Bintang Pos, Surabaya – Dewan Pendidikan Jatim meminta aparat kepolisian melakukan investigasi menyeluruh terkait dugaan kebocoran kunci jawaban Unas SMA/SMK di Mojokerto dan Surabaya.
“Kami memang belum terima laporan dari dewan pendidikan daerah atas kebocoran unas itu. Tapi kami selalu monitoring dan akan mengkompilasi seluruh pelanggaran atau kecurangan terjadi di Jatim,” tegas Ketua Dewan Pendidikan Jatim Zainuddin, Sabtu (20/4/2013).
Pihaknya akan menggelar rapat khusus untuk menyikapi dugaan kebocoran kunci jawaban Unas di Jatim. Tapi masih menunggu pelaksanaan Unas SMP selesai. Setelah itu baru merumuskan langkah-langkah untuk menanggapi permasalahan tersebut.
“Kami memang dengar dari media, bahwa di Mojokerto ada kunci jawaban unas yang dijual hingga Rp 15 juta. Kalau itu sampai benar adanya, benar-benar merusak norma dan moral pendidikan generasi masa depan bangsa,” tukasnya.
Sebelumnya, diduga ada kunci jawaban seharga Rp 15 juta beredar di SMAN 1 Puri dan SMAN 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto. Kini kabar serupa juga menyeruak di SMA Hang Tuah 1 dan SMK KAL-1 Surabaya. Hanya saja dibagikan secara gratis.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun ngotot tidak mungkin kunci jawaban unas di Jatim bocor, meskipun polisi menemukan kombinasi kunci jawaban unas dari siswa sekolah Surabaya..
”Saya yakin itu kunci jawaban palsu. Karena kunci jawaban unas dipegang Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Jakarta. Sementara dinas pendidikan provinsi, kota, kabupaten hingga pengawas dan pelaksana di lapangan tidak bisa mendapatkan bocorannya,” kilahnya.
Tetapi dia tidak menampik kemungkinan adanya kecurangan dalam kasus beredarnya kombinasi jawaban Unas SMA yang diterima murid sejumlah sekolah swasta Surabaya.
Bentuk kecurangan itu, lanjut dia, bisa saja soal unas sudah dibagikan ke siswa. Kemudian guru sekolah setempat memberikan panduan jawabannya pada siswa yang sedang mengerjakan.
“Kalau kunci jawaban itu ditemukan di dalam kelas, bisa jadi itu diperoleh dari gurunya. Dan itu namanya bukan bocor, tapi curang,” katanya.
Kalau dalam pemeriksaan polisi memang ditemukan adanya kecurangan, Harun memastikan baik siswa maupun gurunya akan mendapat sanksi tegas.
Ombudsman Jatim berjanji akan menyelidiki kasus beredarnya kunci jawaban tersebut. “Kami akan mengumpulkan data dulu,” tukas Kepala Perwakilan Ombudsman Jatim Agus Widiarta.
Agus mengatakan pihaknya mendapat informasi ihwal beredarnya kunci jawaban di kedua SMA Mojokerto tersebut dari masyarakat. Informasi itu mengatakan bahwa beredarnya kunci jawaban itu diduga diketahui oleh pengawas ujian. “Jika beredarnya diketahui, berarti sistemik. Apa itu benar? Kami akan kumpulkan data dulu soal itu,” imbuhnya.
Hasil pengumpulan data tersebut, kata Agus, akan dilaporkan ke Jakarta karena di sana ada tim khusus yang menangani soal ujian nasional. “Kami juga bisa membuat rekomendasi,” kata Agus.
Seperti diberitakan sebelumnya, selama UN sejak Senin, 15 April 2013, di Kabupaten Mojokerto beredar kunci jawaban ujian nasional. Peredaran kunci jawaban ini tergolong canggih. Ada sandi ‘jenderal’ dan ‘subjenderal’ yang menjadi koordinator operasi peredaran kunci jawaban ujian nasional ini.(bjt-kba)