https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

2015, Indonesia Terancam Diserbu Insinyur Impor – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

2015, Indonesia Terancam Diserbu Insinyur Impor

2015, Indonesia Terancam Diserbu Insinyur Impor

JAKARTA – Persatuan Insinyur Indonesia menyatakan, Indonesia terancam diserbu insinyur impor atau asing mulai 2015, bertepatan mulai diberlakukannya liberalisasi pasar ASEAN.

“Ini ancaman nyata. Indonesia bakal diserbu insinyur impor atau asing, bila tidak segera melakukan terobosan radikal. Faktanya kita hanya punya 164 orang insinyur per satu juta penduduk. Idealnya harusnya 400 orang insinyur per satu juta penduduk,” kata Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bobby Gafur Umar kepada pers di Jakarta, Senin (11/11).

Ditemui di sela Konferensi Federasi Organisasi Insinyur Se-ASEAN ke-31 (Conference of ASEAN Federation of Engineering Organisations 2013/CAFEO) 11-14 November, ia mengatakan, jika dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia, posisinya sudah 397 insinyur per satu juta penduduk dan Korea 800 insinyur per satu juta penduduk.

“Mirisnya lagi adalah minat para siswa lulusan sekolah lanjutan atau SMU untuk meneruskan ke pendidikan tinggi sampai menjadi insinyur, kelihatan sekali menurun. Kita hanya punya 11 persen atau 1,05 juta dari total sarjana yang ada,” katanya.

Menurut dia, idealnya adalah 20 persen dari seluruh sarjana adalah para insinyur, sedangkan di Malaysia saja, rasio antara insinyur dan seluruh sarjana lulusan perguruan tinggi mencapai 50 persen.”Malaysia sekarang punya 13 juta sarjana teknik dari total 27 juta penduduknya,” kata Boby.

Ia menjelaskan, berdasarkan sebuah kajian, Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi hingga 2015 membutuhkan sedikitnya tambahan 129.500 insinyur per tahun. Sedangkan pada 2015 sampai 2030, Indonesia memerlukan sedikitnya 175 ribu insinyur untuk mendorong industri dan kawasan ekonomi khusus.

Mengutip pernyataan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, katanya, “Jangan sampai insinyur asing yang masuk dan mengolah sumber daya alam kita. Tidak boleh terjadi,” katanya.

Ia juga menyebut, Indonesia harus sedikitnya menambah sedikitnya 175 ribu sarjana teknik per tahun pada 2025, jika ingin mencapai pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita 20.600-25.900 dolar AS.rep

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *