https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

banyuwangi festival – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Banyuwangi Gelar Festival Creative Recycled, Upaya bijak kelola sampah

Banyuwangi Gelar Festival Creative Recycled, Upaya bijak kelola sampah

Nusantara7.com,Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, menggelar Festival Creative Recycled sebagai upaya mengatasi permasalahan sampah dengan terus mengampanyekan bijak mengelola sampah.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan penanganan sampah harus dikelola sejak dari rumah. Produksi sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan bijak akan menyebabkan pencemaran di lingkungan.

“Oleh karena itu, perlu kiranya kami mengelola sampah dengan bijak. Jangan dibuang sembarangan. Pilah dan daur ulang jika memungkinkan,” ujar Bupati Ipuk.

Sampah rumah tangga di Banyuwangi, lanjut dia, menyumbang 450 ribu ton per tahunnya. Setiap harinya, rata-rata tiap rumah tangga di Banyuwangi menghasilkan 2,7 hingga 3 kilogram sampah. Jika diakumulasi secara keseluruhan bisa mencapai lebih dari 450 ribu ton setiap tahun.

Untuk mengatasi hal tersebut terus dilakukan beragam upaya. Selain membentuk bank sampah dan pengelola sampah secara komunal di berbagai kecamatan, juga menggalakkan daur ulang sampah.

“Kegiatan recyle ini tidak sekadar berhenti di sini. Tapi, bagaimana terus menularkan semangat daur ulang ke masyarakat Banyuwangi lebih luas lagi,” ucapnya.

Festival Creative Recycle dimeriahkan dengan beragam kompetisi pengelolaan sampah. Di antaranya adalah Innovative Recycling Competition. Pada ajang ini ada beragam inovasi pendaur-ulangan sampah untuk memiliki nilai lebih dan mengurangi volumenya.

Beragam sampah organik yang biasanya berujung ke pembuangan diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih. Seperti halnya dibuat eco-enzym yang multifungsi. Adapula yang mengolah kulit durian menjadi tepung yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar aneka kudapan.

Selain itu juga ada barang daur ulang lainnya, seperti daur ulang kertas semen, pelepah pisang, karung goni, kain perca, lukisan kain hingga batik ecoprint.

Salah satu inovasi daur ulang yang keluar sebagai pemenang adalah Sang Paper. Inovasi dari Dokter Ananta ini mengubah pelepah pisang dan jerami yang terbuang seusai panen menjadi kertas serba guna.

“Kertasnya nanti bisa dibuat untuk buku, suvenir dan lainnya. Jadi, mengurangi penebangan pohon untuk kertas. Jadi, bisa lebih ramah lingkungan,” ujar dokter orthopedi itu.

Selain itu, ada pula kompetisi English Youth Speech Contest on Climate Change 2022 yang diikuti oleh sejumlah siswa SMA dan SMP se-Kabupaten Banyuwangi. Kompetisi ini dimenangkan oleh Laurel Sabila Widodo dari SMAN 1 Giri Taruna Bangsa dan Jerusha Rugun Excelsha Manurung dari SMPN 1 Banyuwangi.(ant)

Petani Kopi Ijen menggeliat, aroma kopi tercium hingga mancanegara

Petani Kopi Ijen menggeliat, aroma kopi tercium hingga mancanegara

Nusantara7.com, Jakarta – Pagi itu di kawasan wilayah kaki pegunungan Ijen, Banyuwangi, terasa lebih dingin dari biasanya. Kabut yang turun pun terlihat lebih tebal dan embun pun juga lebih banyak karena malam sebelumnya turun hujan.

Namun, dinginnya udara tidak menyurutkan semangat Achmad Shofawy untuk menunaikan rutinitasnya setiap pukul 5.30 pagi yakni menumbuk biji kopi yang baru saja selesai ia roasting secara tradisional menggunakan wajan tanah liat dan kayu bakar.

Biji kopi yang telah ia tumbuk dan terpisah dari kulitnya kemudian dipilah yang bagus-bagus, setelah itu barulah dikemas dalam bentuk biji kopi ataupun digiling menjadi bubuk.

Kopi yang ditanam di kaki Gunung Ijen biasanya disebut Kopi Ijen atau Kopi Ijen Raung, mulai dikenal tahun 1978 dan lebih banyak berjenis kopi arabika karena berasal dari dataran tinggi pegunungan Ijen Raung.

Wilayah tersebut sangat cocok untuk budidaya perkebunan kopi arabika, yang umumnya tumbuh pada ketinggian sekitar 700-1.700 kaki di atas permukaan laut, berbeda dengan jenis kopi robusta yang hanya bisa ditanam di dataran rendah.

Achmad Shofawy merupakan salah satu pemasok kopi Ijen, yang sudah menjalankan usahanya sejak tahun 2009 . Dia membuka kedai kopi rumahan di tahun 2016 bernama “Kedai Ijen Maning” di Dusun Pesucen, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Ia juga selalu menjual cerita Kopi Ijen yang khas, di mana perkebunan kopi di wilayah ini diapit oleh pegunungan Ijen dan laut.

Kopi Ijen khas Banyuwangi memiliki cita rasa unik karena terpaan udara asam belerang pegunungan Ijen dan udara yang mengandung asam garam laut. Cita rasa seperti ini sangat digemari oleh wisatawan baik domestik dan luar negeri.

“Sebelum pandemi, wisatawan Rusia dan Eropa sering datang ke kedai kopi di desa kami hanya untuk mencicipi kopi luwak arabika di sini, tidak jarang setelah membawa pulang Kopi Ijen, mereka akan melakukan repeat order dan kita kirim ke negara mereka,” ujar Achmad dalam keterangan resmi, Senin.

Ia mengaku bahwa sebelum pandemi sering mengirim kopi luwak dan kopi arabika merek “Ijen Maning” miliknya dengan kisaran harga Rp1 juta per kilogram untuk kopi luwak dan Rp400 ribu per kilogram untuk kopi arabika kepada pelanggan-pelanggan asing yang pernah datang ke kedainya.

“Permintaan paling besar itu sebenarnya datang untuk kopi luwak liar. Petani kopi di sini benar-benar mengumpulkan biji kopi hasil dari pembuangan binatang luwak yang memang berkeliaran di perkebunan kopi. Luwak itu memilih sendiri tumbuhan kopi terbaik untuk dimakan sehingga kualitas biji kopi luwak ini sangat baik. Namun karena pasokan luwak liar sangat terbatas, biasanya kami selalu menawarkan 2 kopi tersebut,” tambahnya.

Walaupun tak seramai sebelum pandemi, kini kedai kopi Ijen Maning milik Achmad mulai berangsur pulih. Tanpa karyawan, Achmad yang dibantu oleh istri anaknya dengan giat memenuhi permintaan konsumen akan kopi-kopinya.

Pemerintah daerah Banyuwangi sendiri memang memiliki perhatian khusus akan potensi ekonomi dari pertanian Kopi. Sejak awal tahun 2009, pemerintah Banyuwangi terus menerus memberikan pelatihan untuk petani-petani kopi.

Banyuwangi Festival

Hingga saat ini, pemerintah daerah terus mendukung geliat para petani kopi Ijen salah satunya Banyuwangi Festival (B-Fest) dan menggelar acara di berbagai sudut kota dan desa, guna menarik wisatawan untuk masuk ke jalan desa di mana setiap warga menjual kopi hasil panen rumahannya.

Guna meningkatkan potensi ekonomi Banyuwangi, Pemda Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi menargetkan 3 juta wisatawan berkunjung ke Banyuwangi pada tahun 2022 ini, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda mengatakan bahwa pencapaian target tersebut masih akan dipengaruhi oleh pandemi, tetapi kegiatan yang mendorong munculnya strategi pariwisata ke depan terus dilakukan berkolaborasi dengan perhotelan, travel agent, dan pihak ketiga lain.

Dengan pemulihan ekonomi Banyuwangi, pelaku UMKM mulai terdampak positif seiring penuhnya tingkat okupansi hotel, penggunaan jasa travel, hiburan, kuliner, dan suvenir, serta penjualan produk UMKM di Banyuwangi.

Para pelaku UMKM, termasuk Achmad, tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Pengajuan kredit kepada perbankan dilakukan Achmad. Ia mengajukan penarikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2021 sebesar Rp40 juta untuk memperbesar kapasitas produksinya, sehingga ia dapat memenuhi permintaan konsumen untuk kopi-kopinya.

PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) pun mendukung penuh pemulihan ekonomi khususnya UMKM di Kota Banyuwangi melalui program Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Askrindo berperan dalam membantu UMKM mengakses permodalan dengan menurunkan risiko kredit yang disalurkan perbankan ke UMKM. Askrindo akan terus mendorong pertumbuhan UMKM sebagai bagian dari upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2020.

Besarnya penyerapan KUR di berbagai sektor menjadi indikasi semakin kuatnya pemulihan daya beli masyarakat serta gerak perekonomian yang semakin membaik.

Ke depan Askrindo tetap berkomitmen untuk berpartisipasi memperkuat pemulihan ekonomi nasional khususnya melalui penjaminan kredit di segala sektor usaha yang kredibel. (ant)