Nusantara7.com, Bangkalan – Penguatan semua sektor menjadi kunci utama penurunan kasus stunting khususnya di Kabupaten Bangkalan. Hal itu disampaikan Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron saat menghadiri acara Bersinergi Mendukung Penanganan Stunting dan Pengobatan Massal di Desa Lantek Timur, Kecamatan Galis, Bangkalan, Rabu (9/2/2022).
Menurut Bupati Ra Latif , persoalan stunting merupakan agenda pembangunan nasional. Sementara Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu lokus Kabupaten dalam pencegahan dan penanganan stunting di Jawa Timur. Dalam RPJMN 2024 telah ditetapkan bahwa angka prevalensi stunting ditargetkan turun menjadi 14 persen. Berdasarkan SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) tahun 2021 prevalensi stunting 38,9% sedangkan Jawa Timur 23,5%. Jumlah stunting di Kabupaten Bangkalan tahun 2021 berdasarkan bulan timbang yaitu 2287 orang.
Dijelaskanya, Salah satu pencegahan dan penanganan stunting melalui 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) mulai adanya konsepsi (dari masa kehamilan) hingga anak usia 2 tahun.
“Pencegahan stunting dapat dilakukan melalui pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri, pemeriksaan kesehatan untuk calon pengantin, pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, pemberian makan yang tepat pada bayi dan anak sesuai jumlah, frekuensi, dan usia, pemberian vitamin A dan obat cacing setiap 6 bulan sekali serta melakukan pengukuran dan penimbangan balita di posyandu setiap bulan sehingga orang tua balita mengetahui kondisi kesehatan dan status gizi balita tersebut,” jelasnya.
Ra Latif menambahkan, sesuai Perpres 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, dalam program pencegahan dan penanganan stunting tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan namun diperlukan koordinasi, sinkronisasi, dan harmonisasi dengan sektor lain.
“Karena tingkat keberhasilan program penurunan stunting terpadu juga perlu dukungan dari lintas sektor antara lain PKK, kader, aparatur desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengajak dan mendampingi ibu balita untuk datang ke posyandu setiap bulan sehingga ibu balita mengetahui kondisi kesehatan dan status gizi balita. Saya berharap kemitraan ini dapat dibangun dan semakin dikuatkan, untuk mewujudkan Kabupaten Bangkalan zero stunting,” pungkasnya. pemk