Bojonegoro – Korban banjir Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, belum mengungsi ke gedung Evakuasi Taman Bahagia (Etaba) milik pemkab setempat di Desa Sumberjo, Kecamatan Trucuk.“Warga di sejumlah desa di Kecamatan Trucuk, belum mengungsi karena menganggap banjir belum parah, sehingga mereka tetap bertahan di rumahnya masing-masing,” kata penjaga gedung pengungsi Etaba, Yadi, Minggu.
Meski demikian, katanya, gedung pengungsi Etaba sudah dipersiapkan untuk menampung pengungsi kalau sewaktu-waktu banjir semakin besar.
“Gedung sudah kami bersihkan termasuk persiapan air di 10 kamar mandi lebih dari cukup,” katanya, menegaskan.
Ia menjelaskan pengungsi korban banjir luapan Bengawan Solo yang kemungkinan ditampung di gedung setempat, di antaranya, warga Desa Trucuk, Padang, Mori, Sumberjo, dan sekitarnya di Kecamatan Trucuk, yang biasa menjadi langganan banjir rutin Bengawan Solo.
“Perkiraan kami gedung ini mampu menampung sekitar 600 kepala keluarga (KK),” katanya.
Gedung Pengungsi Etaba berdiri di atas tanah seluas 1 hektare dibangun dengan dana Rp1,5 miliar bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2013.
Sementara itu, Gedung Serbaguna milik Pemkab Bojonegoro di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, mulai dimanfaatkan warga untuk mengungsi, meskipun ada acara pengantin.
Keluarga pengantin di Gedung Serbaguna Djoko Prasetyo menjelaskan Gedung Serbaguna hanya dimanfaatkan separuhnya untuk kegiatan pengantin, disebabkan Bengawan Solo meluap.
“Kami tahu Bengawan Solo meluap, sehingga para pengungsi korban banjir Bengawan Solo kami persilahkan memanfaatkan gedung,” katanya.
Menurut seorang pengungsi korban banjir Bengawan Solo asal Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, Sulasih, belum seluruh pengungsi masuk ke gedung karena menunggu acara pengantin selesai.
“Saya dengan sejumlah warga sudah mengungsi di pos penjagaan ini sejak pagi tadi. Warga pengungsi lainnya masih menunggu di luar menunggu acara pengantin selesai,” kata Sulasih.
Sesuai data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir luapan Bengawan Solo di daerah setempat telah merendam 81 desa di 15 kecamatan dengan jumlah pengungsi sebanyak 3.369 jiwa.
Selain itu, banjir juga telah merendam areal tanaman padi seluas 3.765 hektare, palawija 479 hektare, dan sebanyak 3.627 rumah terendam air banjir dengan perkiraan kerugian mencapai Rp4,681 miliar lebih.atn