https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

NU Jatim Tetapkan Idul Adha 15 Oktober – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

NU Jatim Tetapkan Idul Adha 15 Oktober

NU Jatim Tetapkan Idul Adha 15 Oktober

Bintang Pos, Surabaya – Tim Rukyatulhilal Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur gagal melihat hilal (rembulan muda pertanda awal bulan kalender) pada sembilan lokasi, karena terhalang mendung, namun Idul Adha dipastikan jatuh pada tanggal 15 Oktober.

“Hilal tidak terlihat di Jatim, karena mendung, tapi hilal terlihat di Kendari, sehingga Sidang Itsbat di Kementerian Agama RI memutuskan tanggal 1 Dzulhijjah 1434 Hijriah bertepatan dengan tanggal 6 Oktober,” kata koordinator Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim, HM Sholeh Hayat di Surabaya, Sabtu (5/10) malam.

Anggota Badan Hisab Rukyat Provinsi Jatim itu menjelaskan dengan terlihatnya hilal di Kendari, maka Idul Adha atau 10 Dzulhijjah 1434 Hijriah jatuh pada hari Selasa tanggal 15 Oktober. “Jadi, Idul Adha 1434 H bersamaan,” katanya.

Tahun ini, PWNU Jawa Timur menerjunkan Tim Rukyatulhilal pada sembilan titik, yakni Pantai Tanjung Kodok Lamongan, Bukit Condro Gresik, Pantai Ambet Pamekasan, Pantai Gebang Bangkalan, dan Pantai Nambangan Surabaya.

Selain itu, Pantai Awar-awar Tuban, Pantai Nyamplong Jember, Pantai Kalbut Pasir Putih Situbondo, Pantai Gili Ketapang Probolinggo, dan Pantai Ngliyep Malang. “Biasanya, kami menerjunkan 12 tim, tapi kali ini hanya sembilan tim yang aktif,” katanya.

Menurut dia, penetapan Idul Adha yang berdasarkan hasil rukyatulhilal di Kendari itu sebenarnya memperkuat pertimbangan secara “hisab” (perhitungan matematis/astronomis) bahwa akhir Dzulqaidah 1434 H terjadi pada Sabtu (5/10) pagi antara pukul 06.48 WIB hingga 07.53 WIB.

“Menurut hisab Khulasoh Wafiah dan hitungan Kitab Salaf Fathurrouf Almannan bahwa Irtifak sebagai pertanda ketinggian hilal pada Sabtu sore sudah mencapai 2,3 derajat, sedangkan menurut Kitab Irsyadul Murid sudah Irtifak sampai 5,05 derajat versi sistem Hisab Ephemeris Hisab Rukyat,” katanya.

Dengan rujukan dari 21 kitab salaf, modern, dan hisab kontemporer, maka dengan ketinggian hilal sedemikian ada kesamaan kesimpulan bahwa 1 Dzulhijjah akan jatuh pada Ahad tanggal 6 Oktober 2013, namun PWNU Jatim tetap melakukan rukyatulhilal sesuai Hadits Nabi yang memerintahkan rukyatulhilal.

Sementara itu, Muhammadiyah sudah memastikan 1 Dzulhijjah 1434 Hijriah jatuh pada 6 Oktober 2013, berdasarkan hisab “hakiki wujudul hilal” dan hasil musyawarah Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

“Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menyepakatinya melalui ketentuan yang telah ditetapkan bahwa ijtimak menjelang Dzulhijjah terjadi pada 5 Oktober 2013 pukul 07.36 WIB,” ujar Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid.

Dengan ketinggian hilal pada saat terbenam matahari di Yogyakarta berkisar -7 hingga 3 derajat, maka hilal sudah wujud, sehingga Idul Adha atau 10 Dzulhijjah jatuh pada 15 Oktober.

“Penetapan itu ditandatangani oleh Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum PP Mummadiyah Danarto, seperti tertuang
dalam Maklumat No.04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1434 H tertanggal 23 Mei 2013,” katanya. (Ant)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *