Manila – Banjir akibat hujan deras yang dipicu badai tropis Fung-Wong, masih merendam Manila. Keterangan pejabat Filipina yang dikutip Reuters, Sabtu 20 September, menyebut sedikitnya 200 ribu orang masih berada di pengungsian.
Sekolah, kantor pemerintah, dan bisnis masih ditutup, akibat banjir yang mulai terjadi, Jumat pagi waktu setempat. Namun, beberapa kantor pelayanan publik disebut telah mulai dibuka, agar dapat membantu melayani warga di Ibu kota Filipina itu.
Dewan penanganan bencana Filipina menyebut banjir mencapai ketinggian atap rumah penduduk. Sementara itu, badan meteorologis mengatakan badai mengakibatkan tingginya curah hujan, dengan volume air setara dengan tiga pekan curah hujan normal.
Lima orang dilaporkan tewas akibat badai Fung Wong, yang menghantam bagian utara pulau Luzon dengan kecepatan mencapai 120 kilometer per jam. Sebagian warga dilaporkan mulai kembali ke rumah mereka pada Sabtu pagi.
“Barang-barang kami tertimbun lumpul. Butuh waktu untuk membersihkan semua ini,” kata seorang warga kota Marikona. “Kami tidak punya pilihan selain pulang ke rumah. Kami tidak mampu menyewa sebuah apartemen,” kata warga lainnya, bernama Lovi Barbosa.
Lovi bersama lima anaknya yang berusia antara dua hingga 10 tahun, sebelumnya terpaksa mengungsi di teras sebuah bengkel tambal ban, karena sekolah yang menjadi tempat pengungsian telah penuh. Karena itu dia berniat segera membersihkan rumahnya, agar dapat segera ditempati kembali.
Sekitar 20 topan, atau badai besar melewati Filipina setiap tahun yang berdampak pada jutaan jiwa. Topan Haiyan tercatat menjadi salah satu yang terparah, November 2013, mengakibatkan 7.300 orang tewas atau hilang.
Pada September 2009, badai tropis Ketsana menumpahkan hujan dengan volume air setara satu bulan hujan hanya dalam waktu enam jam, mengakibatkan banjir terparah di Manila dalam 40 tahun terakhir, menewaskan lebih dari 460 jiwa. vns