https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

November 1, 2022 – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Bandara Banyuwangi raih penghargaan Aga Khan Award for Architecture 2022

Bandara Banyuwangi raih penghargaan Aga Khan Award for Architecture 2022

Nusantara7.com – Bandara Banyuwangi ditetapkan sebagai peraih penghargaan arsitektur paling bergengsi dunia, Aga Khan Award for Architecture 2022. Bandara Banyuwangi berhasil menyisihkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik dari seluruh dunia.

 

Setelah 27 tahun tak pernah berjaya di ajang arsitektur dunia ini, Indonesia kini kembali menjadi perhatian dunia melalui Bandara Banyuwangi. Sejak Aga Khan Award diluncurkan 45 tahun lalu, tak kurang 121 proyek telah menerima penghargaan dan hampir 10.000 proyek sedunia didokumentasikan.

 

Penghargaan diterima oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Royal Opera House of Muscat Arts, Muscat, Oman pada Senin malam waktu setempat (31/10/2022). Selain dihadiri para arsitek terkenal dari seluruh dunia, acara dihadiri Putera Mahkota Kerajaan Oman, Theyazin bin Haitham Al Said; serta Princess Zahra Aga Khan.

 

Penghargaan ini dianugerahkan ke Bandara Banyuwangi karena dinilai memiliki arsitektur yang mengusung nilai-nilai pembaruan, di mana bandara yang diarsiteki Andra Matin serta diinisiasi pada masa Bupati Abdullah Azwar Anas itu, menerobos konsep bandara yang pada umumnya tertutup dan eksklusif.

 

“Tidak seperti bangunan bandara lain, yang kerap merupakan tempat kedap, tertutup, dan terasing dari lingkungan sekitar, Bandara Banyuwangi adalah perlawanan elegan terhadap bentuk bandara pada umumnya,” tulis para juri dalam keputusan pemenang.

 

Dalam penilaian juri independen, bandara yang rampung dibangun pada 2017 silam itu mencerminkan aspirasi komunitas dan membawa identitas serta memori budaya dengan inovasi dan teknologi baru. Yakni dengan desain bernuansa tradisional berbentuk ikat kepala Suku Osing yang merupakan masyarakat asli Banyuwangi.

 

Bandara Banyuwangi disebut menghindari gaya internasional standard sebagian besar bandara di dunia. Hal ini berangkat dari rasa kekhawatiran akan keberlanjutan, jumlah populasi yang kian meningkat, adaptasi iklim, serta kualitas hidup. Sehingga skema pembangunan yang diterapkan bersandar pada sumber daya lokal, teknologi tepat guna, dan prinsip-prinsip desain pasif vernakular.

 

Kondisi negara Indonesia yang memiliki iklim panas disiasati dengan infrastruktur konektivitas yang menciptakan bukaan dan overhang yang dapat mengoptimalkan pengendalian suhu melalui ventilasi alami. Selain itu, pengaturan berkelanjutan dari lansekap ke ruang interior membantu aliran udara, dengan pepohonan rindang nan subur, menjadikan bangunannya bernuansa alam.

 

“Bandara ini bisa menjadi paradigma baru dan game changer di waktu mendatang dalam arsitektur bandara,” tegas dewan juri.

 

Dalam pemilihan material, pemerintah Banyuwangi bersama arsitek Andra Matin menekankan nilai-nilai lokal, fungsionalitas, dan pemeliharaan berbiaya rendah, namun tetap memiliki nilai modern dan efisien dalam segala aspek. Bentuk pintu masuk dan jendela terluar dari kayu ulin yang melengkung memberikan kekosongan termal, dan dilapisi rumput untuk menutupi isolasi lebih lanjut.

 

Lebih jauh, para dewan juri juga menilai, arsitektural Bandara Banyuwangi juga memiliki dampak luas terhadap masyarakat. Seperti halnya mengharmonisasi keberadaan bandara dengan alam di sekitarnya. Kawasan di sekitar bandara diproteksi sebagai lahan hijau dengan landskap persawahan.

 

“Salah satu unsur penilaiannya termasuk bagaimana karya itu berdampak pada banyak manusia di sana dan di sekitarnya,” tutur arsitek Andra Matin yang turut hadir di Oman.

 

Bupati Ipuk Fiestiandani mengungkapkan kehadiran bandara ini, selain capaian di bidang arsitektur dan menjadi landmark daerah, juga telah mampu menggerakkan perekonomian lokal dengan kemudahan akses ke Banyuwangi.

 

“Bandara menjadi salah satu pengungkit kemajuan Banyuwangi. Semoga ini berkah manfaat. Membawa kebanggaan. Menghadirkan keberkahan. Meningkatkan kesejahteraan warga,” ujar Ipukz

 

Sebelumnya, Banyuwangi juga telah kerap meraih prestasi dunia. Di antaranya peringkat pertama tata kelola kebijakan pariwisata dari Badan Pariwisata PBB (UNWTO). Banyuwangi kini juga dalam proses menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. jp

Atasi krisis global, SBY ajak para pemimpin dunia untuk bekerja sama

Atasi krisis global, SBY ajak para pemimpin dunia untuk bekerja sama

Nusantara7.com, Jakarta – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak para pemimpin dunia untuk bekerja sama, sebagaimana dilakukan negara-negara anggota G20 pada tahun 2008 silam, demi mengatasi beragam krisis global.

 

“Kita pernah melakukan hal ini sebelumnya pada tahun 2008. Ketika dunia dilanda krisis keuangan global, negara-negara G20 berhasil menyelesaikan masalah dengan bekerja sama, bahu-membahu,” ujar SBY, sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

 

Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri pertemuan para mantan kepala negara yang tergabung dalam Club de Madrid (CdM) di Berlin, Senin (31/10), yang diinisiasi oleh The Yudhoyono Institute bersama CdM, Liz-Mohn Center, dan Kantor Luar Negeri Federal Jerman.

 

Lebih lanjut, SBY menyampaikan terdapat tiga krisis global yang perlu diatasi oleh para pemimpin dunia dengan bekerja sama serta menurunkan ego masing-masing. Tiga krisis tersebut adalah perang antara Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan, ancaman resesi ekonomi global, dan perubahan iklim yang ekstrem.

 

Kemudian, SBY juga mengajak para pemimpin dunia saat ini untuk menjawab tiga pertanyaan besar.

 

“Pertama, bagaimana kita menyelesaikan krisis multidimensi yang kompleks ini, yaitu elemen keamanan, ekonomi, kemanusiaan, lingkungan, dan politik yang saling terkait,” ucapnya.

 

Kedua, lanjut dia, para pemimpin dunia harus menjawab pertanyaan mengenai bagaimana agar mereka bisa meningkatkan ruang kerja sama antar-bangsa, termasuk antar-masyarakat sipil.

 

“Ketiga, karena tatanan dunia tampaknya memudar, bagaimana kita menyesuaikan tatanan dunia dengan realitas dan kebutuhan abad ke-21?” ujar SBY.

 

Mengakhiri pidatonya, SBY mengatakan bahwa para mantan pemimpin dunia memiliki kewajiban moral untuk menawarkan gagasan-gagasan konstruktif dalam mengatasi beragam persoalan dunia. Gagasan tersebut, lanjut dia, dapat disarankan kepada G20, Dewan Keamanan PBB, dan para pemimpin dunia saat ini.

 

“Kita mungkin bukan power holders (pemegang kekuasaan). Namun dengan niat baik dan tulus yang tidak perlu diragukan lagi, kita memiliki kewajiban moral untuk menawarkan gagasan-gagasan konstruktif, yang mungkin kita sarankan kepada G20, Dewan Keamanan PBB, dan para pemimpin dunia yang sekarang berkuasa,” ujar SBY.

 

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Club de Madrid yang juga mantan Presiden Slovenia Danilo Türk menyambut baik usulan SBY.

 

“Seperti yang baru saja dijelaskan oleh Presiden Yudhoyono, kita mungkin tidak selalu didengar, kita mungkin tidak disimak, tetapi kita memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk berpikir, berpikir secara serius dan mendalam, dan menawarkan solusi. Mungkin saja, kita akan didengarkan,” ucap Danilo Türk yang juga merupakan Presiden Club de Madrid itu.

 

Selain SBY dan Danilo Türk, pertemuan bertajuk “2022 Berlin Policy Dialogue: Leading in a World of Converging Crises” ini dihadiri pula oleh mantan Perdana Menteri Senegal Aminata Touré dan mantan Kanselir Austria Wolfgang Schüssel.

 

Berikutnya, hadir secara daring mantan Presiden Jerman Horst Kohler, mantan Perdana Menteri New Zealand Helen Clark, serta para mantan kepala negara lainnya, baik dari negara-negara maju maupun berkembang.

 

Sekjen PBB António Guterres juga turut memberikan sambutan dan apresiasi atas inisiatif ini yang disampaikannya secara daring. Ada pula Direktur Eksekutif TYI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). ant

Anas Karno sebut “Karnaval Nang Tunjungan” angkat taraf hidup pelaku UMKM Surabaya

Anas Karno sebut “Karnaval Nang Tunjungan” angkat taraf hidup pelaku UMKM Surabaya

Nusantara7.com, Surabaya – Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya menilai kegiatan “Karnaval Nang Tunjungan” yang digelar perdana oleh pemerintah kota setempat di sepanjang Jalan Tunjungan pada Minggu (30/10) malam mengangkat taraf hidup pelaku UMKM.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno di Surabaya, Selasa, mengatakan, momen tersebut menjadi kesempatan bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Surabaya untuk lebih mempromosikan produk mereka.

“Yang penting masyarakat paham dan tahu, bahwa UMKM batik binaan Pemkot Surabaya itu tidak kalah dengan batik-batik lainnya,” kata Anas.

Anas berpendapat, bahwa kegiatan seperti “Karnaval Nang Tunjungan” memang perlu digelar rutin atau secara reguler. Tidak hanya pada saat gelaran di Jalan Tunjungan, namun bisa pula UMKM diikutsertakan ketika momen-momen pameran di mal atau plaza.

“Di mal, plaza dan lain di manapun bentuk pameran seharusnya UMKM sering ditampilkan, sering diajak. Sehingga dapat membawa batik ke kancah lokal, nasional maupun internasional. Sehingga bisa mengangkat taraf hidup dari pada UMKM tersebut,” ujar dia.

Dia pun menjabarkan bentuk pemberdayaan yang dapat dimasifkan pemkot kepada para pelaku UMKM Surabaya. Pertama adalah perlu adanya pembinaan, supporting modal dan dukungan promosi atau marketing. Selain ketiga hal tersebut, kata dia, diperlukan pula ajang pameran seperti event “Karnaval Nang Tunjungan”.

“Sehingga UMKM ini mulai dari proses mengolah, produksi, bahkan penjualan perlu pendampingan dan turunnya pemkot agar UMKM-UMKM ini tetap dapat bisa eksis,” kata dia.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, pihaknya berencana menjadikan event “Karnaval Nang Tunjungan” sebagai agenda tahunan. Event ini juga akan melibatkan kepala daerah di Gerbangkertasusila meliputi Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan.

“Ini baru pertama kami lakukan, Insya Allah akan menjadi agenda tahunan dari Pemkot Surabaya dengan melibatkan para kepala daerah dari Gerbangkertasusila,” kata Eri.

Menurut dia, kegiatan Karnaval Nang Tunjungan ini mampu mengenalkan motif batik khas Surabaya sebagai hasil karya desainer UMKM di Kota Pahlawan. Bahkan, para pengunjung yang hadir juga ikut mengenakan busana batik atau produk lokal UMKM.

“Bangga betul dengan arek Suroboyo, beserta tamu undangan yang hadir menggunakan batik Suroboyo,” kata Eri. ant