Surabaya – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aburizal Bakrie mengakui Gubernur Jawa Timur Soekarwo sebagai salah satu tokoh yang layak menjadi bakal calon wakil presiden dalam Pemilihan Presiden RI periode 2014-2019.“Soekarwo sudah tidak diragukan dan sangat baik dalam memimpin provinsi ini,” ujar Aburizal Bakrie ketika ditanya tentang peluang Soekarwo mendampinginya dalam Pemilihan Presiden Juli tahun depan seusai menghadiri Resepsi HUT ke-49 Partai Golkar di JX Internasional Surabaya, Selasa.
Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat tersebut juga mengakui nama Soekarwo telah diusulkan secara resmi oleh DPD Partai Golkar Jatim untuk menjadi pasangannya, namun dia meminta semua pihak bersabar tentang siapa nantinya yang bakal mendampingi dirinya dalam pencolanan Capres 2014.
ARB, sapaan akrabnya, juga telah mendengar beberapa nama lainnya, termasuk pesaing Soekarwo dalam Pilkada Jatim lalu, Khofifah Indar Parawansa. Nama Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama itu muncul setelah Wasekjen DPP Golkar Ridwan Hisjam mengatakan Khofifah termasuk yang diusulkan.
Beberapa nama lainnya yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfudz MD, mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso, Sri Sultan Hamengku Buwono, serta nama-nama tokoh nasional lainnya.
Menurut ARB, Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang akan berlangsung di Jakarta pada 21–23 November mendatang memang agenda utamanya tidak membahas nama calon wakil presiden, melainkan strategi dan upaya pemenangan Partai Golkar.
“Tapi tidak menutup kemungkinan, sebagai salah satu usaha memenangkan Golkar yakni dengan membahas nama calon wakil presiden. Sudah ada sejumlah nama yang disodorkan dan syarat utamanya satu, yaitu orang Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Soekarwo sendiri ketika disinggung wartawan tentang namanya yang diusulkan Partai Golkar mendampingi ARB menyerahkan sepenuhnya ke Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Umum DPP Partai Demokrat.
“Saya ini sudah masuk dalam struktural, sehingga ikut aturan main organisasi. Silahkan langsung ke ketua umum (SBY), karena saya tidak bisa memberikan keputusan,” katanya.
Pria yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut saat ini tercatat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jatim. Sedangkan di tingkat pusat, nama gubernur yang baru terpilih untuk periode lima tahun ke depan itu termasuk salah satu Wakil Ketua Umum DPP.
“Saya serahkan semuanya ke partai. Tapi, apa iya saya baru saja dipilih rakyat Jawa Timur, lantas kemudian harus meninggalkannya?,” kata mantan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur tersebut.
Secara diplomatis, Pakde Karwo mengaku tidak bisa mengiyakan atau menolaknya. Sebab kalau memastikan atau justru menolak maka menurut dia tidak bagus terhadap struktural.ant