https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Pelaku UMKM di Surabaya Terkendala Pemasaran Produk – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Pelaku UMKM di Surabaya Terkendala Pemasaran Produk

Pelaku UMKM di Surabaya Terkendala Pemasaran Produk

Surabaya – Geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Surabaya mulai tumbuh. Sayang, belum semua UMKM terfasilitasi dengan baik. Salah satunya, UMKM yang berada di bawah unit bank sampah. Padahal, jumlah pelaku usahanya mencapai ratusan dan tersebar di semua wilayah.

Salah satunya, unit kerja dari Bank Sampah Sektor Samber. Jumlahnya sangat banyak. Saat ini total ada 80 UMKM binaan. Setiap binaan minimal ada lima UMKM. ’’Kalau dibuat rata-rata, segitu ya bisa ada 400 UMKM,’’ kata Manajer Bank Sampah Sektor Samber Machmuda.

Jumlah tersebut hanya hitungan kasar. Sebab, di beberapa binaan, terdapat lebih dari 5 UMKM. Misalnya, di tempat Machmuda, ada 12 pelaku UMKM. Mereka itu tersebar di semua kecamatan dan kelurahan.

Menurut dia, kalau segi modal, tidak ada masalah. Sebab, ada pihak bank yang memberikan kreditur. ’’Yang tergabung di sini itu mudah dapat dana kreditur,’’ terangnya.

Hanya, lanjut dia, ratusan pelaku UMKM belum terfasilitasi oleh pemkot. Dengan demikian, pengembangannya terhambat. ’’Terutama dalam hal pemasaran. Selama ini, belum ada pelatihan tersebut. Termasuk soal packaging,’’ paparnya.

Beberapa pelaku UMKM juga terpaksa berhenti produksi. Sebab, mereka tidak mampu memasarkan. Apalagi, harga bahan pokok sekarang naik. ’’Kami berharap dan pengin sekali bisa mendapatkan pelatihan semacam itu,’’ kata Machmuda.

Salah seorang pelaku UMKM Indra Anjarsari menyatakan, dirinya terpaksa berhenti menjual kerupuk rambak kerbau. Sebab, harga minyak mahal. Warga Ketintang itu belum pernah mengikuti pelatihan untuk pengembangan UMKM.

Indra berharap ada pengembangan dari sisi digitalisasi pemasaran. Sayang, materi seperti itu belum didapatkannya. Padahal, beberapa pelaku UMKM sudah memiliki pembayaran sistem digital.(jp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *