https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

vaksin moderna – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Tidak Hanya Vaksin Moderna dan Pfizer yang Aman Buat Autoimun

Tidak Hanya Vaksin Moderna dan Pfizer yang Aman Buat Autoimun

Madura9.com, Jakarta – Imbauan soal vaksin moderna bisa digunakan bagi penderita autoimun. Namun benarkah hanya vaksin moderna yang aman untuk penderita autoimun?
“Tidak benar hanya Moderna yang bisa untuk autoimun,” kata Profesor dan dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi dan onkologi medik di RSCM, Aru Wisaksono Sudoyo dikutip dari Antara.

Dia mengungkapkan bahwa pada dasarnya semua jenis vaksin bisa digunakan oleh pasien autoimun, asalkan status penyakitnya terkontrol, pengobatan, dan ‘izin’ dokter.

Hal senada juga diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi-onkologi medik di RSCM, Ikhwan Rinaldi, bahwa dokter nantinya yang memberikan rekomendasi pada pasien terkait bisa tidaknya dia disuntik vaksin Covid-19.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan hal serupa, penderita autoimun dapat menerima vaksin jenis manapun dengan syarat kondisinya terkontrol dengan baik dibuktikan dengan surat rekomendasi dari dokter.

Meski demikian, Kementerian kesehatan merekomendasikan penderita autoimun untuk memilih vaksin dengan platform teknologi mRNA seperti Moderna atau Pfizer.

“Tetapi ada yang memang tidak bisa, sehingga hanya dianjurkan diberikan vaksin yang platform mRNA seperti Pfizer dan Moderna,” kata Nadia .

Bagaimana sebenarnya kondisi yang terkontrol?

Kondisi klinis terkontrol artinya komorbid dalam kondisi terkendali, tidak sedang sakit atau mengalami gejala masalah kesehatan berkaitan dengan komorbidnya.

“Klinis baik boleh [menerima vaksin]. Ada alergi atau autoimun, kalau klinis baik boleh diimunisasi [vaksinasi],” kata Zakiudin Munasir, dokter spesialis anak sekaligus ahli alergi dan imunologi anak RSCM.

Dia melanjutkan vaksinasi sah-sah saja dilakukan selama pasien tidak sedang mengonsumsi obat penekan kekebalan (imunosupresan). Konsumsi imunosupresan bakal membuat vaksin sia-sia diberikan. cnn

Efek Samping Vaksin Moderna Lebih Berat dari Sinovac

Efek Samping Vaksin Moderna Lebih Berat dari Sinovac

Surabaya – 50% Tenaga kesehatan (nakes) di Jawa Timur sudah menjalani vaksin COVID-19 Moderna sejak awal Agustus. Efek sampingnya disebut lebih berat dirasakan dibanding saat vaksin Sinovac.

“Vaksin Moderna sudah jalan se-Jatim sudah 50-60%,” kata Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim.

Dodo mengatakan, ada beberapa laporan efek samping usai vaksin Moderna. Namun, tidak ada laporan KIPI berat.

“Nakes panas yang jelas itu, demam ada yang sampai 38-39?C. Kalau 39?C kita perlu perhatian itu. Tapi hari kedua, ketiga sudah turun, aman,” ujarnya.

Menurut Dodo, rerata efek demam dan tubuh menggigil selalu berbarengan dialami para nakes.

“Terus bekas suntikannya kemeng, jarem itu tangan kalau digerakkan sakit di tangan atas yang benjol. Laporan lagi dari yang demam, badannya rasanya sakit semua, dipegang nyeri. Orang kalau demam kan seperti itu,” jelasnya.

Selain itu, nakes yang sudah divaksin moderna ada yang merasakan tuduhnya lemas, meriang dan nyeri menjadi satu. Meski begitu efek samping yang dirasakan nakes tidak menimbulkan efek berat.

“Memang greges, nyeri dan sebagainya itu lebih berat dari pada waktu disuntik sinovac. Tapi, kita lihat efikasinya 90% lebih bagus. Selama ini belum ada laporan KIPI yang efeknya berat,” pungkasnya.

(dtk)