Nusantara7.com – Atas permintaan suporter Arema, Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC menambah jumlah tiket pada Pertandingan Liga 1 antara Arema vs Persebaya pada Sabtu (1/10).
Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris membantah pihaknya yang menjual tiket overload. ”Saya menjual 38.000 (tiket) tapi nggak diperkenankan oleh Kapolres (Malang). Arahannya begitu,” kata Abdul Haris usai diperiksa selama 12 jam di Mapolda Jatim, Selasa (11/10).
Berdasar informasi yang didapat, Abdul Haris menyampaikan, tambahan itu merupakan permintaan suporter Arema. ”Dijual 42.000 (tiket) berdasar persetujuan Kapolres Malang,” ungkap Abdul Haris.
Dia menyebut, penjualan tiket di atas kapasitas Stadion Kanjuruhan itu karena komplain suporter Arema. ”(Suporter) Arema komplain kok (baru) dibatasi, nggak dari kemarin-kemarin,” Abdul Haris.
Sebab, pembatasan penjualan tiket itu baru diumumkan menjelang hari H pertandingan melawan Persebaya. Dalih itu yang disampaikan di hadapan seluruh penyidik selama pemeriksaan. Dalam pemeriksaan itu, Abdul Haris mengaku ditanya dengan 132 pertanyaan.
Haris meminta Ketua PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule turut bertanggung jawab atas peristiwa yang menewaskan 131 suporter Arema itu.
”Banyak yang terlibat. Itu harus tanggung jawab. Utamanya ketua PSSI,” tegas Abdul Haris.
Selama ini, lanjut dia, PSSI hanya muncul dan tampil ketika ada tim atau kesebelasan yang juara. Namun justru absen saat ada masalah.
”Jangan hanya saat menang, dia beri piala, dapat nama. Jadi saat klub ini ada masalah, harusnya tanggung jawab,” ujar Abdul Haris.
Abdul Haris tak menjadi satu-satunya tersangka. Dia juga ditetapkan menjadi tersangka bersama 5 orang lain sebagai sosok yang bertanggungjawab dalam tragedi tersebut.
Menurut dia, penetapan itu belum maksimal. Sebab kerja panpel kolektif alias tak bisa kerja sendirian. ”Saya sampaikan panpel ini nggak bisa kerja sendiri. Kolektif. Banyak yang terlibat jadi harus tanggung jawab,” ungkap Abdul Haris. jp