https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

surabaya raya – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Pemkot Surabaya ungkap adanya dugaan mafia perizinan

Pemkot Surabaya ungkap adanya dugaan mafia perizinan

Surabaya-Anggota DPRD langsung mereaksi keras. Dugaan mafia perizinan disinyalir melibatkan aparatur sipil negara (ASN) di Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya.

Dugaan mafia perizinan ini cukup mengejutkan, mengingat Pemkot Surabaya sudah menerapkan pengurusan perizinan secara online.

Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Herlina Harsono Njoto mendesak agar dugaan mafia perizinan itu diusut tuntas. ”Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Harus ada pembenahan di internal Pemkot Surabaya dan diusut tuntas,” kata Herlina Harsono Njoto dikutip dari Zona Surabaya Raya (Pikiran Rakyat Media Network).

Politisi Demokrat ini mengimbau agar kepolisian atau Kejaksaan ikut turun tangan, karena diduga ada unsur korupsinya (gratifikasi/suap).

“Bila perlu melibatkan pihak kepolisian, kalau memang ada unsur korupsinya,” lanjut Herlina menegaskan.

Ia mengaku prihatin atas mencuatnya dugaan mafia perizinan di lingkungan Dinkopdag Surabaya.

Herlina menilai kasus tersebut bisa memperburuk integritas ASN Pemkot Surabaya.

“Kami mendesak Pemkot Surabaya melakukan evaluasi internal, agar kasus ini tidak memperburuk integritas kinerja ASN,” ungkap wanita yang menjadi tiga periode anggota DPRD Surabaya ini.

Menurut Herlina, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi harus ambil sikap untuk membenahi perilaku kinerja ASN agar sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yakni sebagai pelayan masyarakat.

Bahkan, lanjut dia, dirinya juga menyarankan, agar kasus ini diusut tuntas, bila perlu diproses hukum, jika terdapat unsur pidana.

Dia menyampaikan kemungkinan mafia perizinan yang pada umumnya tidak dikerjakan oleh satu orang saja. Hal ini yang perlu diurai benang merahnya, agar tidak makin merajarela.

“Biasanya kalau kasus mafia perizinan seperti ini tidak akan dilakukan seorang saja, namun ada beberapa oknum lain yang terlibat. Ini harus diusut karena benar-benar menyakiti masyarakat Surabaya,” papar dia.

Ia menambahkan ASN yang saat ini berpenghasilan lumayan besar, seharusnya setiap tindakannya selalu bisa memikirkan warga Surabaya agar lebih sejahtera.

Herlina juga mengingatkan kepada setiap ASN, bahwa gaji yang mereka terimanya setiap bulan, berasal dari pajak-pajak yang dipungut dari masyarakat sehingga sudah sepatutnya memberikan pelayanan prima untuk orang yang memberi gajinya.

“Bukan malah sebaliknya, menjadi mafia perizinan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinkopdag Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos sebelumnya membenarkan bahwa ada salah satu stafnya yang “bermain” dengan perizinan.

Namun, dia mengaku belum bisa menyampaikan informasi lebih lanjut karena hingga saat ini pihaknya masih mendalami kasus tersebut.

“Iya itu benar, tapi kami mohon izin untuk mendalami dulu,” cetus Yos.

Sebelumnya, dugaan mafia perizinan di Dinas Koperasi Pemkot Surbaaya ini diungkap perwakilan dari Komunitas Peduli Surabaya.

Seperti diberitakan sebelumnya, oknum ASN di Dinkopdag Kota Surabaya diduga menjadi mafia perizinan.

Lembaga tersebut menerima pengaduan dari warga yang kecewa saat pengurusan izin usahanya.

Dugaan mafia perizinan ini terungkap saat warga tersebut mengecek barcode izin outlet yang didapat. Ternyata barcode tersebut tidak bisa diakses.

Sedang SIUP yang diberikan juga bukan milik outletnya itu.

Belakangan diketahui, pengurusan perizinan itu melalui oknum ASN di Dinkopdag yang menjanjikan bisa menyelesaikan perizinan. (li)

Jalan Hidup Anak Penjual Petis di Sidoarjo Jadi Rektor UINSA

Jalan Hidup Anak Penjual Petis di Sidoarjo Jadi Rektor UINSA

Surabaya – Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya hari ini (6/6) resmi memiliki nakhoda atau rektor baru periode 2022-2026. Yakni, Prof Akh. Muzakki MAg. Guru besar bidang sosiologi pendidikan itu tidak lain menjabat wakil Sekjen PBNU. Sebelumnya, sekretaris PWNU Jatim.

’’Betul, beliau sudah resmi menjadi rektor UINSA Surabaya,’’ kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dihubungi JawaPos.com, Senin (6/6).

Prof Muzakki menggantikan Prof Masdar Hilmy, rektor UINSA sebelumnya. Selain kedua profesor tersebut, dua kandidat lain yang diajukan ke Kementerian Agama (Kemenag) sebagai rektor kampus yang dulu bernama IAIN Sunan Ampel itu adalah Prof Titik Triwulan Tutik dan Prof Zumrotul Mukaffa.

Gelar guru besar diterima Muzakki pada 2015 lalu. Mengutip NU Online, ada sejumlah cerita pilu yang mengiringi perjalanan guru besar termuda di Fakultas Ilmu Sosial Politik tersebut. Dari mulai berkas yang sempat hilang, saran dari banyak kolega bahwa menjadi guru besar adalah takdir dan jangan terburu nafsu, hingga sejumlah godaan lain.

Sekelumit kesulitan tersebut disampaikan Muzakki ketika menyampaikan orasi di auditorium UINSA. “Sulit dan ketatnya aturan menjadi guru besar pasti dirasakan berlipat oleh dosen-dosen yang secara kelembagaan berada di bawah Kementerian Agama atau Kemenag,” kata ayah dua anak kelahiran 1974 ini kala itu.

Secara rinci, suami dari Erna Mawati tersebut menceritakan bahwa untuk meraih gelar profesor para dosen yang berada di Kemendikbud hanya mengalami penilaian jenjang universitas dan Dikti. ‘’Sedangkan bagi yang berasal dari Kemenag harus melewati sekian macam dan tingkatan check point penilaian,” terang peraih gelar Graduate Diploma in Southeast Asian Studies dari Fakultas Asian Studies The Australian National University (ANU) Canberra ini.

Seusai dinyatakan lulus di tingkat universitas, berkas usulan dosen dimaksud dinaikkan ke jenjang check point berikutnya, yakni Diktis Pendis Kemenag. Selesai? Ternyata tidak. Berkas yang ada dinilai oleh sidang dewan guru besar Diktis Pendis Kemenag. Berikutnya, penilaian di Dikti Kemendikbud yang sekarang berubah menjadi Kemendikbudristek.

“Di sini, berkas mengalami dua penilaian yakni penilaian angkta kredit atau PAK oleh sidang dewan guru besar dan penilaian dalam bentuk validasi oleh tim kecil yang lebih dikenal dengan tim validasi atau tim siluman,” ungkap peraih gelar master of philosophy (MPhil) dari ANU ini.

Tim siluman yang dimiliki dan dipekerjakan oleh Dirjen Dikti ini menelisik masuk ke “bilik-bilik akademik” sekecil dan sesempit apapun. “Konon, tim siluman ini diberi tugas khusus oleh Dirjen Dikti untuk melakukan validasi dokumen calon guru besar,” terang alumnus program PhD di School of History, Phi losophy, Religion and Classic, the University of Queensland Australia ini.

Belum lagi kesabarannya diuji karena pada pertengahan 2014 ternyata berkas untuk keperluan mengurus gelar profesor itu dinyatakan hilang. Mengapa bisa hilang? “Kemungkinan paling besar ada kaitannya dengan dampak bocor atap dan pindahan kantor sebagaimana disampaikan staf Diktis Jakarta,” kenangnya

Sebab, saat itu menjelang akhir 2013, Diktis yang berkantor di lantai 8 Kantor Kemang RI, di Lapangan Banteng, Jakarta, sedang dilanda bocor atap yang cukup hebat akibat hujan lebat. “Nah, saat itu juga merupakan momen-momen kepindahan kantor Diktis dari lantai 8 ke lantai 7 yang sudah direncanakan sebelumnya,” terangnya.

Dan di titik inilah awal kerumitan terjadi. Dengan sangat terpaksa, seluruh berkas diurus dari awal. Celakanya pihak Diktis hanya memberikan waktu dua minggu untuk menyelesaikan copy dokumen yang hilang tersebut. Bisa dibayangkan, kesulitan mengurus berkas di level universitas di Surabaya hingga ke Jakarta.

Namun, bersyukur akhirnya tantangan ini bisa terlewati. Apakah urusan sudah beres? Ternyata tidak. Ujian lain menghadang. Muzakki mendapat kabar bahwa staf Dikti salah menginput penilaian berkasnya. “Yang  awalnya untuk keperluan guru besar, ternyata beralih menjadi lektor kepala,” kata guru besar ke-49 di UINSA itu.

Akibat salah input ini, mantan dosen di Faculty of Asian Studies ANU Australia ini akhirnya harus rela mengurus berkas kembali. Mau tidak mau menunggu validasi dari berkas yang dibuat dari awal tersebut. Butuh waktu sekitar 3 tahun bagi mantan ketua PW LP Ma’arif NU Jatim ini untuk bisa menyandang gelar profesor bidang sosiologi pendidikan.

“Semua proses itu saya lakukan dengan penuh romantika, persis seperti permainan roller coaster yang kadang menggembirakan dan kadang pula menegangkan,”  katanya.

Kabar gembira diterima pada awal Januari 2015. Anak mantan penjual petis di Pasar Sidoarjo ini terhitung sejak 1 November 2014 layak bergelar profesor dengan SK Nomor 3755/A4.3/KP/2015, yang ditandatangani Mohamad Nasir, Menristekdikti kala itu.  Kini, gelar mendampingi nama Muzakki semakin panjang. Yakni, Prof Akhmad Muzakki, Grand, SEA, MAg, MPhil, PhD.

Di jenjang sekolah, Muzakki adalah alumnus sekolah madrasah. Mulai dari Madrasah Ibdtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU), MTs Negeri, dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Semuanya di Sidoarjo. Lalu, berlabuh ke IAIN Sunan Ampel hingga jadi tokoh seperti sekarang. Selamat Prof! [JP]

Umkm Citraland dan Kecamatan di Surabaya Berkolaborasi

Umkm Citraland dan Kecamatan di Surabaya Berkolaborasi

Surabaya-Citraland berkolaborasi dengan empat kecamatan, yakni Lakarsantri, Pakal, Benowo dan Sambikerep menggelar festival bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bundaran G-Walk Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, ke depan UMKM di setiap wilayah kecamatan juga akan berkolaborasi dengan investor sekitar. Sehingga ketika ada investor yang memiliki tempat, maka UMKM di wilayah sekitar bisa masuk dan terlibat di dalamnya.
“Karena saya yakin, apa yang dicontohkan Citraland ini akan menjadi gerakan yang luar biasa bagi investor-investor lain yang ada di Kota Surabaya,” ujar Eri Cahyadi, Minggu (5/6/2022).
Menurutnya, bentuk kolaborasi antara investor dengan UMKM tak hanya berupa penyediaan tempat atau melalui festival bazar. Bisa pula melalui penyediaan outlet UMKM di hotel atau mensuplai kebutuhan investor yang bergerak di bidang akomodasi penginapan tersebut.
“Bisa dalam bentuk di hotel atau kebutuhan hotel, semuanya bisa kita lakukan. Dan itu sebenarnya sedang menunggu waktu. Karena kerja sama itu sedang kita lakukan dan kita tinggal memproduksi, menampilkan bersama,” ucapnya.
Eri Cahyadi berharap, warga Surabaya khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), perekonomian keluarganya bisa lebih meningkat melalui produk UMKM. Dengan begitu, diharapkan pula mereka segera lepas dari status MBR atau pun daftar penerima manfaat bantuan.
“Kita harus mengubah nasib kita. Dengan cara apa? dengan cara memberikan pekerjaan. Ketika kita memberikan pekerjaan, maka pemerintah harus memasarkan tempatnya di mana. Nah, itulah fungsi dari pemerintah,” ujarnya.
Selain dengan produk UMKM, strategi lain yang dilakukan pemkot untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan adalah melalui program padat karya. Implementasi dari program ini salah satunya dengan melibatkan MBR dalam pembuatan produk tas, sepatu hingga seragam untuk kebutuhan sekolah.
“Itu hari ini yang kita lakukan. Dan saya mohon doanya, dengan kekuatan kebersamaan dan sinergi yang kuat inilah saya yakin Surabaya akan berubah betul di akhir tahun ini,” ucap Eri Cahyadi.
Pada tahun 2021, Eri Cahyadi mengakui, belum bisa fokus bekerja menggerakkan ekonomi kerakyatan. Itu lantaran pada tahun lalu, ia lebih fokus menanggulangi pandemi Covid-19. Juga saat awal tahun 2022, dengan munculnya varian Omicron.
“Tapi dengan kekuataan masyarakat, diberikan contoh kegotong-royongan, kita bisa melewatinya,” ujar Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Oleh karenanya, Eri Cahyadi menyatakan, sekarang ini adalah waktunya ekonomi bangkit. Makanya, ia juga mengajak para investor yang ada di Surabaya agar menggandeng UMKM sekitar untuk menggerakan ekonomi kerakyatan.
“Maka dengan ekonomi kerakyatan itu, kita bisa melewati dengan rasa kegotong-royongan yang kita punya,” ucapnya.(li)

Kampung Pandean Tempat Bung Karno Lahir Sekarang Jadi Ikon Baru Surabaya

Kampung Pandean Tempat Bung Karno Lahir Sekarang Jadi Ikon Baru Surabaya

Surabaya – Pandean. Sebuah kampung di Kota Surabaya. Ikut kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng. Dalam beberapa tahun terakhir, nama Kampung Pandean itu semakin dikenal. Sebab, di kampung itulah diyakini Soekarno atau Bung Karno lahir. Tepatnya, di Pandean Gang IV Nomor 40. Bukan di Blitar.

Pandean termasuk kampung lawas di Kota Pahlawan. Dalam beberapa literatur dituliskan, pada masa masyarakat Hindu-Budha, kampung Pandean disebut salah satu sentra pembuat alat-alat peperangan berbahan besi. Di antaranya, keris, tombak, tameng dan sejenisnya. Alat-alat itu untuk memenuhi kebutuhan kerajaan.

Nah, nama Pandean itu konon juga diadopsi dari kata pandai atau pande. Sebuah pekerjaan dalam mengolah logam besi. Lalu, orang Jawa biasa memberikan imbuhan an pada tempat. Akhirnya, menjadi pandean. Dari hasil penelitian Balai Trowulan, di kampung itu juga ditemukan tempat pembakaran (jobong). Nah, keberadaan jobong itu disebut jadi satu penandanya

Bukan hanya makin dikenal. Karena diyakini Bung Karno lahir di satu gang kampung itu, belakangan Pandean juga telah berubah. Jadi destinasi wisata baru. Rumah yang diyakini sebagai tempat Sang Proklamator itu lahir, telah ditetapkan Pemkot Surabaya sebagai cagar budaya (heritage). Wujudnya semula sederhana. Kini, terasa lebih artistik setelah dirombak pemkot.

Upaya untuk meneguhkan Pandean sebagai tempat Sang Putra Fajar—sebutan lain Bung Karno—terus dilakukan. Terutama para kader PDI Perjuangan Kota Surabaya. Setiap Juni, kawasan itu terasa lebih semarak. Sebab, di bulan keenam pada kalender masehi itulah Bung Karno lahir. Tepatnya, pada 6 Juni 1901 atau 122 tahun silam.

Beragam kegiatan telah digelar PDIP Kota Surabaya. Minggu (5/6) sore, menandai peringatan hari lahir Bung Karno, juga dilaksanakan kegiatan santunan yatim piatu. Tempatnya juga di Pandean Gang IV Nomor 40. Hadir dalam acara itu Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Andreas Hugo Parera, ketua panitia nasional bulan Bung Karno, yang dibentuk DPP PDIP.

Tampak pula Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDIP Kota Surabaya yang juga ketua DPRD Kota Surabaya, Sekretaris DPC PDIP Kota Surabaya Baktiono, dan beberapa kader lain. ’’Bersama anak-anak yatim piatu, kita doakan bersama Bung Karno, yang lahir di rumah kecil ini.  Semoga beliau mendapatkan tempat yang mulia, yang terbaik, di sisi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,” kata Andreas, memberikan sambutan.

Andreas berharap kampung Pandean, terutama Gang IV, makin terangkat lagi di skala nasional dan internasional. Dengan demikian, makin banyak masyarakat yang berkunjung. Terutama kaum muda, pelajar, mahasiswa, kaum milenial. ’’Lalu, kita menghayati bahwa di kampung Pandean Gang IV inilah titik start atau awal perjalanan hidup Soekarno,” ungkapnya.

Bung Karno, lanjut dia, semasa hidup dulu dikenal dekat dengan kaum muda. Anak-anak generasi penerus. ‘’Kita teladani beliau, kita serap api perjuangan Bung Karno untuk rakyat dan bangsa Indonesia,” lanjutnya.

Anak-anak yatim piatu yang diundang itu berasal dari Yayasan Panti Asuhan Ruqoyah, Kelurahan Peneleh. Mereka juga berasal dari Kampung Pandean atau belakangan sudah akrab disebut sebagai Kampung Soekarno,” ujar Sjukur Amaludin, ketua panitia.

Dalam kesempatan itu, Ketua RW 13 Kelurahan Paneleh Farida menyampaikan, pihaknya berterima kasih atas perhatian PDIP terhadap anak-anak yatim piatu. ’’Terima kasih telah memperhatikan anak-anak kami,” ucap dia.

Pada saat bersamaan, hadir pula Taufik Ismail, Ketua DPC PDIP Karawang, Jawa Barat. Dia bersama rombongan menyempatkan datang ke kampung Pandean. Ingin melihat dari dekat rumah lahir Bung Karno. “Saya bersama kawan-kawan habis dari Blitar, berziarah ke Makam Bung Karno. Lalu, kami ke Surabaya, mengunjungi rumah tempat Bung Karno lahir ini,’’ ujarnya.

Taufik juga berharap, rumah tersebut harus dijaga dan terus dirawat. Sebab, dia menyebut rumah itu menjadi salah satu cikal bakal Indonesia.

Sementara itu, Baktiono menyatakan, masyarakat Surabaya harus bangga karena Bung Karno terlahir di Kota Pahlawan. Dia menyebut, penulisan sejarah pada pemerintahan Orde Baru, Bung Karno disebut lahir di Blitar.

‘’Setelah Orde Baru jatuh, maka ditemukan fakta bahwa Bung Karno lahir di salah satu rumah di Kampung Pandean. Jadi, Bung Karno itu Arek Suroboyo,” kata politikus yang juga ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya itu.

Ada Peran Bambang DH, Peter A. Rohi, dan Tri Rismaharini

Sebelumnya, pada Sabtu (4/6) lalu, komunitas penggiat sejarah Begandring Soerabaia, juga menggelar cangkrukan di Kafe Lodji, Jalan Peneleh. Mereka membahas Bung Karno lahir di Surabaya. “Ngobrol gayeng ini sebagai persiapan kami menyusun buku: Bung Karno Lahir di Surabaya. Dan, persiapan pembuatan film dokumenter Putra Sang Fajar,’’ ungkap Kuncarsono, pemandu acara sekaligus inisiator acara itu.

Kuncar, panggilan akrabnya, menyebut penemuan rumah kelahiran Bung Karno salah satunya atas peran Bambang D.H, saat menjadu Wali Kota Surabaya periode 2002-2010 dan almarhum Peter A. Rohi, wartawan yang kala itu memimpin Soekarno Institute. ’’Kita berutang budi pada Pak Bambang DH dan almarhum Pak Peter A. Rohi. Mereka yang melakukan penyelidikan dan riset tempat lahir Bung Karno di Surabaya,” ujar Kuncar.

Hadir  dalam diskusi itu antara lain Anggota DPR RI Andreas Hugo Parera dan pengurus PDIP dari Kota Surabaya maupun Jatim. Di antaranya, Adi Sutarwijono, anggota DPRD Kota Surabaya Budi Leksono, dan Khusnul Khotimah yang juga menjabat ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya. Lalu,

Whisnu Sakti Buana, mantan Wali Kota  Surabaya dan penyanyi Andre Hehanusa.

‘’Kami mendukung penuh upaya menulis buku dan film dokumenter tentang Soekarno yang lahir di Surabaya. Sebab, masih banyak masyarakat yang mengganggap Bung Karno lahir di Blitar, seperti dinarasikan rezim Orde Baru. Jadi sejarah harus diluruskan, selurus-lurusnya,” kata Adi Sutarwijono.

Dalam kesempatan itu, Bambang D.H. menceritakan, penemuan fakta Soekarno lahir di Surabaya semula dipicu pernyataan almarhum Roeslan Abdulgani, sahabat Bung Karno dan mantan menteri luar negeri. Cak Roes, panggilan akrab Roeslan Abdulgani, juga asli kelahiran Kampung Peneleh.

’’Cak Roes mengatakan pada saya, bahwa Bung Karno lahir di Surabaya. Kemudian Pak Peter A. Roni yang waktu itu melakukan riset dan penelitian, memperkuat dengan data dan fakta, di antaranya berdasar kesaksian data sekunder. Sampai ditemukan rumah kecil di Pandean Gang IV Nomor 40,” ungkap pria yang kini menjadi anggota DPR RI itu.

Semasa Wali Kota Surabaya dijabat Tri Rismaharini, rumah tempat lahir Bung Karno di Pandean tersebut dibeli dari penghuni oleh pemkot. Kunci rumah telah diserahkan ahli waris pada 17 Agustus 2020. Tepat di Hari Kemerdekaan Indonesia. Cangkrukan itu bertambah gayeng dengan alunan suara khas penyanyi Andre Hehanusa dengan lagu Indonesia Tanah Air Beta.

’’Kawasan ini layak menjadi tempat anak-anak muda, kaum milenial, dengan sajian ragam kuliner Nusantara, yang menjadi kesukaan Soekarno. Semoga ini bisa diwujudkan. Merdeka!” kata Andre Hehanusa, yang juga membawakan lagu Kuta Bali. JPS

DPRD Reni : Kolaborasi tiga kepala daerah percepat pemulihan ekonomi Surabaya Raya

DPRD Reni : Kolaborasi tiga kepala daerah percepat pemulihan ekonomi Surabaya Raya

Nusantara7.com, Surabaya  – Pimpinan DPRD Kota Surabaya menilai kolaborasi tiga kepala daerah di wilayah Surabaya Raya meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo

akan bisa mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

“Sinergi seperti ini sangat penting dan semoga bisa terus bisa berkesinambungan,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti, di Surabaya, Sabtu.

Ia berharap ada tindak lanjut dari pertemuan tiga kepala daerah yakni Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) dalam satu forum Surabaya Bussiness Forum (SBF) pada Sabtu (21/5).Menurut Reni, SBF yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kota Surabaya dengan tajuk #LokalBerdaya itu sebagai upaya membantu kebangkitan ekonomi khususnya para pelaku UMKM di Surabaya Raya usai dua tahun lebih diterpa pandemi.

Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap hasil dari agenda tersebut memberikan kemanfaatan yang besar untuk memajukan di tiga daerah di Surabaya Raya.

Selain itu, kata dia, khusus untuk Kota Surabaya agar UMKM Kota Pahlawan bisa naik kelas dan mampu lebih menyentuh pelaku usaha yang ada di akar rumput.

Untuk itu,  pihaknya mengajak  seluruh pemangku kepentingan agar bersama-sama dengan Pemkot untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi melalui penguatan UMKM.

“Jika ini berjalan secara luas, maka akan berpengaruh terhadap pengentasan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan rakyat,” ujar dia.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, sekitar 90 persen pergerakan ekonomi di Surabaya didukung oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menggerakkan UMKM , Pemkot Surabaya juga menjalin kerja sama dengan perhotelan di Surabaya.

“Misal, untuk kebutuhan slippers (sandal hotel), diproduksi dan disuplai oleh UMKM Surabaya. Juga, kebutuhan batik, celana hingga sepatu ASN (aparatur sipil negara) pemkot itu belinya pun di UMKM,” kata dia.

Meski demikian, lanjut dia, untuk menggerakkan ekonomi Surabaya, tidak lepas dari dukungan daerah aglomerasi, yakni Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo. Maka dari itu, Wali Kota Eri mengakui, selama ini dia juga menjalin kolaborasi dengan kedua kepala daerah tersebut.

“Apa yang diproduksi Surabaya itu bisa dikasihkan ke Gresik. Demikian juga Gresik dan Sidoarjo, apa yang bisa kami ambil itu dijual ke Surabaya. Karena Surabaya Raya (Surabaya, Gresik dan Sidoarjo) adalah suatu keluarga besar yang tidak bisa dipisahkan,” ujar Eri. (ant)