Kemendagri akan melakukan review anggaran dan akan betul-betul memelototi APBD Bapak/Ibu sekalian agar betul-betul menganggarkan dan membuat program dalam rangka untuk penurunan stunting di daerah masing-masing,” tegasnya.

“Tanpa dukungan dan keseriusan dari Pemda maka program nasional ini tidak akan berjalan secara maksimal. Pemerintah Pusat tidak akan mampu bekerja sendiri, Pemda lah yang memahami situasi daerah masing-masing,” tambahnya.

Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menambahkan daerah yang angka stuntingnya melebihi rata-rata nasional yakni Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto 41,3% dan Kabupaten Bantaeng 21%, di Sulawesi Utara Kabupaten Minahasa 38,6%, dan di Sumatera Utara Kabupaten Nias Selatan 57%.

“Hal yang menyebabkan stunting karena kurangnya asupan gizi kronis, kemudian rendahnya cakupan akses air bersih dan sanitasi penduduk yang memiliki akses air minum berkualitas, rendahnya pendidikan orang tua, pola asuh yang salah, dan kurangnya tenaga kesehatan terutama ahli gizi dalam pemantauan perkembangan balita,” bebernya dalam kesempatan yang sama. (dtk)

Langkah Pemkot Surabaya Atasi Sampah Masker Capai 863 Kg Per Bulan

Langkah Pemkot Surabaya Atasi Sampah Masker Capai 863 Kg Per Bulan

Surabaya– Plt Kepala DKRTH Kota Surabaya Anna Fajriatin menyebut, dalam tiga bulan terakhir ini, rata-rata jumlah sampah masker mencapai 863,15 kg per bulannya. Pembuangan sampah rumah tangga masker itu masuk ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS).

Pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah dan strategi khusus untuk menangani sampah rumah tangga masker yang saat ini penggunaannya meningkat di masa pandemi. “Sampah masker itu masuk ke semua TPS. Jadi jumlah rata-rata sampah masker itu per bulannya 863,15 kg,” kata Anna, Jumat (20/8/2021).

Anna mengungkapkan, sampah masker menyumbang 43,85 persen dibandingkan dengan sampah spesifik lainnya, seperti sampah baterai bekas, sampah kaleng semprotan bekas, sampah lampu bekas, dan sampah elektro bekas. “Sampah masker menyumbangkan 43,85 persen. Lebih banyak dari sampah spesifik lainnya,” ungkapnya.

Anna menjelaskan, penanganan dan pengolahan sampah rumah tangga masker itu ada beberapa tahap yang harus dilalui sebelum akhirnya sampah masker itu dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Ketika sampah rumah tangga masker itu dibawa ke TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle), petugas DKRTH akan memilah dan mengumpulkan sampah masker. Kemudian, hasil pemilahan dimasukan ke dalam wadah atau plastik container yang bertuliskan ‘Sampah spesifik Masker Bekas’.

“Setelah itu, kita akan timbang dan didata. Lalu, sampah masker itu melewati proses desinfeksi dengan cara direndam menggunakan sabun atau chlorine selama 15 menit,” jelasnya.

Ia memaparkan, setelah melewati proses desinfeksi, sampah masker itu dicacah dengan menggunakan gunting atau mesin pencacah khusus. Selanjutnya, sampah masker yang sudah didesinfeksi dan dipotong-potong diangkut ke TPA Benowo.

“Setelah direndam dan dipotong-potong, sampah masker itu kita angkut ke TPA Benowo. Di sana akan dilakukan proses lebih lanjut. Wadah penampungan dan lokasi pengolahan limbah kita sterilkan dengan cara penyemprotan desinfektan, ” paparnya.

Selanjutnya, limbah cairan hasil proses disenfeksi diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Anna menambahkan, proses penanganan sampah rumah tangga maskes sudah sesuai dengan aturan Surat Edaran (SE) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK) Nomor. SE3/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2021 Tentang Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah dari Penanganan Corona Virus Disease – 19 (Covid-19).

“Untuk proses penanganannya sendiri kita sudah sesuaikan dengan SE dari MenLHK,” terangnya.

Anna juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah masker di sembarang tempat, seperti di jalanan, taman, dan saluran air. Sebab, pihaknya banyak menemukan sampah masker itu di sembarang tempat.

“Harapan kami pada saat akan membuang masker, maskernya sudah disobek terlebih dahulu biar tidak dimanfaatkan dan disalahgunakan oleh pihak lain,” tandasnya.

(brj)

Ra Latif Serahkan 1.250 Paket Bansos untuk Nelayan

Ra Latif Serahkan 1.250 Paket Bansos untuk Nelayan

Madura9, Bangkalan – Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron kembali menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19 di Pendapa Pratanu, Senin (23/8). Kali ini sasarannya 1.250 nelayan yang tersebar di 10 kecamatan di wilayah pesisir.

Bupati yang biasa disapa Ra Latif itu menyampaikan, beras yang disalurkan kepada nelayan merupakan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos). Jumlahnya 1.250 paket beras. Dengan jumlah sebanyak itu, pendistribusian nantinya dilakukan melalui kelompok nelayan (pokyan).

”Secara simbolis, kami menghadirkan 20 nelayan dari Kelurahan Bancaran dan Pajagan,” terangnya.

Dengan penyerahan ribuan paket beras itu, bantuan dari Kemesos 100 persen terdistribusi kepada warga yang berhak menerima. Diharapkan, bantuan itu mengurangi beban masyarakat terdampak pandemi Covid-19. ”Semoga bantuan itu cukup membantu,” harap mantan wakil ketua DPRD Bangkalan itu.

Ra Latif menegaskan, Pemkab Bangkalan akan terus memperjuangkan nasib para nelayan. Salah satunya dengan mengakses bantuan dari pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang berkaitan dengan aktivitas nelayan di tengah laut. ”Program yang berkaitan dengan nelayan akan kami perjuangkan. Salah satunya, masalah bantuan jaring,” tegasnya.

Musammin, nelayan asal Kelurahan Pajagan, menyampaikan, dirinya sangat berterima kasih atas bantuan Bupati Ra Latif. Apalagi, selama ini hasil tangkapannya menurun dan dirinya kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar. ”Sangat bersyukur bisa mendapat bantuan dari bupati karena beras ini bisa mengurangi beban ekonomi keluarga,” tuturnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bangkalan Agus Zein mengatakan, nelayan memiliki peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan ikan di Bangkalan. Tidak heran jika Ra Latif memiliki perhatian khusus kepada nelayan. Itu ditunjukkan dengan pemberian bantuan dan siap memperjuangkan nasib mereka.

”Nelayan memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam pemenuhan kebutuhan ikan. Itulah sebabnya di masa pandemi ini bupati perlu memberikan bantuan kepada mereka,” katanya. rma

Lumajang masuk nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021

Lumajang masuk nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021

Madura9, Lumajang – Dua desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masuk nominasi ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Alhamdulillah Desa Wisata Ranupani dan Desa Wisata Adat Argosari masuk nominasi 300 besar ADWI 2021,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang Yoga Pratomo di Lumajang, Senin.

Ia mengaku bersyukur atas pencapaian dua desa yang berada di Kecamatan Senduro yang letaknya di kaki Gunung Semeru tersebut, bahkan Desa Ranupani masuk peringkat 100 besar.

“Kami mohon dukungan dan partisipasi semua pihak untuk menjadikan dua desa di Kabupaten Lumajang menjadi wisata kelas dunia melalui program tersebut,”tuturnya.

Capaian tersebut menjadi sebuah awal perjuangan pariwisata di Kabupaten Lumajang, sehingga pihaknya juga meminta dukungan masyarakat untuk menjadikan kedua desa tersebut menjadi desa wisata unggulan dan berkelas dunia.

Pelaksanaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 telah berlangsung sejak awal Juli 2021 dan tercatat ada 1.831 desa wisata yang ikut serta dalam ADWI 2021.

Jumlah tersebut melebihi target awal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) hanya 700 peserta.

Optimalisasi ADWI 2021 itu bisa menjadi semangat baru bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di desa-desa wisata. Rangkaian kegiatan ADWI 2021 dimulai dar bimbingan teknis dan workshop kelas Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021.

Kegiatan Bimtek dan Workshop Daring ADWI 2021 ini dibagi dalam tujuh sesi berdasarkan wilayah, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, dan Bengkulu (pada 22 Juli 2021); Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, dan Lampung (23 Juli 2021); Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat (24 Juli 2021); DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat (27 Juli 2021); D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah (28 Juli 2021); Jawa Timur dan Bali (29 Juli 2021); serta Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Gorontalo (30 Juli 2021).

Melalui kegiatan yang dilakukan secara daring ini pengelola desa wisata yang telah mendaftarkan ADWI 2021 mendapatkan bimbingan teknis serta workshop yang tujuannya mempertajam serta memaksimalkan persiapan untuk memasuki tahapan berikutnya. ant