Bintang Pos, Surabaya – ITS terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Salah satunya dengan meningkatkan jumlah guru besarnya. Rabu (12/6), ITS kembali menambah jumlah guru besarnya dengan mengukuhkan tiga guru besar baru dalam prosesi upacara yang dihelat di Grha Sepuluh Nopember ITS Surabaya.
Ketiga guru besar yang baru tersebut adalah Prof Dr Ir Sekartedjo MSc dari juursan Teknik Fisika, Prof Tavio ST MT PhD dari jurusan Teknik Sipil, dan Prof Ir Achmad Zubaydi dari jurusan Teknik Perkapalan. Masing-masing dikukuhkan sebagai guru besar ITS yang ke-105, 106, dan 107.
Prof Sekartejo meraih guru besar dalam bidang ilmu rekayasa fotonika. Pada orasi ilmiahnya, dijelaskan bahwa peranan rekayasa fotonika sekarang ini sangatlah besar, terutama pada bidang telekomunikasi dan kedokteran. “Laser dan serat optik adalah contoh rekayasa fotonika yang penggunaannya sangat luas saat ini,” tuturnya.
Sementara itu, Prof Tavio mendapat gelar guru besar dalam bidang ilmu struktur beton. Dalam orasi ilmiahnya, ia memaparkan, banyaknya korban bencana alam di Indonesia sebenarnya bukan hanya akibat dari bencana tersebut, namun lebih diakibatkan dari struktur bangunan tempat tinggal yang rapuh.
Kebanyakan struktur bangunan di Indonesia menggunakan beton bertulang. Memang benar beton tersebut sangatlah kokoh. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa beton tersebut lemah terhadap daya tarik. “Sehingga saat gempa terjadi, bangunan tersebut rawan runtuh,” jelas pria yang meraih doktor dari Nanyang Technological University, Singapura ini.
Untuk mengatasi masalah tersebut, ia menawarkan inovasi pengekangan pada beton agar bangunan lebih tahan gempa. “Dengan penambahan profil baja siku ringan pada pengekangan eksternal, maka nilai daktilitas beton akan meningkat,” tutur pria kelahiran Surabaya, 27 Maret 1970 ini.
Dengan demikian maka bangunan akan lebih tahan gempa. “Bangunan boleh rusak berat karena tidak kuat saat gempa bumi, akan tetapi bangunan tersebut tidak boleh sampai roboh saat gempa bumi terjadi,” imbuh dosen Teknik Sipil ITS ini mengingatkan.
Guru besar ketiga adalah Prof Ir Achmad Zubaydi MEng PhD. Pria asal Gresik ini memperoleh gelar guru besar dalam bidang ilmu getaran struktur kapal. Pada orasi ilmiahnya, ia mengatakan, teknik yang mengkombinasikan random vibration response dalam bentuk autocorrelation function dengan neural network techniques sukses mengidentifikasi tidak hanya keberadaan kerusakan, tetapi juga tingkat dan lokasinya.
Dalam sambutannya, Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA mengatakan, ITS butuh sedikitnya 170 guru besar pada tahun 2017 mendatang. Hal ini dikarenakan bahwa pada tahun tersebut jumlah mahasiswa pascasarjana ITS diperkirakan sebanyak 3.400 mahasiswa. “Saya berharap nantinya setidaknya ITS mampu mencetak 15 guru besar setiap tahunnya,” harapnya yang ditujukan pada dosen-dosen ITS.
Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi:
– Prof Tavio 08883635262
– Prof Achmad Zubaydi 08155014475
(ach)