https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

taliban – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Tak Usah Bersimpati dengan Taliban tegas Kepala BNPT

Tak Usah Bersimpati dengan Taliban tegas Kepala BNPT

Madura9, Banyuwangi – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar melarang adanya simpati dengan kelompok milisi Taliban yang merebut Afghanistan. Pihaknya tak ingin apa yang dilakukan Taliban jadi sumber inspirasi di Indonesia. Boy menegaskan ideologi kekerasan bukan jati diri Indonesia.

Itu diungkapkan Boy saat kunjungan di Banyuwangi, Kamis (26/8/2021). Menurut Boy, Taliban merupakan gerakan politik berbasis tindak kekerasan. Selain itu ada rekam jejak terorisme di masa lalu dengan melindungi pemimpin Al Qaida.

“Tak usah bersimpati dengan Taliban. Kita harus waspada jangan sampai momentum pengambilalihan Taliban menjadi sumber inspirasi,” kata Boy kepada wartawan di Kantor Pemkab Banyuwangi.

Menurut Boy, Taliban merupakan gerakan politik berbasis tindak kekerasan. Selain itu ada rekam jejak terorisme di masa lalu dengan melindungi pemimpin Al Qaida. Apalagi, Taliban sudah pernah dimasukan dalam daftar terorisme nasional.

“Berbeda memang dalam konteks tujuannya (dengan Al Qaida), tetapi merujuk ideologi kekerasan yang sama,” kata Boy.

Boy mengingatkan tragedi terorisme di Indonesia, seperti Bom Bali 1 dan 2 dilakukan oleh kombatan dari Afghanistan. Mereka tergabung dalam jamaah islamiyah, dan mereka terhubung Al Qaida-Taliban.

“Ada fakta hukum, kemudian Al Qaida juga tersambung dan mengakomodir Osama bin Laden. Berbeda memang dalam konteks tujuannya, tetapi merujuk sama ideologi kekerasan,” tambah Boy.

Menurut Boy, ideologi kekerasan bukan jati diri Indonesia. Indonesia, kata Boy, sudah final dengan demokrasi, berasas HAM, dan berdasar konstitusi.

“Karena kita beda tipe, kita sudah menemukan jati diri dan Taliban masih terlibat konflik dengan saudaranya sendiri,” pungkas Boy. (dtk)

3 Warga Ditembak Mati, Protes Anti-Taliban di Afghanistan Ricuh

3 Warga Ditembak Mati, Protes Anti-Taliban di Afghanistan Ricuh

Jalalabad – Kericuhan terjadi dalam protes anti-taliban di Kota Jalalabad, Afghanistan. 3 warga ditembak mati.

Dilansir dari Reuters, protes terjadi di jalanan utama di Jalalabad. 2 saksi mata dan pejabat kepolisian melaporkan pejuang Taliban melepaskan tembakan ke arah massa yang mencoba memasang bendera Afghanistan di Alun-alun Jalalabad.

Akibat dari tembakan brutal itu, 3 orang dilaporkan tewas. Namun, juru bicara Taliban belum memberikan respons terkait aksi penembakan itu.

Komandan dan tentara Taliban berulang kali melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa “Kami tidak berniat melukai siapa pun,” kata seorang pejabat Taliban kepada Reuters.

Presiden Afghanistan Kabur ke Uni Emirat Arab

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah meninggalkan negaranya yang kini dikuasai oleh Taliban. Ashraf Ghani kini berada di Uni Emirat Arab.

Dilansir dari AFP, otoritas Uni Emirat Arab menerima Ashraf Ghani atas dasar kemanusiaan. Keberadaan Ghani mulanya tidak diketahui usai Taliban menyerang dan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan.

“Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA dapat mengkonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Ashraf Ghani dan keluarganya dengan alasan kemanusiaan,” kata Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab dalam sebuah pernyataan singkat, Rabu (18/8/2021).

Warga Berbondong-bondong Kabur dari Afghanistan

AS mengerahkan ribuan tentara dan pesawat militernya ke bandara Kabul sejak akhir pekan kemarin. Kedatangan pesawat militer dan tentara AS disambut ribuan warga Afghanistan yang menyemut di landasan bandara.

Warga berharap dapat menaiki pesawat militer AS untuk menghindari kelompok Taliban yang dikenal sarat kekerasan. Di media sosial, beredar luas foto-foto warga Afghanistan yang nekat bergelantungan pada badan dan roda pesawat demi bisa meninggalkan Kabul. (dtk)

Warga Afghanistan Tewas Setelah Bergelantungan di Pesawat AS

Warga Afghanistan Tewas Setelah Bergelantungan di Pesawat AS

Kabul – Sejumlah warga Afghanistan yang putus asa dilaporkan nekat berpegangan pada sebuah pesawat militer Amerika Serikat (AS) yang terbang meninggalkan Kabul. Beberapa dari mereka bahkan dilaporkan terjatuh dari udara dan meninggal dunia.

Seperti dilansir Newsweek dan CNN, Senin (16/8/2021), insiden tragis yang terjadi di bandara Kabul ini terekam kamera amatir yang menyebar luas di media sosial.

Video-video yang beredar menunjukkan beberapa pria muda nekat berpegangan pada badan pesawat militer C-17 milik AS yang tengah diparkir di area Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, pada Senin (16/8) waktu setempat.

Kekacauan menyelimuti bandara Kabul pada awal pekan ini setelah kelompok Taliban berhasil merebut kekuasaan dari pemerintahan Afghanistan yang kolaps. Situasi ini mendorong ribuan warga Afghanistan untuk membanjiri bandara, bahkan hingga ke landasan, demi bisa meninggalkan negara tersebut.

Ribuan tentara AS yang dikerahkan ke bandara Kabul untuk mengamankan evakuasi personel diplomatik dan warga, kini juga menjaga keamanan di area bandara. Semua penerbangan komersial dari Kabul juga diketahui telah dibatalkan pada Senin (16/8) ini setelah terjadi kekacauan tersebut.

Salah satu video yang diunggah kantor berita Afghan Asvaka News menunjukkan dua objek tak teridentifikasi terjatuh dari badan pesawat yang baru saja lepas landas dari bandara Kabul.

“Video itu menunjukkan sebuah penerbangan dari bandara Kabul di mana dua orang terlempar dari sebuah pesawat ke rumah-rumah penduduk,” demikian bunyi laporan Afghan Asvaka News sembari menyertakan potongan video berdurasi 11 detik yang ditonton lebih dari 1 juta kali.

Disebutkan Afghan Asvaka News dalam laporannya bahwa pemuda-pemuda Afghanistan nekat berpegangan pada roda pesawat militer C-17 milik AS yang lepas landas dari bandara Kabul.

“Warga lokal di dekat bandara Kabul mengklaim bahwa tiga pria muda yang berpegangan erat pada roda pesawat terjatuh ke atap rumah-rumah warga,” sebut Afghan Asvaka News dalam laporannya pada Senin (16/8) waktu setempat.

Sebuah video lainnya yang diunggah Afghan Asvaka News menunjukkan sejumlah warga setempat mengevakuasi mayat pria-pria yang terjatuh dari pesawat di dekat Khairkahana, dekat Kabul.

“Warga lokal saat mengumpulkan mayat tiga pria yang berpegangan pada roda pesawat yang lepas landas dari bandara Kabul, mereka terjatuh ke daratan di dekat Khairkahana dekat Kabul,” demikian laporan Afghan Asvaka News seperti dilansir Newsweek.

Belum ada pernyataan resmi dari otoritas Afghanistan maupun dari militer AS terkait insiden ini.

Namun sebelumnya Reuters yang mengutip sejumlah saksi mata melaporkan bahwa lima orang tewas dalam kekacauan yang menyelimuti bandara Kabul, usai Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.

Seorang saksi mata menuturkan bahwa dirinya melihat langsung lima jenazah dievakuasi ke dalam kendaraan di area bandara Kabul. Saksi mata lainnya menyatakan tidak diketahui secara jelas apakah para korban tewas akibat tembakan atau akibat desak-desakan yang terjadi di bandara Kabul.

Sejumlah rekaman video lainnya yang diposting Afghan Asvaka News menunjukkan beberapa warga memadati garbarata demi bisa menaiki pesawat yang terbang meninggalkan Afghanistan.

Bahkan laporan CNN menyebut orang-orang nekat mengikuti pesawat-pesawat yang ada di landasan bandara Kabul, dengan beberapa di antaranya berada di bawah mesin pesawat yang bisa membahayakan mereka. Sebuah helikopter militer Apache, terlihat dalam sejumlah video lainnya, terbang rendah di area landasan dalam upaya membubarkan kerumunan.

(dtk)

Presiden Afghanistan Bersumpah Kerahkan Pasukan jika Taliban Dekati Kabul

Presiden Afghanistan Bersumpah Kerahkan Pasukan jika Taliban Dekati Kabul

Kabul – Presiden AfghanistanAshraf Ghani, menegaskan bahwa pengerahan pasukan bersenjata menjadi ‘prioritas utama’ saat petempur Taliban semakin bergerak mendekati ibu kota Kabul usai merebut kota-kota penting lainnya dalam sepekan terakhir.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/8/2021), Presiden Ghani tidak memberikan isyarat akan mundur atau mengambil tanggung jawab atas situasi terkini di negaranya. Namun dia menyatakan ‘konsultasi’ tengah berlangsung untuk membantu mengakhiri perang.

“Pengerahan ulang pasukan keamanan dan pertahanan menjadi prioritas utama kita, dan langkah-langkah serius tengah diambil terkait hal ini,” ucap Presiden Ghani yang tampak muram saat menyampaikan pidato yang disiarkan televisi setempat pada Sabtu (14/8) waktu setempat.

Namun Presiden Ghani menawarkan sedikit rincian soal apa yang tengah direncanakan pemerintahannya, ketika kekuasaan pemerintahannya atas Afghanistan mulai runtuh dalam beberapa hari terakhir.

Penegasan ini disampaikan setelah Taliban berhasil merebut Kandahar yang merupakan kota terbesar kedua dan Herat yang merupakan kota terbesar ketiga di Afghanistan pekan ini.

Jatuhnya dua kota itu ke tangan Taliban secara efektif menjadikan Kabul sebagai benteng terakhir bagi pasukan pemerintah yang hanya memberikan sedikit perlawanan atau tidak memberikan perlawanan sama sekali di wilayah lainnya.

Para petempur Taliban kini dilaporkan berkemah di lokasi berjarak hanya 50 kilometer dari Kabul, saat negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS) tengah berupaya mengevakuasi para diplomat dan warga mereka dari Afghanistan.

Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di sekitar wilayah Mazar-i-Sharif, tempat persembunyian terpencil di utara Afghanistan di mana mantan Wakil Presiden Abdul Rashid Dostum mengumpulkan milisi anti-Taliban yang ganas.

Laporan Associated Press menyebut bahwa Taliban sejauh ini telah menguasai 12 dari total 34 ibu kota provinsi di Afghanistan dalam serangan selama sepekan terakhir. Kota-kota penting lainnya yang sejauh ini belum dikuasai Taliban mencakup Jalalabad, Gardez dan Khost.

Dalam pidatonya, Presiden Ghani menyatakan keinginannya untuk mengakhiri pertempuran di negaranya.

“Saya telah memulai konsultasi ekstensif di dalam pemerintahan dengan para tetua, pemimpin politik, perwakilan rakyat, dan mitra-mitra internasional untuk mencapai solusi politik yang masuk akal dan pasti di mana perdamaian dan stabilitas rakyat Afghanistan dipertimbangkan,” tegasnya.

(dtk)

Afghanistan Makin Mencekam, Kota Terbesar Kandahar dan Herat Kini Dikuasai Taliban

Afghanistan Makin Mencekam, Kota Terbesar Kandahar dan Herat Kini Dikuasai Taliban

Kabul – Taliban merebut kota terbesar kedua dan ketiga di Afghanistan. Aksi tersebut semakin menekan pemerintah yang diperangi hanya beberapa minggu sebelum berakhirnya misi militer Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.

Dilansir dari Associated Press, Jumat (13/8/2021), dua kota besar itu adalah Kandahar dan Herat. Perebutan dua kota besar itu menjadi kekuatan bagi Taliban, yang telah merebut 12 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan, sebagai bagian dari serangan selama seminggu.

Perebutan kota Ghazni, sementara itu, memotong jalan raya penting yang menghubungkan ibu kota Afghanistan, Kabul, dengan provinsi di selatan negara itu. Serangan-serangan ini merupakan bagian dari dorongan pemberontak sekitar 20 tahun setelah pasukan AS dan NATO menyerbu dan menggulingkan pemerintah Taliban.

Kabul sendiri belum secara langsung terancam oleh kekuatan Taliban. Namun, kekalahan dan pertempuran di tempat lain semakin memperketat cengkeraman kebangkitan Taliban yang diperkirakan menguasai lebih dari dua pertiga negara dan terus menekan serangan mereka.

Dengan keamanan yang memburuk dengan cepat, Amerika Serikat berencana mengirim 3.000 tentara untuk membantu mengevakuasi beberapa personel dari Kedutaan Besar AS di Kabul. Secara terpisah, Inggris mengatakan sekitar 600 tentara akan dikerahkan dalam jangka pendek untuk mendukung warga negara Inggris yang meninggalkan negara itu.

Ribuan warga Afghanistan telah meninggalkan rumah mereka di tengah kekhawatiran bahwa Taliban akan kembali memaksakan pemerintahan yang brutal dan represif, menghilangkan hak-hak perempuan dan melakukan amputasi di hadapan publik, rajam dan eksekusi. Pembicaraan damai di Qatar tetap terhenti, meskipun para diplomat bertemu sepanjang hari.

Penilaian intelijen militer AS terbaru menunjukkan Kabul bisa berada di bawah tekanan pemberontak dalam waktu 30 hari dan bahwa, jika tren saat ini bertahan, Taliban bisa mendapatkan kendali penuh atas negara itu dalam beberapa bulan. Pemerintah Afghanistan pada akhirnya mungkin terpaksa mundur untuk mempertahankan ibu kota dan hanya beberapa kota lain dalam beberapa hari mendatang jika Taliban mempertahankan momentum mereka.

Serangan gencar tersebut mewakili keruntuhan pasukan Afghanistan yang menakjubkan dan memperbarui pertanyaan tentang ke mana lebih dari USD 830 miliar yang dihabiskan oleh Departemen Pertahanan AS untuk berperang, melatih pasukan itu, dan upaya rekonstruksi pergi – terutama ketika para pejuang Taliban mengendarai Humvee buatan Amerika dan truk pikap dengan M-16. (dtk)