Nusantara7.com,Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, menggelar Festival Creative Recycled sebagai upaya mengatasi permasalahan sampah dengan terus mengampanyekan bijak mengelola sampah.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan penanganan sampah harus dikelola sejak dari rumah. Produksi sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan bijak akan menyebabkan pencemaran di lingkungan.
“Oleh karena itu, perlu kiranya kami mengelola sampah dengan bijak. Jangan dibuang sembarangan. Pilah dan daur ulang jika memungkinkan,” ujar Bupati Ipuk.
Sampah rumah tangga di Banyuwangi, lanjut dia, menyumbang 450 ribu ton per tahunnya. Setiap harinya, rata-rata tiap rumah tangga di Banyuwangi menghasilkan 2,7 hingga 3 kilogram sampah. Jika diakumulasi secara keseluruhan bisa mencapai lebih dari 450 ribu ton setiap tahun.
Untuk mengatasi hal tersebut terus dilakukan beragam upaya. Selain membentuk bank sampah dan pengelola sampah secara komunal di berbagai kecamatan, juga menggalakkan daur ulang sampah.
“Kegiatan recyle ini tidak sekadar berhenti di sini. Tapi, bagaimana terus menularkan semangat daur ulang ke masyarakat Banyuwangi lebih luas lagi,” ucapnya.
Festival Creative Recycle dimeriahkan dengan beragam kompetisi pengelolaan sampah. Di antaranya adalah Innovative Recycling Competition. Pada ajang ini ada beragam inovasi pendaur-ulangan sampah untuk memiliki nilai lebih dan mengurangi volumenya.
Beragam sampah organik yang biasanya berujung ke pembuangan diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih. Seperti halnya dibuat eco-enzym yang multifungsi. Adapula yang mengolah kulit durian menjadi tepung yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar aneka kudapan.
Selain itu juga ada barang daur ulang lainnya, seperti daur ulang kertas semen, pelepah pisang, karung goni, kain perca, lukisan kain hingga batik ecoprint.
Salah satu inovasi daur ulang yang keluar sebagai pemenang adalah Sang Paper. Inovasi dari Dokter Ananta ini mengubah pelepah pisang dan jerami yang terbuang seusai panen menjadi kertas serba guna.
“Kertasnya nanti bisa dibuat untuk buku, suvenir dan lainnya. Jadi, mengurangi penebangan pohon untuk kertas. Jadi, bisa lebih ramah lingkungan,” ujar dokter orthopedi itu.
Selain itu, ada pula kompetisi English Youth Speech Contest on Climate Change 2022 yang diikuti oleh sejumlah siswa SMA dan SMP se-Kabupaten Banyuwangi. Kompetisi ini dimenangkan oleh Laurel Sabila Widodo dari SMAN 1 Giri Taruna Bangsa dan Jerusha Rugun Excelsha Manurung dari SMPN 1 Banyuwangi.(ant)