https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

‘Sulap’ Kulit Kambing Jadi Karpet, Wanita Ini Raup Rp 200 Juta/Bulan – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

‘Sulap’ Kulit Kambing Jadi Karpet, Wanita Ini Raup Rp 200 Juta/Bulan

‘Sulap’ Kulit Kambing Jadi Karpet, Wanita Ini Raup Rp 200 Juta/Bulan

Bintang Pos, Jakarta – Kulit kambing banyak memiliki kegunaan diantaranya bisa dipakai sebagai karpet dan berbagai produk lainnya. Melalui tangan kreatif dan kejelian membaca peluang, kulit bisa menjadi produk yang bernilai tambah tinggi.
Shintamie Suryaputri, perempuan 28 tahun asal Jogjakarta ini, mampu menyulap kulit kambing menjadi sesuatu yang unik, menarik dan memiliki nilai jual tinggi.

Ia mengatakan, untuk satu buah karpet kulit kambing bermotif dibanderol dengan harga Rp 600.000. Sementara untuk yang polos (natural), harga jualnya lebih murah hanya Rp 300.000 per produknya.

“Karpet ini dari kulit kambing asli, hand painted. Kambingnya pakai kambing lokal,” kata Shinta saat disambangi media, di Pameran Inacraft 2013, JCC.

Shinta juga mampu menyulap kulit sapi, kambing, dan ular menjadi tas-tas cantik. Bahkan, harga tas-tas itu bisa mencapai Rp 2 juta per buahnya. Sementara untuk dompet, bisa lebih murah, hanya Rp 75.000 sampai Rp 500.000 per satu dompet.

“Kalau tas sama dompet dari kulit sapi, kambing, sama ular. Ularnya bisa ular air, cobra, atau piton. Kalau tas harganya mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 2 juta. Dompet bisa lebih murah,” kata dia.

Dari bisnisnya ini, Shinta mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 100 juta per bulan. Bahkan, jika barang-barang tersebut diekspor, omzetnya bisa lebih tinggi hingga sampai Rp 200 juta per bulan. Dia menyebutkan, bisnis yang sudah dirintis sejak 2006 ini, sudah mampu menembus negara Australia dan Eropa.

“Saya mulai dengan konsep baru dengan design sendiri itu dari 2006 pakai nama tokonya ‘As Java Leather’. Kita sudah ekspor ke Australia dan Eropa. Omzet ya sekitar Rp 70 juta sampai Rp 100 juta. Tapi kalau ekspor bisa sampai Rp 200 juta per bulan” kata Shinta. (det-pgh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *