https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

tunjangan – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Pemkab Probolinggo Tetap Prioritaskan Tunjangan Guru Ngaji

Pemkab Probolinggo Tetap Prioritaskan Tunjangan Guru Ngaji

nusantara7.com, Probolinggo  – Dalam dua tahun terakhir atau semenjak adanya pandemi Covid-19, kegiatan yang berada di Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kabupaten Probolinggo sedikit terganggu. Sebab, anggaran dalam kegiatannya terefokusing untuk penanganan pandemi Covid-19.

Kepala Bagian (Kabag) Kesra setempat Didik Abdur Rohim mengatakan, pada tahun 2020 lalu, pihaknya masih memiliki anggaran sebesar Rp 1.533.972.000. Namun pada tahun ini, pihaknya hanya memiliki anggaran sebesar Rp 875 juta.

“Sehingga untuk membuat program-program baru itu terhambat lantaran anggarannya yang memang terbatas. Tahun ini saja hampir Rp 700 juta pengurangannya dari tahun lalu anggaran kami,” katanya.

Namun, dari peruntukan anggaran tersebut, salah satu yang menjadi prioritasnya ialah tunjangan terhadap guru-guru ngaji atau ustad di tiap-tiap musalla. Bahkan, tunjangan yang diberikan kepada para ustad tersebut mencapai Rp 350 ribu per orang.

“Jangankan menambah program, mempertahankan program agar tidak dikurangi nominalnya itu sulit dengan kondisi seperti ini. Tapi khusus guru ngaji ini kami benar-benar mempertahankan agar tetap ada anggarannya,” paparnya.

Menurutnya, sangat penting memberikan bantuan tunjangan kepada guru-guru ngaji. Pasalnya, musalla merupakan tempat awal mendidik anak untuk memahami ilmu-ilmu agama.

“Bisa ngaji, tahu tata cara ambil wudu’, salat itu kan yang pertama dari guru ngaji ilmunya. Termasuk orang-orang sukses saat ini kan belajar ngaji dan salatnya dari guru musalla. Jadi jangan lupakan peran guru ngaji. Makanya ketika ada refokusing anggaran, kami berusaha agar guru ngaji tetap dapat tunjangan,” ujarnya.

Didik mencatat, setidaknya saat ini ada ribuan guru ngaji yang mendapat tunjangan dari pihaknya meski hanya setahun sekali. Ia mengaku, tahun depan akan mencoba agar program tunjangan seperti ini bisa dikembangkan lagi. “Dari 325 desa dan lima kelurahan, itu kami ada data guru ngajinya. Paling banyak, dalam satu desa itu ada 15 guru ngaji yang kami perhatikan,” ungkapnya. (brj)

Nadiem Makarim Rancang Insentif untuk Guru di Daerah 3T (Terdepan, Terkecil, Tertinggal)

Nadiem Makarim Rancang Insentif untuk Guru di Daerah 3T (Terdepan, Terkecil, Tertinggal)

Nusantara7.com – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) merancang insentif untuk guru yang ditempatkan di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) agar mereka lebih semangat mengajar.

“Itu yang sedang kami coba rancang apa saja insentif yang bisa dilakukan agar guru jauh lebih semangat,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di sela meninjau pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Negeri Dasan Baru, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (7/10).

Pria yang akrab disapa Mas Menteri itu mengatakan salah satu yang dilakukan untuk memotivasi semangat guru daerah 3T adalah memberikan tunjangan daerah khusus. Itu adalah salah satu program yang terus berjalan.

“Itu tunjangan yang signifikan untuk daerah-daerah khusus, tapi kita akan melihat ke depannya apalagi yang bisa kita lakukan agar guru-guru dan kepala sekolah mau pindah ke daerah-daerah yang membutuhkan guru,” ujarnya.

Selain merancang insentif, kata Mas Menteri, pihaknya juga membuka formasi guru penempatan daerah 3T. Menurut dia, ada perbedaan jumlah orang yang mau mengajar dengan jumlah kebutuhan guru di daerah 3T. “Kita tidak bisa memaksa guru mau lokasi di mana, tapi ada perbedaan jumlah orang yang mau di situ dengan jumlah kebutuhan,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Aidy Furqan juga mengakui masih kekurangan guru SMA dan SMK di daerah 3T. Untuk itu, pihaknya akan menyebar para guru P3K secara merata ke daerah-daerah terpencil yang masih kekurangan.

“Itu tunjangan yang signifikan untuk daerah-daerah khusus, tapi kita akan melihat ke depannya apalagi yang bisa kita lakukan agar guru-guru dan kepala sekolah mau pindah ke daerah-daerah yang membutuhkan guru,” ujarnya.

Selain merancang insentif, kata Mas Menteri, pihaknya juga membuka formasi guru penempatan daerah 3T. Menurut dia, ada perbedaan jumlah orang yang mau mengajar dengan jumlah kebutuhan guru di daerah 3T. “Kita tidak bisa memaksa guru mau lokasi di mana, tapi ada perbedaan jumlah orang yang mau di situ dengan jumlah kebutuhan,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Aidy Furqan juga mengakui masih kekurangan guru SMA dan SMK di daerah 3T. Untuk itu, pihaknya akan menyebar para guru P3K secara merata ke daerah-daerah terpencil yang masih kekurangan.

(jwp)