https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Tak Bisa Kuliah, Peraih UN IPA Terbaik Jadi Buruh – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Tak Bisa Kuliah, Peraih UN IPA Terbaik Jadi Buruh

Tak Bisa Kuliah, Peraih UN IPA Terbaik Jadi Buruh

Bintang Pos, Surabaya – Seorang pelajar peraih nilai ujian nasional (UN) di bidang IPA se-kabupaten Tulungagung terpaksa menjadi buruh di toko pakan ternak di kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Metta Andriani berkerja menjadi buruh toko pakan ternak karena ingin membantu ekonomi keluarga. Hasrat Metta sebenarnya ingin melanjutkan pendidikan, namun apa daya, saat ini masih harus tertahan karena tak memiliki biaya.

Di toko pakan ternak yang terletak di Jalan Raya Ngujang, Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru,Kabupaten Tulungagung ini lah, Metta mengantungkan nasibnya. Gadis berusia 18 tahun peraih nilai UN terbaik ini harus bergelut dengan pakan ternak untuk membantu perekonomian keluarganya.

Putri pertama pasangan Santosa dan Emi Supangatin, warga Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung ini meraih nilai UN di bidang IPA sebesar 56,45. Dia menjadi yang terbaik di kabupaten Tulungagung.

Hasratnya untuk menjadi guru matematika untuk sementara harus kandas karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah. Meski demikian, Metta pelajar SMA Negeri Kedungwaru ini tetap mencoba keberuntungan dengan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri atau SNMPTN di salah satu universitas negeri di Malang.

Dia mengikuti SNMPTN sambil berharap namanya dapat masuk menjadi siswa yang lolos seleksi, terlebih ada pihak yang membantu biaya pendidikannya. Dengan upah Rp400 ribu per bulan, yang ia dapat dari di pemilik toko, Heny Prakawati, Metta berkerja mulai pukul 13.00 sampai 20.30 WIB.

Sudah satu bulan ini Metta bekerja di toko ini atau sejak selesai UN. Dia bekerja dengan harapan dapat membantu ekonomi keluarga, apalagi tak ada kegiatan setelah selesai UN. Ayah Metta hanya lah seorang kuli batu dan ibunya tukang jahit di konveksi.

“Saya bekerja sejak selesai ujian. Ingin kuliah, mungkin biaya alasan klasik ya, tapi saya berharap ada uluran tangan dari dermawan yang sanggup mewujudkan mimpi saya menjadi guru matematika atau kuliah di mana pun asal dapat melanjutkan pendidikannya,” ceritanya.

Menurut Heny, pemilik toko tempat Metta bekerja, ia merasa kaget dengan anak yang memiliki prestasi namun tidak canggung untuk bekerja sebagai buruh. Menurutnya, Metta tergolong karyawan yang rajin dan tidak sungkan berbaur dengan para pakan ternak lainnya.

Meski memiliki prestasi di Kabupaten Tulungagung, maka ia berharap ada dermawan yang mampu mewujudkan mimpinya. “Metta itu anak yang rajin, enggak apa-apa kerja ditinggal, asal dia kuliah,” tukas Heny.

Akankah ada uluran tangan yang mampu mewujudkan mimpi Metta dan serta Metta lainnya yang tidak mampu di negeri ini? (dtk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *