https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

nizam – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Kemendikbudristek Sebut Tak Jamin Masuk PTN Siswa yang Punya Ekonomi Tinggi

Kemendikbudristek Sebut Tak Jamin Masuk PTN Siswa yang Punya Ekonomi Tinggi

Nusantara7.com,  Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam mengatakan semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk masuk ke perguruan tinggi.

Diketahui bahwa proses pendaftaran penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri (PTN) akan segera dimulai. Dirinya pun memastikan kampus tidak memihak kepada calon mahasiswa manapun.

“Apalagi disebutkan mendahulukan siswa yang berekonomi tinggi akan mendapat prioritas, itu bohong,” ungkap dia dalam Silaturahmi Merdeka Belajar secara daring, Jumat (4/2).

Adapun jikalau memihak, perguruan tinggi hanya boleh berpihak pada prestasi siswa. Kampus melakukan seleksi kepada calon mahasiswa melihat rekam prestasi peserta didik.

“Mulai dari rapot, terus juga hasi dari ujiannya. Jadi persaingan ketat ada di situ. Tidak mungkin prestasinya baik tidak diterima tapi yang peringkat prestasinya rendah itu dia diterima,” tuturnya.

Oleh karena itu, Nizam mengingatkan agar para pelajar SMA, SMK maupun MA untuk tekun dan serius dalam belajar. Pasalnya, hal tersebut akan menjadi modal awal untuk bisa menembus perguruan tinggi. “Yang penting belajar sesuai kurikulumnya, belajar serius dan tekun,” pungkas dia. (atr)

Dirjen Diktiristek Ingatkan Bahaya Broken Link Kampus dan Dunia Kerja dalam Pembukaan ISST 2021

Dirjen Diktiristek Ingatkan Bahaya Broken Link Kampus dan Dunia Kerja dalam Pembukaan ISST 2021

Nusantara7.com- Pemerintah terus berupaya meningkatkan relevansi kurikulum di pendidikan tinggi dengan dunia industri. Tujuannya, riset dan inovasi di perguruan tinggi sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Nizam menyampaikan jangan sampai terjadi broken link antara perguruan tinggi dengan dunia usaha.

Andai broken link ini terjadi, maka inovasi atau riset di perguruan tinggi tidak relevan dengan kebutuhan dunia industri. Di antara cara mencegah broken link itu, dengan membuat fleksibilitas dalam kurikulum perguruan tinggi. Seperti memperbanyak kesempatan mahasiswa untuk terjun di dunia kerja atau dunia industri.

Sebaliknya kampus juga terbuka untuk dunia industri atau dunia kerja dalam proses pembelajaran. Misalnya pelibatan tenaga ahli atau tenaga terampil dalam pembelajaran.
“Kami berupaya menjamin tidak terjadi broken link antara kampus dengan kebutuhan dunia kerja,” kata Nizam dalam pembukaan International Seminar of Science and Technology for Society Development (ISST) 2021 Universitas Terbuka (UT), Kamis (14/10).

Lebih lanjut Nizam mengatakan, saat ini terdapat tantangan yang luar biasa. Di tengah perkembangan teknologi dan revolusi industri 4.0 diperkirakan ada 23 juta pekerjaan yang bakal digantikan oleh robot atau sistem komputasi. Tetapi, di balik ancaman tersebut, kemajuan teknologi juga membuka peluang 27 juta sampai 46 juta juta pekerjaan baru.

“Kami terus berupaya menyiapkan mahasiswa. Supaya memiliki skill sesuai dengan kondisi market yang semakin kompetitif,” jelasnya.

Nizam mengatakan, Pemerintah terus berupaya mengolaborasikan perguruan tinggi dengan dunia industri. Dia meyakini bahwa inovasi tetap menjadi tulang punggung kemajuan Indonesia ke depannya.

Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga menyampaikan perguruan tinggi menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi produk merah putih. Ada sejumlah penekanan untuk perguruan tinggi. Yaitu pengembangan iptek hijau atau sustainable development, membangun iptek biru yang berbasis sumber daya maritime, akselerasi transformasi digital, serta inovasi pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. (jwp)