https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

emil dardak – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Emil Dardak apresiasi gelaran Forum Kapasitas Nasional Wilayah Jabanusa di Surabaya

Emil Dardak apresiasi gelaran Forum Kapasitas Nasional Wilayah Jabanusa di Surabaya

Nusantara7.com, Surabaya  – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi kegiatan Forum Kapasitas Nasional untuk kalangan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara (Jabanusa) yang digelar SKK Migas di Surabaya, Selasa.

“Forum ini memberi kesempatan bagi pelaku industri dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk memasok utilisasi produk maupun jasa yang dibutuhkan oleh SKK Migas, terutama di wilayah Jatim,” kata Emil.

Emil mengatakan pihaknya ingin pelaku usaha di Jatim punya integritas, bisa dipercaya, dan amanah. Kedua, masalah kompetensi, ini yang relatif.

Forum tersebut dinilai Emil cukup efektif dalam menjembatani komunikasi dan menjodohkan perusahaan daerah dengan mitra. Sehingga bisa bekerja sama membangun pengalaman, kompetensi, dan kapasitas untuk menjawab kebutuhan industri migas yang ada di Jatim.

Pada kesempatan itu Emil juga menyambut baik rencana SKK Migas menyongsong target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas (BSCFD) di tahun 2030.

“Kami mendengar ada rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi di minyak. Artinya ada peluang. Peningkatannya tadi kami lihat potensinya bisa meningkat hampir 40 persen,” katanya.

“Ini kan signifikan sekali dari 700 ribu barel menjadi 1 juta barel targetnya. Kita harap di Jatim juga mendapatkan potensi yang kurang lebih sama,” tutur Emil menambahkan.

Senada, Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Rudi Satwiko menambahkan, jika pihaknya terus mendorong peran industri nasional maupun lokal di seluruh pelaksanaan aktivitas industri hulu migas.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan terjadi kerja sama bisnis di antara pelaku usaha penunjang industri hulu migas, yang kemudian menciptakan dampak berganda bagi perekonomian nasional.

“Saat ini kalau dari sisi total mayoritas sudah mencapai kira-kira sekitar 63 persen serapan industri lokal,” kata dia.

“Tapi ini sampai bulan Mei 2022 target kita karena nanti masih ada kontrak-kontrak sampai akhir tahun maka minimum kita akan mengejar sampai 57 persen,” ujar Rudi, menambahkan.

Rudi mengungkapkan, selama ini serapan komponen industri buatan lokal paling besar adalah pendukung peralatan teknikal, seperti valve dan pipa.

“Paling besar karena sekarang ini sudah mulai banyak transisi teknologi, sekarang kehadiran daripada Industri teknikal seperti valve kemudian pipa yang dulu impor sekarang sudah banyak dibangun oleh pabrikan dalam negeri,” katanya.

Selain itu, bisnis di antara pelaku usaha industri hulu migas lokal dan nasional turut memperkuat kapasitas nasional, untuk mengejar target produksi 2030, sesuai roadmap SKK Migas menuju produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD di tahun 2030.

Hal ini sejalan dengan program pembinaan lingkungan, yang merupakan bagian dari program G-20.

SKK Migas sejak 2015 terus mendorong peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di industri hulu migas untuk memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

Upaya yang dilakukan SKK Migas tersebut membuahkan hasil sehingga terjadi peningkatan angka TKDN dari 50 persen di 2015 menjadi 58 persen pada pembelanjaan barang/jasa hulu migas per September 2021.

Capaian tersebut di atas target ditetapkan pemerintah sekitar 50 persen pada 2024 dan melebihi target 2021 yang ditetapkan SKK sendiri sebesar 57 persen.

Sementara itu, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi, menegaskan kembali peranan industri hulu migas yang masih menjadi kontributor utama bagi perekonomian nasional dan daerah.

Keberadaan industri tersebut, katanya, memberikan kontribusi positif bagi pendapatan sejumlah pemerintah daerah melalui dana bagi hasil migas, yang secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

“SKK Migas bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mendorong peningkatan peran industri nasional maupun lokal di seluruh pelaksanaan aktivitas industri hulu migas demi pencapaian target TKDN 2022 dan mengejar visi 2030,” ujar Erwin.

Salah satu usaha yang dilakukan SKK Migas, kata Erwin, adalah dengan mempertemukan kedua belah pihak (business matchmaking) untuk memanfaatkan peluang pengadaan barang dan jasa hulu migas.

“SKK Migas akan terus berupaya melaksanakan program kerja yang berkesinambungan dan berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan penggunaan barang/jasa dalam negeri di kegiatan hulu migas sesuai dengan amanah pemerintah,” ujarnya. (ant)

Wagub Jatim Emil Dardak dan Ustadz Abdul Somad bertemu di Gontor Ponorogo

Wagub Jatim Emil Dardak dan Ustadz Abdul Somad bertemu di Gontor Ponorogo

Nusantara7.com, Ponorogo – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berkunjung ke Ponorogo. Kunjungannya di hari Minggu (21/10) ini, untuk menghadiri acara pernikahan Naahilah Hunafaa’ Al Qudsy dengan Hanif Indra Kusuma yang digelar di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG).

Dalam kesempatan itu, istri Arumi Bachsin itu, didapuk untuk mengisi sambutan. Dalam awal sambutannya, Emil berceletuk bahwa saat ini dirinya sedang audisi untuk menjadi santri naturalisasi di Pondok Mondern Darussalam Gontor.

“Saya ceritanya sedang diaudisi untuk menjadi santri naturalisasi. Kalau tadi pak Bupati Ponorogo sudah diakui, kalau saya masih proses,” ujar Mantan Bupati Trenggalek sembari tertawa, pun diikuti gelak tawa hadirin yang undangannya terbatas tersebut.

Emil menceritakan bahwa kehadirannya di Pondok Modern Darussalam Gontor kali ini menjadi ajang nostalgia bagi dirinya. Terutama saat dirinya dulu masih menjadi Bupati Trenggalek. Seringnya ke Pondok, karena dirinya bupati yang bertetanggaan dengan Ponorogo.

Selanjutnya, Emil mengutarakan secara singkat tentang silsilah keluarga KH Hasan Besari yang ternyata masih ada silsilah dengan keluarga besar ayahandanya, Hermanto Dardak.

“Terus kalau ngerunut-runut Kyai Hasan Sahal, katanya wonten Kyai di ponorogo yang masih nyambung keturunannya itu ke Trenggalek yaitu Kyai Hasan Besari. Dimana itu memang kalau dari ayah saya keatasnya. Keluarganya memang disebutnya Kauman. Dan tinggalnya disamping masjid. Eyang putri kami itu memang kakeknya-lah yang mendirikan Masjid Jami Trenggalek,” ulas Emil.

“Jadi salah satu ilmu jadi santri salah satunya ilmu nasab, kalau ditanya bener atau tidaknya garis silsilahnya, wallahualam,” terus Emil.

Dia menyebut jika semua akan menjadi saudara jika ditarik dari atas. Sehingga nanti tumbuh rasa persaudaraan. Dimana muaranya akan memunculkan suasana guyub seperti acara pernikahan ini.

“Jadi gatuk gatuk kiri kanan, lama lama semua orang saya akui saudara semua disini dan memang itu semua intinya jadi saudara kalau ditarik diatas,” tandasnya yang kemudian disambut tawa oleh para hadirin.

Menurutnya, Pondok Modern Darussalam Gontor memilik kenangan tersendiri bagi Emil. Sebab di pondok yang berada di Kecamatan Mlarak ini, merupakan tempat terakhir pertemuannya dengan adik kandungnya Eril Dardak, yang meninggal pada tiga tahun silam.

“Keluarga saya disini merasa sangat dekat, karena waktu itu memori terakhir bersama adik saya Eril Dardak dan saat itu kita menghadiri pernikahan,” ucapnya.

“Ini adalah takziah sekaligus juga mendoakan dan memberi kekuatan dan ini benar-benar sangat berkesan bagi kami,” tambah Emil.

Ditengah sambutannya, Emil juga sempat menyapa Ustad Abdul Somad yang juga hadir secara langsung.

“Jadi kalau ditanya ini acara internal rasanya internal, karena saya yakin buat Ustad Abdul Somad ini internal, buat saya juga boleh mengaku ini internal karena kedekatan,” terang Emil.

Setelah itu, Pria berusia 37 tahun tersebut kembali berceletuk, berharap agar dirinya lulus audisi menjadi ‘santri naturalisasi’ Pondok Modern Darussalam Gontor.

“Saya berharap mudah mudahan beberapa penyampaian saya ini bisa diluluskan untuk menjadi santri naturalisasi,” ucapnya sambil tersenyum.

Sebagai penutup sambutannya, Emil berharap agar Ponpes Modern Darussalam Gontor akan terus melahirkan banyak tokoh penting yang memberikan sumbangsih besar bagi Indonesia.

Tak hanya itu, seusainya memberikan sambutan, Emil yang hendak turun dari panggung acara, diminta tetap di panggung karena band pengiring tiba-tiba memainkan lagu kemesraan. “Ya, ini syarat terakhir untuk menjadi santri naturalisasi, bernyanyi lagu kemesraan,” celetuk Emil dan diikuti gela tawa dari seluruh tamu.

Sembari tetap bermasker, Emil melantunkan lagu “Kemesraan”.

Sementara itu, Ustadz Abdul Somad (UAS) yang dapat giliran sambutan setelah Emil, merespon candaan Emil Dardak sebelumnya. UAS menyampaikan bahwa dirinya juga sudah menjadi santri sejak menikah dengan Fatimah Az Zahra yang merupakan alumnus Ponpes Gontor.

“Saya sebenarnya sudah jadi santri sejak 6 bulan lalu saat dinikahkan dengan alumnus Gontor, tapi kali ini mengikuti evaluasi semester,” kata UAS sambil tersenyum.(brj)

Wagub Jatim Minta Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur Kali Lamong Gresik

Wagub Jatim Minta Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur Kali Lamong Gresik

Nusantara7.com, Gresik  – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak meminta pembangunan infrastruktur Kali Lamong tetap menjadi prioritas meski ditengah pandemi covid-19.

Pernyataan ini disampaikan saat menghadiri Dialog Terbatas ‘Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Tengah Pandemi’ yang diselenggarakan oleh wartawan bersama DPRD Kabupaten Gresik kemarin (20/11).

Mantan Bupati Trenggalek itu mengatakan, percepatan pembangunan infrastruktur menjadi isu utama pemerintah. “Isu infrastruktur itu adalah isu yang utama meski pandemi covid-19 belum berakhir,” katanya.

Diakui Emil, tekanan anggaran yang besar akibat dari adanya pandemi membuat pemerintah harus memutar otak kembali dalam menentukan skala prioritas percepatan pembangunan infrastruktur.

“Realitanya adalah tekanan anggaran yang luar biasa itu membuat sulit. Maka kita harus lebih realistis melihat apa sih yang bisa kita percepat,” ujarnya.

Yang dimaksud percepatan lanjut dia, mungkin ada satu hal yang akan mengorbankan prioritas yang lain. Tapi ini harus berani membuat pilihan-pilihan sulit.

Emil menambahkan, terkait dengan itu dirinya menghimbau agar lebih berhati-hati dan teliti dalam menentukan anggaran pembangunan infrasatruktur terutama yang berkaitan dengan akselerasi ekonomi seperti penanganan Kali Lamong.

“Penanganan Kali Lamong misalnya tentu ada indikasi pengurangan anggaran. Ini yang harus kemudian kita minta lagi direview,” imbuhnya.

Oleh karena itu, prasayarat pertama dalam akselerasi ekonomi yaitu melakukan pencegahan terhadap banjir. Sehingga investasi di Gresik akan bertumbuh pesat.

“Kalau banjir sudah teratasi maka kemudian kita bisa memberikan kepastian investasi di Gresik,” ungkap Emil.

Adanya Perpres 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi, akan membuat Kabupaten Gresik menjadi daerah strategis di dalam kerangka Gerbang Kertasusila.

“Posisi gresik ini menjadi sangat strategis didalam kerangka gerbang kertasusila karena kawasan industri juga pengembangan aglomerasi surabaya,” papar Emil.

Emil menyatakan memang ke arah barat itu, baik yang di Gresik Kota maupun yang ke arah selatan seperti Driyorejo, Kedamean, Cerme itu kawasan yang juga berkembang seiring dengan adanya Jalan Tol dan juga potensi pengembangan jalan lingkar luar barat Surabaya.

Dirinya beharap, daerah-daerah tersebut akan menjadi hunian idaman para generasi milenial seperti layaknya yang ada di Serpong yang juga menjadi hunian idaman bagi para milenial yang bekerja di daerah Jakarta.

“Harapannya kita nanti, kalau ini berkembang maka akan menjadi satu hunian yang akan kemudian mewadahi generasi-generasi millenial sebagaimana misalnya saya umpamakan Serpong dengan Jakarta,” pungkasnya. dny

Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) mengajak kepada seluruh pihak agar bergotong royong dalam upaya penanganan Banjir Kali Lamong.

“Kami juga mengajak para pemimpin Surabaya Raya untuk ikut memberika support dalam penanganan Kali Lamong,” tandas Gus Yani. (brj)

Emil Optimistis Merit Sistem Wujudkan Birokrasi Pemprov Kelas Dunia

Emil Optimistis Merit Sistem Wujudkan Birokrasi Pemprov Kelas Dunia

Nusantara7.com, Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengaku optimistis bahwa Merit Sistem bisa mewujudkan birokrasi di lingkungan Pemprov Jatim menuju kelas dunia.

Hal tersebut didasarkan bahwa Provinsi Jawa Timur memiliki kekuatan 45.968 PNS dan ditambah dengan PTT dan GTT, dengan total 75.100 PNS.

“Kita mendapatkan predikat sangat baik untuk penerapan Merit Sistem bagi birokrasi di Jatim. Jadi, saya terus mendiskusikan kenapa kita layak mendapatkan predikat terbaik sistem manajemen kepegawaian,” tuturnya dalam Seminar Nasional Penguatan Sistem Merit Menuju Birokrasi Kelas Dunia 2024, Selasa, (12/10/2021).

Mantan Bupati Trenggalek tersebut menyebut Pemprov Jatim memiliki program aplikasi E-Master yang memberikan sebuah platform untuk setiap pegawai yang ada di Pemprov bisa mengaksesnya.

Orang nomor dua di Jawa Timur tersebut berbicara mewakili atas Provinsi Jatim yang mendapatkan predikat sangat baik oleh KASN.

“Segala hal berkaitan dengan cuti, berkaitan dengan kenaikan pangkat, izin pendidikan bisa dilakukan secara online. Ini dibarengi dengan penerapan tunjangan kinerja yang awalnya memang 60-70 persen adalah kehadiran. Tetapi kita mulai geser menuju ke kinerja,” ungkapnya.

Wagub Emil menyebut tantangannya ada pada manajemen ASN. Menurutnya, ada kompetensi Mismatch karena pada kenyataannya ada senioritas. “Untuk itu kita menjaga dinas-dinas semaksimal mungkin ada kompetensi. Kemudian ini kita sikapi dengan merumuskan dari mulai planing, rekrutmen, capacity building hingga memperbaiki welfare,” tegasnya.

Wagub Emil menyampaikan tantangan saat ini yakni menerapkan meritokrasi yaitu bagaimana saat menilai proses birokrasi berjalan dengan baik dan terukur.

Menurutnya saat menilai sasaran kinerja itu seperti Copy paste. Tidak ada sasaran kualitatif.

“Misalnya bikin event yang grand, bisa menarik sponsor, melebihi dari kontribusi APBD itu kalau didalam dokumen satu kegiatan. Effort kualitatifnya sulit. Kemudian budaya ewuh pakewuh itu juga terjadi dari atas ke bawah. Pimpinan tidak enak memberikan nilai yang jelek. Sehingga, memang kita perlu namanya kualitatif target,” pungkasnya. (brj)

Dewan Energi Nasional dan Wagub Emil Rumuskan Strategi Energi Terbarukan di Jatim

Dewan Energi Nasional dan Wagub Emil Rumuskan Strategi Energi Terbarukan di Jatim

Nusantara7.com, Surabaya  – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menerima kunjungan kerja Dewan Energi Nasional (DEN) dan Komisi VII DPR RI di Gedung Negara Grahadi, Senin (4/10/2021).

Adapun pembahasan dalam kunjungan tersebut ialah dalam upaya peningkatan kontribusi Bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Provinsi Jawa Timur dalam rangka pencapaian paling sedikit 25 persen dalam Bauran Energi Nasional pada tahun 2025.

“Kami berterima kasih kepada Dewan Energi Nasional yang telah berkunjung di Jawa Timur. Dalam hal ini kami mewakili Ibu Gubernur yang kebetulan sedang berada di Papua dalam agenda PON XX, jadi kami yang menerima,” kata Emil.

Wakil Gubernur yang juga pernah berkarier di World Bank ini menuturkan bahwa sebenarnya terdapat payung hukum untuk memfasilitasi penanganan krisis dan darurat energi.

“Sebenarnya ada payung hukum untuk krisis dan darurat energi. Mungkin kalau krisis itu situasi besar ya, tapi kalau darurat sering terjadi loh. Misalnya saat ada gangguan suplai BBM, ada gangguan tertentu yang sangat berdampak kepada ketersediaan pasokan energi di masyarakat,” ungkapnya.

Ia menyampaikan dalam Rencana Umum Energi Daerah (RUED) terkait Energi Baru Terbarukan agar bisa lebih efektif dan diprioritaskan. “Untuk Rencana Umum Energi Daerah, intinya bagaimana kita bisa lebih efektif lagi mencapai target dalam kaitan dengan bauran energi, supaya energi baru terbarukan bisa diprioritaskan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Emil mengatakan bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya. “Banyak tantangannya, tadi detail kita bahas dan akan kita tindaklanjuti bersama-sama baik dari sisi harga. Kita bagi tiga, ada yang di jaringan PLN, ada yang di luar jaringan PLN dan transportasi. Inilah kemudian yang coba kita petakan termasuk kaitannya dengan memperkokoh daya saing industri di Jawa Timur,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Energi Nasional, Satya Widya Yudha, menjelaskan terkait kategori krisis energi atau darurat energi. “Tadi saya sampaikan apa saja yang harus dilakukan dan tata urutannya kalau misalkan kondisi daerah dinyatakan krisis energi atau kondisi daerah dinyatakan darurat energi,” ungkapnya.

“Kalau misalkan infrastrukturnya terganggu itu kan berarti darurat. Paling tidak kita sama di dalam pemahaman ini, sehingga kami yakin nanti ke depan akan baik untuk Jawa Timur, dan ini fungsi daripada Dewan Energi Nasional yang diketuai oleh Bapak Presiden,” lanjutnya.

Terakhir, mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI periode 2014-2018 ini menyampaikan Dewan Energi Nasional akan lebih dekat dengan daerah terutama dalam implementasi Rencana Umum Energi Daerah.

“Dengan demikian kita mengetahui progresnya dan capaiannya, karena ini adalah turunan dari Rencana Umum Energi Nasional. Jadi, apa yang pemerintah pusat dalam hal ini Dewan Energi Nasional bisa membantu mengakselerasi daripada program-program energi tersebut di daerah,” pungkasnya. [brj]

Wagub Emil: Banyak Warga Bekerja Tapi Masih Miskin, Bukan Urusan Dinsos Saja

Wagub Emil: Banyak Warga Bekerja Tapi Masih Miskin, Bukan Urusan Dinsos Saja

Nusantara7.com, Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak membuka rapat koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Jatim bersama Wakil Bupati/Wakil Wali Kota se-Jatim di Hotel Harris Surabaya.

“Tugas Wakil Bupati dan Wakil Wali kota ini cukup berat, sebagai ketua TKPK ini dalam mempercepat pengentasan kemiskinan,” ungkap Emil.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi telah memberikan arahan untuk melakukan pengentasan kemiskinan ekstrem (extreme poverty) pada tahun 2024 dapat mencapai 0%. “Ada kurang lebih 600 ribuan keluarga yang masuk kategori miskin ekstrem, jika ini dikerjakan bersama-sama, pemprov dan pemda pasti akan bisa diatasi,” tuturnya.

Emil yang merupakan Ketua TKPK Jatim ini mengajak untuk melihat secara detail kondisi kemiskinan yang ada di Jawa Timur. “Bagaimana cara mengentaskan kemiskinan? Kita harus mulai melihat lagi kemiskinan ini bukan hanya urusan dinas sosial, karena banyak yang sudah bekerja tetapi masih masuk kedalam kategori miskin,” ulasnya.

“Persentase penduduk miskin kita turun namun penduduk miskin jauh dari angka pengangguran,” lanjutnya.

Beberapa waktu lalu, Pemprov Jatim telah memberikan suplemen BPNT, hal ini dilakukan berdasarkan temuan lapangan. “Suplemen BPNT ini diluncurkan beberapa waktu lalu harus dilakukan nilainya sama untuk masyarakat yang ada di perkotaan dan pedesaan,” jelas Emil.

Wagub Emil mengatakan, Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang cukup tinggi terhadap kemiskinan di daerah perkotaan. “Sebanyak 666 kecamatan kita berikan suplemen selama tiga bulan, kemiskinan di perkotaan lebih terdampak dibandingkan di pedesaan,” imbuhnya.

Di akhir kesempatannya, Wagub Emil mengajak seluruh Wakil Bupati dan Wakil Walikota untuk mendukung perbaikan data kemiskinan. “Isu penanggulangan kemiskinan yakni verifikasi dan validasi DTKS meliputi NIK invalid, masyarakat yang pindah dan meninggal tidak dilaporkan. Selain itu, kami coba petakan masalah-masalah untuk program kerja ke depan pada tahun 2022, harapannya kab/kota bisa menyesuaikan,” pungkasnya. (brj)