https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

PENDIDIKAN – Page 3 – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Dalam Pelaksanaan PTM, Pemda Harus Berani Ambil Langkah Tegas

Dalam Pelaksanaan PTM, Pemda Harus Berani Ambil Langkah Tegas

Nusantara7.com, Pemerintah telah memberikan arahan untuk wilayah PPKM level 2 menjalankan opsi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 50 persen. Hal ini dilakukan setelah adanya peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron di Tanah Air.

Mengenai itu, Pengamat Pendidikan dari Komisi Nasional (Komnas) Pendidikan Andreas Tambah menilai bahwa pemerintah daerah (pemda) lamban mengambil tindakan perihal kondisi Covid-19 di wilayahnya. Menurutnya, seharusnya pemda dapat lebih berani mengambil tindakan.

“Sebetulnya ini tergantung kepala daerah, keberanian kepala daerah dan kepala dinas, karena di SOP itu sudah jelas dikatakan bahwa apabila situasi di suatu daerah mengalami lonjakan atau terpapar Covid-19, itu harus dihentikan,” ujar dia, Minggu (6/2).

“Kalau di SOP sudah menyatakan seperti itu, kenapa harus menunggu instruksi pemerintah pusat,” sambungnya.

Sebab, jika menunggu-nunggu maka akan semakin banyak mengorbankan warga pendidikan. Apalagi pemerintah daerah lah yang memiliki kewenangan dalam memastikan pelaksanaan PTM berjalan dengan aman.

“Keberanian ini perlu, karena yang menanggung risiko adalah masyarakat yang di bawah naungannya, kenapa lari ke pusat. Ini seolah-olah kepala daerah itu tidak punya keberanian, ini harus dipahami kepala daerah dan kepala dinas,” jelasnya.

Menurut Andreas, pemerintah pusat itu menerbitkan kebijakan yang opsional, karena yang dibicarakan bukan satu daerah, tapi menyangkut beberapa wilayah yang kondisinya berbeda-beda. Dia berharap pemda bisa lebih tegas dan cepat bergerak ketika ada risiko penularan yang lebih besar.

“Sebetulnya dalam kondisi PTM 100 persen itu risiko sangat tinggi, karena kan ruangan sama dan jumlah murid sama, seperti saat sebelum pandemi dimana duduk saling berdekatan, tidak ada pembatas yang jelas antara pendidik satu dengan yang lain,” tutup dia. (jps)

PPKM Level 2,  PTM Dapat Dilakukan 50 Persen

PPKM Level 2, PTM Dapat Dilakukan 50 Persen

Nusantara7.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 100 persen dapat dievaluasi. Terutama untuk wilayah dengan kasus Covid-19 yang meningkat, seperti DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Mengenai itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Sekjen Kemendikbudristek) Suharti menyatakan pihaknya memahami bahwa saat ini terjadi lonjakan kasus Covid-19 di beberapa daerah.

Sejalan dengan itu, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves), Kemendikbudristek, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Agama (Kemenag) pun menyetujui untuk diberikan diskresi kepada daerah pada wilayah PPKM level 2.

“Mulai hari ini, daerah-daerah dengan PPKM level 2 disetujui untuk diberikan diskresi untuk dapat menyesuaikan PTM dengan kapasitas siswa 100 persen menjadi kapasitas siswa 50 persen,” ungkap dia, Kamis (3/2).

Dirinya memberikan penekanan bahwa kata ‘dapat’ itu berarti bisa dilakukan penyesuaian. Jadi, apabila satuan pendidikan merasa tingkat penyebaran Covid-19 terkendali, maka sekolah dapat tetap menjalankan PTM 100 persen.

“Penekanan ada pada kata ‘dapat’. Artinya, bagi daerah PPKM level 2 yang siap melaksanakan PTM Terbatas sesuai SKB Empat Menteri dan tingkat penyebaran Covid-19-nya terkendali, sekolah-sekolah pada daerah tersebut tetap dapat melaksanakan PTM Terbatas dengan kapasitas siswa 100 persen,” jelasnya.

Suharti mengatakan, PTM terbatas ini harus tetap diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat, surveilans dan pengaturan penghentian sementara PTM terbatas sesuai ketentuan dalam SKB Empat Menteri.

“Kemendikbudristek telah menyiapkan surat edaran terkait penyesuaian PTM Terbatas, agar dapat diterapkan sekolah-sekolah mulai Kamis, 3 Februari 2022. Menjadi sangat penting bagi pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan dan memberikan pembinaan terhadap proses PTM Terbatas,” pungkasnya. (jps)

Puan Maharani Akan Pastikan Nasib RUU TPKS

Puan Maharani Akan Pastikan Nasib RUU TPKS

Nusantara7.comJakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani hari ini akan membuka Masa Persidangan III Tahun Sidang 2021–2022 DPR RI. Ada sejumlah hal yang akan disampaikan oleh Puan dalam pidato pembukaan masa sidang termasuk mengenai kelanjutan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).

“Berbagai perkembangan maupun kendala dalam pembangunan nasional, akan ditindaklanjuti melalui fungsi konstitusional DPR RI pada masa persidangan ini,” kata Puan, Selasa (11/1/2022).

Pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2021–2022 akan digelar pukul 10.00 WIB pagi ini dalam Rapat Paripurna di Gedung DPR setelah para Anggota Dewan menjalani masa reses sejak 17 Desember 2021. Puan mengatakan DPR RI siap bekerja sama dengan Pemerintah dalam momentum pemulihan Pandemi Covid-19 saat ini.

“Agar pemulihan dari aspek sosial dan ekonomi dapat berjalan dengan kondusif. Meski begitu, kita juga tetap harus waspada dan antisipatif atas situasi Pandemi Covid-19 yang tetap masih berada pada kondisi ketidakpastian,” sebut Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu. Continue reading →

Nadiem Targetkan di 2022 Semua Kampus Miliki Satgas Penanganan Kekerasan Seksual

Nadiem Targetkan di 2022 Semua Kampus Miliki Satgas Penanganan Kekerasan Seksual

Nusantara7.com, Jakarta – Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan tahun 2022 ini pihaknya menargetkan agar seluruh perguruan di Indonesia memiliki Satgas pencegahan dan penanganan kekerasan seksual sebagai salah satu implementasi Permendikbud 30.

“Dalam implementasi Permen PPKS target selanjutnya adalah pada tahun ini, semua perguruan tinggi di Indonesia memiliki satgas pencegahan dan penanganan kekerasan seksual,” kata Nadiem dalam survei SMRC yang disiarkan secara daring.

Nadiem pun sudah mendapatkan banyak laporan bahwa sejumlah kampus sudah menindaklanjuti pembentukan satgas tersebut. Ia pun berharap penerapan Permendikbud 30 dapat melibatkan banyak pihak.

“Dan saya dengar banyak kampus yang langsung menindaklanjuti dan mengadakan diskusi untuk membedahi isi Permen ini, melakukan sosialisasi bahkan sudah ada yang memulai proses pembentukan Satgas,” ucapnya. Continue reading →

Kemendikbudristek Siapkan 3 pilihan Kurikulum di awal 2022

Kemendikbudristek Siapkan 3 pilihan Kurikulum di awal 2022

Nusantara7.com, Berdasarkan riset yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), pandemi Covid-19 telah menimbulkan kehilangan pembelajaran literasi dan numerasi yang signifikan.

Untuk itu, Kemendikbudristek pun menyusun Kurikulum Prototipe sebagai bagian dari kurikulum nasional untuk mendorong pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Kurikulum Prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.

Jadi, mulai tahun 2022 kurikulum nasional memiliki tiga opsi kurikulum yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan) dan Kurikulum Prototipe.

Plt Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatno menjelaskan bahwa dalam pengembangan Kurikulum Prototipe, Kemendikbudristek melakukan penyusunan dan pengembangan struktur kurikulum, capaian pembelajaran, prinsip pembelajaran hingga asesmen.

“Untuk Kurikulum Prototipe ini, satuan pendidikan diberikan otoritas, dalam hal ini guru, sehingga sekolah memiliki keleluasaan. Karena yang dituntut adalah capaian pembelajaran di tiap fase. Dalam Kurikulum Prototipe, ada fase A, B, C, D, dan E. Fase-fase ini memberikan keleluasaan pada guru bagaimana mencapai capaian pembelajaran di masing-masing fase,” ujar dia dalam keterangannya, Rabu (22/12).

Dengan begitu, operasional pada Kurikulum Prototipe bisa dikembangkan di satuan pendidikan. Sekolah diberikan keleluasaan untuk memilih atau memodifikasi perangkat ajar dan contoh kurikulum operasional yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik, atau menyusun sendiri perangkat ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.

“Namun pusat (Kemendikbudristek) tetap menyediakan perangkat ajar seperti buku teks pelajaran, contoh modul ajar mata pelajaran, atau contoh panduan proyek Profil Pelajar Pancasila,” katanya. (jwp)

Komisi X Elnino : Rekrutmen Guru PPPK Dinilai Melukai Perasaan Guru Honorer

Komisi X Elnino : Rekrutmen Guru PPPK Dinilai Melukai Perasaan Guru Honorer

Nusantara7.com, Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk guru mengalami hambatan, baik untuk tahap pertama dan kedua. Salah satunya adalah terkait pengumuman hasil seleksi guru PPPK mengalami penundaan dari waktu yang telah ditentukan akibat beberapa hal.

Bukan itu saja, afirmasi yang minim, khususnya untuk guru dengan masa pengabdian yang lama pun dirasa tidak sesuai. Untuk itu, Anggota Komisi X DPR RI Elnino M Husein Mohi mengatakan bahwa ini menimbulkan kekecewaan yang besar atas rekrutmen tersebut.

“Harapan yang besar itu akhirnya justru menuai kekecewaan yg besar pula bagi sebagian guru honorer karena mereka justru kesulitan menembus tes PPPK tersebut,” jelas dia dalam keterangan resminya, Senin (20/12).

Selain itu, faktor umur dan kemampuan pribadi dalam hal teknologi, serta tidak terbiasa dengan soal-soal tes menjadi masalah yang sulit teratasi oleh sebagian guru honorer. Padahal, para guru honorer tersebut sudah puluhan tahun mengajar dan mendidik murid-murid mereka.

“Demi apa? Bukan demi uang, tapi karena mereka tidak tega melihat anak-anak di sekitarnya belajar tanpa jumlah guru yang memadai,” imbuhnya.

Menurutnya, mereka telah menghibahkan diri mereka, waktu, tenaga, pikiran, perasaan dan doa mereka demi masa depan para generasi penerus bangsa. Bahkan, sampai rela hidup meksipun kurang mendapatkan kesejahteraan demi mengajar dan mendidik banyak orang.

“Ada banyak contoh di semua daerah betapa seorang guru (honorer) tak mampu membiayai anaknya sendiri yang ingin melanjutkan sekolah. Mereka benar-benar menjadi pahlawan bagi banyak anak masa depan, tapi benar-benar tanpa tanda jasa,” ujar Politisi Fraksi Partai Gerindra itu.

Bagi dia, tanda jasa untuk para pengabdi inilah yang menjadi tugas Negara untuk memberikannya. Setidaknya, jasa mereka diberi tanda penghargaan dalam rekrutmen PPPK ini, berupa penambahan nilai terhadap mereka berdasarkan umur, lama pengabdian dan medan juang, yakni tingkat kesulitan daerah pengabdian.

“Tapi, ternyata dalam rekrutmen PPPK tahap I dan II, afirmasi itu diberikan oleh negara sangat minim, sehingga para guru honorer itu kalah bersaing dengan anak-anak muda yang memang kualitas hasil tesnya bagus walaupun pengabdiannya belum lama dalam dunia guru,” tegasnya.

Wajarnya, para guru yang sudah mengabdi belasan dan puluhan tahun itu diangkat tanpa tes. Mereka pun sudah berpengalaman dalam mendidik murid. “Itu baru bisa dibilang ada tanda jasa dari negara untuk mereka. Kalau pun tetap harus tes seperti kemauan Kemendikbudristek, maka afirmasi terhadap mereka mesti lebih besar, yang memperbesar peluang mereka lulus tes,” ungkapnya. “Semoga Presiden Joko Widodo memberi empatinya kepada mereka melalui Kemendikbudristek, KemenPAN-RB, Kemendagri dan Kemenkeu, dan kemudian membuat kebijakan yang bikin para guru honorer itu tersenyum serta makin mencintai negara Republik Indonesia,” tutur Elnino. (jwp)

KPAI Jasra Putra : Kasus Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan segera ditangani serius

KPAI Jasra Putra : Kasus Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan segera ditangani serius

Nusantara7.com, Angka peristiwa kejahatan seksual belakangan ini menjadi kegetiran semua masyarakat. Relasi yang tidak imbang antara pelaku dan korban juga menggeramkan banyak orang.

Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra pun mengaku bingung akan ketimpangan yang ada di dunia pendidikan, khususnya terkait kekerasan seksual yang jarang sekali muncul ke publik.

“Seperti tidak ada yang mampu berbuat lebih, dengan barisan korban yang begitu banyak, bahkan ada yang memilih bunuh diri (kasus mahasiswi Universitas Brawijaya) sebelum mendapat keadilan,” jelas dia, Senin (13/12).

“Sebegitu timpangkah perlakukan hukum di mata para korban, sehingga tidak ada keberanian melawan malah memutuskan bunuh diri,” tanyanya heran.

Begitu juga kisah guru pesantren bejat di Bandung, Jawa Barat yang berlangsung dalam rentang 2016-2021 sampai tidak ada yang bisa mendeteksi dan melapor, padahal sudah lahir bayi-bayi. Dirinya heran kenapa kasus ini tidak dilaporkan segera.

“Ada apa dengan orang tua para korban di Bandung? Sebegitu misteriusnya kisah-kisah di balik peristiwa kejahatan seksual. Apakah polisi, jaksa dan hakim perlu upaya ekstra mengungkapnya, agar pelaku terjerat hukum dan benar-benar tuntas,” imbuhnya.

Banyak sekali peristiwa yang masih membingungkan masyarakat. Untuk itu, dia berharap agar pihak berwenang dan stakeholder dapat lebih serius dalam menangani kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.

“Korban baik yang masih hidup dan meninggal mendapat keadilan agar tidak meninggalkan korban satupun,” tandas Jasra.

(jwp)

2.013 PTS dan 122 PTN Nikmati KIP Kuliah Merdeka untuk Ciptakan SDM Unggul

2.013 PTS dan 122 PTN Nikmati KIP Kuliah Merdeka untuk Ciptakan SDM Unggul

Nusantara7.com, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Sekjen Kemendikbudristek), Suharti melaporkan bahwa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka tahun 2021 paling banyak berasal dari perguruan tinggi swasta (PTS) yakni sebesar 2.013 atau 94 persen.

Sementara dari perguruan tinggi negeri (PTN) sebanyak 122 atau 6 persen. Adapun jumlah mahasiswa penerima pada PTS sebesar 103.730 atau 52 persen. Sedangkan di PTN terdapat 96.270 mahasiswa atau 48 persen penerima KIP Kuliah Merdeka.

“Sebanyak 23 persen penerima KIP berkuliah pada program studi akreditasi A,” ungkap dia dalam keterangannya dikutip, Minggu (12/12).

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria turut mendukung KIP Kuliah Merdeka yang dinilai mampu meningkatkan peran perguruan tinggi dalam memberi kesempatan seluas-luasnya kepada calon mahasiswa kurang mampu untuk masuk ke prodi unggulan.

Menurutnya, kebijakan KIP merupakan langkah strategis dan memihak mahasiswa yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. “Saya mengapresiasi program KIP Kuliah dan berterima kasih kepada Mas Menteri yang telah berkenan hadir dalam penyerahan KIP Kuliah Merdeka sekaligus melihat berbagai pencapaian IPB hari ini,” tutur dia.

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyampaikan, pendidikan tinggi memiliki potensi memberikan dampak positif tercepat dalam membangun SDM unggul sesuai visi Presiden Joko Widodo. Diimbau kepada para pemimpin perguruan tinggi agar di masa depan ada lebih banyak lagi calon-calon mahasiswa terbaik yang memiliki kesempatan untuk berkuliah.

“Mari mewujudkan SDM unggul untuk Indonesia maju dengan bergerak serentak menyukseskan KIP Kuliah Merdeka dan Merdeka Belajar,” pungkasnya. (jwp)

Kedua kalinya Ditjen Pendis Kemenag Gelar Madrasah Award 2021

Kedua kalinya Ditjen Pendis Kemenag Gelar Madrasah Award 2021

Nusantara7.com, Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) kembali menggelar Madrasah Award 2021. Ada lima kategori yang diberikan pengharagaan kepada kepada pihak-pihak yang berprestasi dan berjasa memberikan kontribusi kepada perkembangan madrasah di tahun ini.

Direktur Kurikulum Sarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kemenag, Mohammad Isom Yusqi dalam keterangannya mengatakan, acara ini digelar untuk memberikan apresiasi kepada para siswa-siswi madrasah dan lembaga-lembaga yang berprestasi agar mereka terus bersemangat dalam meningkatkan prestasinya.

“Madrasah Award ini diharapkan bisa memberikan semangat kepada seluruh warga Madrasah untuk terus beprestasi dan berdaya saing tinggi dengan lembaga lain,” ujar Isom.

Madrasah Award sudah dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tahun 2020 dan 2021. Untuk tahun ini, Isom menyebut, ada lima kategori yang dianugerahkan. Yakni, siswa-siswi berprestasi tingkat nasional dan internasional, inovasi pembelajaran/karya guru terbaik selama pandemi Covid-19, lembaga pendidikan berprestasi, peran unsur masyarakat dengan segala upaya sehingga tetap jalan selama pandemi, dan special achievment pencipta Lagu Hymne dan Mars Madrasah.

Sementara itu, Dirjen Pendis M. Ali Ramdhani mengatakan bahwa semua orang harus mempunyai daya tanding dan saing dewasa ini, tak terkecuali insan madrasah. Dia meminta para siswa dan civitas akademika untuk terus berinovasi.

“Saat ini kita tidak hanya harus berpikir out of the box, tapi harus without the box. Bagi yang belum memeroleh anugerah, mari belajar kembali,” jelas Ali. (jwp)

Dirjen Pendis Kemenag Minta Pelaku Pendidikan Terus Belajar Supaya Tak Ditelan Masa

Dirjen Pendis Kemenag Minta Pelaku Pendidikan Terus Belajar Supaya Tak Ditelan Masa

Nusantara7.com, Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag M. Ali Ramdhani meminta seluruh pelaku pendidikan di bawah Kemenag untuk terus belajar. Diantaranya adalah terus belajar mencari inspirasi dan berinovasi. Selain itu bekerja tidak biasa-biasa saja, supaya keluar dari ancaman ditelan masa.

Pejabat yang akrab disapa Dhani itu mengatakan semua pelaku pendidikan di bawah naungan Kemenag untuk terus belajar mencari inpirasi. Kemmudian juga membangun motivasi dari kegiatan-kegiatan positif. Termasuk diantaranya kegiatan Madrasah Award dan Apresiasi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Adiktis) 2021.

’’Apabila kita melakukan sesuatu hanya rata-rata, maka kita akan habis ditelan masa. Kita harus melakukan upaya extra ordinary atau upaya luar biasa,’’ kata Dhani dalam keterangannya Sabtu (11/12). Khusus kepada peraih penghargaan dalam kegiatan Madrasah Award dan Apresiasi Pendidikan Tinggi Kegamaan Islam (Adiktis) 2021, dia memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya.

Dhani lantas menyampaikan komunitas pendidikan harus melakukan pola pendekatna inovasi tak sekadar berpikir out of the box. Tetapi lebih dari itu harus berpikir without the box. Dia mengatakan diantara tujuan Kemenag menggelar Adiktis adalah memacu perguruan tinggi di bawah Ditjen Pendis Kemenag untuk terus menunjukan pencapaian terbaiknya.

Penghargaan diantaranya diberikan kepada kepemilikan hak paten, kepemilikan jurnal, serta kepemilikan akreditasi unggul. Di masa medatang Kemenag akan berfokus membangun hilirisasi ilmu pengetahuan. Untuk itu perguruan tinggi keagamaan Islam perlu mengintegrasikan disiplin ilmu pengetahuan keagamaan dengan sains secara massif. ’’Agar dapat mengisi ruang-ruang industri di masa depan,’’ pungkasnya.

Sementara itu Sekretaris Ditjen Pendis Kemenag Rohmat Mulyana Sapdi event Madrasah Berprestasi dan Adiktis ini merupakan pemberian apresiasi pada prestasi yang ditorehkan oleh madrasah maupun perguruan tinggi. “Event ini ini bukan merupakan akhir dari peningkatan mutu dari pendidikan Islam, namun sebagai motivasi untuk senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan Islam,” kata Rohmat.

(jwp)