Bintang Pos, Surabaya– Pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA sederajat di Kabupaten Pamekasan sudah memasuki hari ketiga.
Dari jumlah peserta Unas 10.329 siswa, dua diantaranya merupakan siswa berkebutuhan khusus (Inklusi) yang mengalami kelainan pada pendengaran dan pembicaraan (tuna rugu dan tuna wicara).
Kedua siswa tersebut mengerjakan soal ujian di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Jalan Pintu Gerbang Pamekasan, dengan didampingi tiga orang guru dan seorang pengawas ujian.
Kedua siswa tersebut Menik Istimala (19) waega Kelurahan Patemon, Pamekasan, dan Siti Jamila (20) warga Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Pamekasan.
Wakil Kepala SMALB, Mohammad Fadlillah, mengatakan, kedua peserta ujian tersebut merupakan siswa di sekolah itu sejak SMPLB. Mereka mengikuti unas seperti siswa lainnya yang normal. Bahkan, pada hari kedua, selasa (16/04/2013) kemarin, keduanya mengerjakan soal mata pelajaran Bahasa Inggris.
“Sebenarnya peserta Unas ada tiga orang. Akan tetapi, seorang peserta tidak mengikuti ujian karena mengalami kelainan mental (tuna grahita), sehingga tidak bisa mengikuti ujian dan hanya mendapat nilai ujian sekolah,” kata Fadlillah. (17/04/2013)
Fadlillah menjelaskan, materi soal ujian untuk sekolah luar biasa itu tidak sama dengan siswa reguler lainnya. Sebab, untuk sekolah luar biasa, materi soal hanya mata pelajaran setinggat kelas 1 SMA reguler.
Lebih lanjut Fadlillah mengatakan, pada sosialisasi pelaksanaan unas, lembar jawaban hanya disilang. Akan tetapi, setelah pelaksanaan ada perubahan teknik pengisian jawaban (diansir).” Sebelumnya lembar jawaban disilang, tapi pada pelaksanaan justru berbeda. Sehingga pihak sekolah sedikit merasa kesulitan melakukan pendampingan,” jelasnya. (bjt-kba)