Bintang Pos, Surabaya – Harga emas merosot lebih dari lima persen kemarin, dan memasuki wilayah berasih. Investor nampaknya mulai kabur dari bullion, dan beralih pada aset safe haven lainnya di tengah kekhawatiran tentang penjualan obligasi bank sentral.
Logam mulia turun di bawah USD1.500 per ounce untuk pertama kalinya sejak Juli 2011. Emas mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Desember 2011.
Sebuah kontraksi tak terduga yang terjadi dalam data penjualan ritel AS, telah memukul pasar saham dan menyebabkan masyarakat beralih pada dolar Amerika Serikat (AS). Beberapa tekanan yang terjadi seperti rencana Siprus untuk menjual emas, dan keluar dari bursa perdagangan emas.
“Skala penurunan harga emas ini membuat kami benar-benar menarik nafas. Kami mencoba reli, tapi nampaknya tidak bisa kemana-mana lagi. Belum ada dukungan downside, itu (penurunan) seperti pisau memotong mentega,” kata analis Societe Generale, Robin Bhar, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (13/4/2013).
Aksi jual muncul terkait dengan volatilitas harga obligasi pemerintah Jepang, yang telah memaksa para investor untuk menjual aset lain guna memenuhi risiko portofolio investasi mereka.
Harga spot emas mencapai titik terendah dengan penurunan 5,3 persen menjadi USD1.477 per troy ons. Dengan demikian, minggu ini emas mencatat penurunan lebih dari 6 persen, penurunan mingguan terbesar sejak Desember 2011.
Kerugian emas dipercepat dan volume perdagangan menggelembung setelah harga jatuh dari level USD1.521 per troy ons, turun sekitar 23 persen di bawah rekor puncak USD1.920,30 pada September 2011.
Bullion telah melonjak selama lebih dari satu dekade karena statusnya sebagai investasi safe haven di masa sulit, dan dalam menanggapi kekhawatiran inflasi karena Federal Reserve memulai program stimulus agresif untuk melejitkan perekonomian AS setelah krisis keuangan.
Emas berjangka AS juga mencatat level terendah sejak Juli 2011, dengan emas untuk pengiriman Juni jatuh ke level USD1.476 per troy ons. Logam mulia lainnya juga terjembab yakni perak, yang turun 5,36 persen menjadi USD26,12 per troy ons. (oke-kba)