https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

pbnu – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Silaturahim, Panglima TNI temui Ketum PBNU

Silaturahim, Panglima TNI temui Ketum PBNU

Nusantara7.com, Jakarta – Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin.

Panglima TNI tiba di Kantor PBNU sekitar pukul 09.00 WIB. Pertemuan itu hanya berlangsung sekitar 1 jam.

Usai pertemuan, Jenderal Andika mengaku kedatangannya ke PBNU untuk bersilahturahim.

“Saya pagi ini sengaja datang ke PBNU karena sejak saya menjabat waktu itu saya orientasi internal. Tapi masuk pada bulan ini sudah bisa memahami detail di internal sehingga saya orientasi keluar. PBNU termasuk organisasi yang harus saya datangi,” kata Andika yang mengenakan sorban hijau di pundaknya dari pengurus PBNU.

Dalam pertemuan itu, Andika dan Gus Yahya membicarakan soal Program Bela Negara yang diluncurkan Kementerian Pertahanan (Kemhan).
“Apa yang bisa kita lakukan bersama, tak lain buat negara kita semakin kuat. Dan nanti ada ‘follow up’ dan kerja sama setelah saya mengumpulkan internal dan melihat program kerja dan anggaran tahun ini,” kata Andika.

Sementara itu, Gus Yahya mengatakan dirinya dan Jenderal Andika Perkasa berdiskusi intens membangun gerakan bela negara.

“Kami berdiskusi intens membangun gerakan bela negara. Akan kita kembangkan antara NU dan TNI. Tadi pembicaraan hangat dan saya merasa ini pembicaraan dari hati ke hati,” ujarnya.

Dalam pembicaraan itu, dia sempat berpikir Andika merupakan orang NU.

“Saya sampai pikir jangan-jangan Pak Andika ini NU juga. Kaya orang berjodoh. Bersyukur sekali dan mudah-mudahan bisa menghasilkan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara,” katanya dengan nada bercanda.

Gus Yahya berharap usai pertemuan ini akan ada sinergi kuat antara kedua belah pihak untuk menjaga persatuan kesatuan bangsa dan menjaga kondusivitas keadaan masyarakat.

“Sekaligus mengukuhkan harmoni di tengah masyarakat kita yang Bhinneka Tunggal Ika ini,” ucap Gus Yahya. (ant)

Ketua PBNU Gus Yahya : Harap PPP bangkit dan bangun peradaban masa depan

Ketua PBNU Gus Yahya : Harap PPP bangkit dan bangun peradaban masa depan

Nusantara7.com, Malang – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengharapkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mampu bangkit dan membangun peradaban masa depan yang mempersatukan masyarakat Indonesia.

Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf pada peringatan puncak Hari Lahir ke-49 PPP di Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan partai politik yang lahir pada 1973 itu diharapkan menjadi partai pemersatu masyarakat untuk membangun peradaban masa depan.

“Saya berharap PPP ini sungguh-sungguh bisa bangkit menjadi partai yang mempersatukan masyarakat untuk membangun peradaban masa depan,” katanya.

Ia sangat berharap PPP bisa menjadi elemen strategis yang menjadi senyawa dan energi bangsa Indonesia untuk membangun peradaban masa depan yang damai bagi seluruh umat manusia.

Menurut Gus Yahya, jika PPP ingin mendapatkan konstituen yang saat ini didominasi generasi milenial, maka tidak mungkin jika hanya menawarkan sejarah dan masa lalu partai. Namun, PPP harus bisa menawarkan masa depan kepada generasi itu

“Mereka (generasi milenial) tidak punya hubungan sama sekali dengan masa lalu. Jadi yang masuk akal, yang rasional dan strategis, adalah dengan menawarkan masa depan,” katanya.

Ia menambahkan untuk membangun peradaban masa depan tersebut, juga dibutuhkan sosok pimpinan yang memiliki dua karakter utama. Dua karakter utama seorang pemimpin untuk membangun masa depan Indonesia itu adalah luwes dan ulet.

“Saya yakin PPP mampu, punya potensi untuk itu karena ketua umumnya Pak Suharso. Beliau luwes dan ulet,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama merupakan milik masyarakat Indonesia dan tidak hanya milik satu partai tertentu. PBNU mendukung penuh PPP untuk membangun masa depan Indonesia yang mempersatukan bangsa.

“Kalau tadi dikatakan bahwa NU ini milik semua orang, itu adalah realita. Memang milik semua orang. Dan NU ingin mengajak semua orang, untuk bersatu bersama-sama membangun masa depan,” ujarnya.

PPP didirikan pada 5 Januari 1973 yang merupakan hasil penggabungan empat partai berbasis Islam, yakni Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia, dan Partai Islam Perti.

PPP dipelopori KH Idham Chalid, H Mohammad Syafaat Mintaredja, H Anwar Tjokroaminoto, H Rusli Halil, dan H Mayskur. Dengan bergabungnya partai-partai besar berbasis Islam tersebut, PPP memproklamirkan diri sebagai Rumah Besar Umat Islam. (atr)

Gandeng Menteri BUMN dan Menteri Koperasi dan UKM, PBNU Bangun Jaringan Santri Entrepreneur

Gandeng Menteri BUMN dan Menteri Koperasi dan UKM, PBNU Bangun Jaringan Santri Entrepreneur

Nusantara7.com, Peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-99 Nahdlatul Ulama (NU) di Bangkalan, Jawa Timur, dimanfaatkan PBNU untuk merajut kerja sama. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding, MoU) dengan Menteri BUMN Erick Thohir serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki. Kerja sama itu bertujuan untuk membangun entrepreneurship di kalangan santri dan pesantren.

Acara puncak yang berlangsung tadi malam itu juga dihadiri Rais Aam KH Miftachul Akhyar dan jajaran pimpinan PBNU. Ada pula Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Forkopimda Jawa Timur, serta PWNU se-Indonesia. Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga hadir secara virtual.

Erick Thohir mengatakan, NU memiliki peran besar dalam mendongkrak perekonomian bangsa. Karena itu, dia menyambut positif MoU dengan PBNU untuk mengembangkan kewirausahaan bagi santri dan pesantren.

”Kami akan kerahkan semua lembaga BUMN untuk turun tangan,” katanya. Salah satu program yang disiapkan adalah pendirian badan usaha milik NU atau BMNU. Dia menyebutkan, BMNU siap dibentuk di sekitar 250 PCNU se-Indonesia. Nanti BUMN-BMNU berkolaborasi di berbagai bidang. ”Mulai SDM, pengelolaan usaha, hingga pembiayaan,” ungkapnya.

Teten Masduki menambahkan, PBNU memiliki target 10 ribu santri yang bisa menjadi wirausahawan. Jumlah itu dianggap kurang. Saat ini persentase pengusaha di Indonesia baru 3,9 persen. ”Syarat negara maju, persentase pengusaha minimal 4 persen,” katanya. Karena itu, dia ingin santri memiliki kompetensi kewirausahaan. Dengan begitu, santri memiliki peran besar untuk meningkatkan ekonomi bangsa. Teten akan terus berkolaborasi dengan BUMN yang memiliki lembaga pembiayaan bagi pelaku UMKM. ”Targetnya, membentuk ekosistem kewirausahaan bagi santri dan pesantren,” ucapnya.

Sementara itu, Ma’ruf Amin mengatakan, pemimpin NU di setiap tingkatan harus menjadi dinamo atau penggerak. ”Sebab, kalau tidak terjadi gerakan, itu bukan Nahdlatul Ulama lagi namanya,” katanya. Tetapi, yang terjadi adalah sukutul ulama atau diamnya ulama. Karena itu, Ma’ruf berharap seluruh pengurus NU dapat menggunakan semua kekuatan seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa peringatan harlah NU kali ini berbeda. Puncak peringatan diawali dengan ziarah ke makam Syaikhona Kholil, Bangkalan. ”Tujuannya, mengenang fitrah dan amanah yang disampaikan beliau kepada kita semua,” katanya.

Terkait dengan kemandirian ekonomi, pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut menganggap hal itu sangat penting. Kemandirian ekonomi umat merupakan kekuatan yang harus dibangun. Langkah tersebut juga sejalan dengan amanah para pendiri NU yang ingin menyejahterakan para santri dan pesantren.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf melakukan napak tilas ke kantor PCNU Surabaya kemarin (17/2). Bagi warga nahdliyin, bangunan kuno yang terletak di Jalan Bubutan VI/2, Surabaya, itu sangat istimewa sekaligus bersejarah. Di gedung itulah organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut dilahirkan pada 31 Januari 1926. Sekaligus menjadi kantor pertama PBNU sebelum pindah ke Jakarta.

Dipimpin Ketua PCNU Surabaya KH Muhibbin Zuhri, kedatangan Gus Yahya pada pukul 14.30 disambut meriah. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga ikut menyambut. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf hadir bersama rombongan ketua PWNU se-Indonesia. ’’Kita sedang bangkit berjuang lebih keras untuk mencapai energi peradaban yang lebih baik,’’ kata Gus Yahya.

Sebagai tempat lahirnya NU, jelas dia, kantor PCNU Surabaya punya spirit yang dapat membangkitkan semangat juang nahdliyin. Sebab, di gedung itulah para pendiri NU yang dipimpin Hadrastussyekh KH Hasyim Asy’ari merumuskan semangat juang. Termasuk lahirnya resolusi jihad yang sangat bersejarah itu. Dari sana dikobarkan semangat nasionalisme melawan penjajah.

Gus Yahya mengajak pengurus PBNU dan para ketua PWNU se-Jatim untuk melakukan napak tilas. Itu merupakan rangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-99 NU di Bangkalan, Madura. ”Semua kita ajak menghayati dan menangkap energi spiritual yang telah melahirkan NU sebagai kekuatan peradaban,’’ jelas Gus Yahya.

Kemarin muncul wacana agar bangunan cagar budaya yang terkenal dengan nama gedung Hoofdbeestur Nahdlatul Oelama (HBNO) itu menjadi museum. Gus Yahya setuju dengan rencana tersebut. Dengan menjadi museum, kata dia, gedung itu bisa lebih mudah dan terjamin perawatannya. Namun, pada waktu tertentu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan. Misalnya, istighotsah maupun acara NU lainnya. (jwp)

Gus Yahya tunjuk Khofifah dalam jajaran ketua tanfidziyah PBNU

Gus Yahya tunjuk Khofifah dalam jajaran ketua tanfidziyah PBNU

Nusantara7.com, Surabaya – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Haji Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan bahwa NU perlu peran Khofifah Indar Parawansa karena memiliki kemampuan sebagai seorang teknokrat.

“Itu alasan saya mengapa memilih Khofifah Indar Parawansa sebagai perempuan pertama yang masuk jajaran Ketua Tanfidziyah PBNU,” ujar Gus Yahya ditemui usai Silaturahim Harlah Ke-96 NU di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu malam.

Ia mengaku bahwa memilih Khofifah, termasuk Alissa Wahid, di struktural PBNU bukan karena masalah gender, tetapi lebih ke kualitas dan kebutuhan peran keduanya.

“Kalau ada yang lebih baik dari Mbak Khofifah, mungkin dia tidak saya ajak masuk. Bagi yang mempertanyakan kualitasnya, cari yang lebih baik dan tunjukkan ke saya. Tapi, saya yakin di Indonesia tak ada yang lebih teknokrat dari dia,” ucapnya.

Ketum PBNU menginginkan di tubuh ormas yang saat ini dipimpinnya bisa diurus laksana pemerintahan sehingga diperlukan kecakapan teknokrasi.

Ia mengenang saat menjadi juru bicara Presiden Gus Dur beberapa tahun lalu, yang sampai sekarang tak berani ditanyakan alasan memilih Khofifah langsung terjun ke eksekutif, bahkan sampai menjadi menteri.

Selain menjadi menteri di era Presiden Gus Dur, Khofifah juga pernah dipercaya Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Sosial, lalu sekarang menjabat sebagai Gubernur Jatim.

Ia juga akan meminta Khofifah berkeliling ke seluruh PWNU se-Tanah Air untuk mengajar tentang pendidikan teknokrasi kepada seluruh pengurus, baik di tingkat provinsi maupun cabang.

“Tapi, sebelum ke luar provinsi, tolong ajarkan tentang teknokrasi di tubuh PWNU Jatim. Setelah tingkat provinsi, kemudian cabang-cabang,” kata Gus Yahya.

“Sekali lagi, saya minta Bu Khofifah sebagai ketua untuk mengajarkan tentang bagaimana mengelola dan membangun teknokrasi di tubuh NU,” katanya menambahkan.

Di sisi lain, pada kesempatan tersebut turut hadir sejumlah pengurus tanfidziyah, rais syuriah PBNU maupun Ketua PWNU se-Tanah Air.

Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul menjelaskan bahwa rangkaian Harlah NU puncaknya digelar di Kabupaten Bangkalan, Madura, yang dipilih karena menjadi tanah kelahiran Kiai Haji Syaichona Kholil. (atr)

Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya ) Mengumumkan Pengurus PBNU Periode 2022-2027

Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya ) Mengumumkan Pengurus PBNU Periode 2022-2027

Nusantara7.com, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengumumkan pengurus PBNU periode 2022-2027. Terdapat sejumlah tokoh yang masuk dalam kepengurusan, seperti Wakil Presiden Ma’ruf Amin; mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, dan istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Sinta Nuriyah. Mereka duduk sebagai Musytasar atau dewan penasihat yang dipimpin Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Selain itu, terdapat nama mantan wakil gubernur Jawa Timur yang kini menjabat Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang dipilih Gus Yahya sebagai Sekjen PBNU periode 2022-2027.

“Alhamdullilah, kami telah berhasil membuat atau memutuskan susunan lengkap pengurus besar Nahdlatul Ulama dalam rapat bersama formatur yang diikut oleh Rais Aam dan wakil-wakil Rais Aam yang ditunjuk, ketua umum terpilih dan wakil-wakil yang ditunjuk yang melakukan rapat pada 5 Januari di Jakarta, dan dari rapat itu dihasilkan pengurus lengkap PBNU,” kata Gus Yahya saat pengumuman pengurus PBNU periode 2022-2027 . Continue reading →

Dukung Gus Yahya pada Muktamar NU, keputusan PWNU dan PCNU se-Jatim bulat

Dukung Gus Yahya pada Muktamar NU, keputusan PWNU dan PCNU se-Jatim bulat

Nusantara7.com, Kediri – Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Jawa Timur kompak menjalankan perintah kiai-kiai sepuh untuk mendukung K.H. Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU dan K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjadi Ketua Umum PBNU pada muktamar di Lampung akhir Desember 2021.

“Kami mengamankan dawuh kiai sepuh untuk mendukung dan mengusung K.H. Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum PBNU,” kata Gus Salam, sapaan akrab K.H. Abdussalam Shohib, di Kediri, Selasa.

Wakil Ketua PWNU Jawa Timur K.H. Abdussalam Shohib menjelaskan bahwa pertemuan itu adalah konsolidasi terakhir menjelang Muktamar NU di Lampung.

PCNU se-Jatim diundang dalam acara yang digelar di Pondok Pesantren Al Falah Putri, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

Gus Salam mengatakan bahwa dukungan pada sosok tersebut sebenarnya sudah lama, bahkan sudah dikeluarkan SK PWNU yang sifatnya mengikat organisasi.

Ia menyatakan bahwa pihaknya sudah bulat mengamankan keputusan PWNU Jawa Timur dengan semua PCNU di Jatim.

“Dukungan ini sudah final, sudah lama, bahkan 2 bulan lalu sudah mengeluarkan SK PWNU yang sifatnya mengikat, bulat di Jatim mendukung K.H. Miftachul Akhyar dan Gus Yahya sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU,” ujar pengasuh Pesantren Denanyar, Kabupaten Jombang ini.

Menurut dia, kegiatan Muktamar NU di Lampung mendatang penuh dinamika dari berbagai aspek.

Ia juga ingin agar nantinya kegiatan Muktamar tetap menjaga persatuan, kekompakan, dan kebersamaan sehingga muktamar bisa berlangsung dengan baik, damai, sejuk, dan ada beragam pemikiran progresif untuk NU.

Hal yang sama diungkapkan pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Putri, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, K.H. Abdurrahman Al Kautsar.

“Kalau kami prinsipnnya dari yang muda, kami di sini kumpul dalam rangka soliditas nderek dawuh Romo Kiai Anwar (K.H. Anwar Mansyur, Rois Syuriah PBNU Jatim) sebagai guru kami, beliau arahkan ke mana. Harapan kami, normatif agar NU benar-benar bisa lebih baik pada masa akan datang,” kata Gus Kautsar, sapaan akrabnya.

Sebagai organisasi yang besar, kata Gus Kautsar, regenerasi di tubuh NU harus terus dijaga.

“Prinsipnya sebuah organisasi yang mapan tentu bisa melahirkan generasi berikutnya. Dari kami tidak ada satu pun yang merasa ada kelemahan pimpinan Romo Kiai Said (K.H. Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU). Akan tetapi, organisasi yang mapan pasti mampu melahirkan generasi berikutnya,” ujar dia.

Dalam kegiatan itu, dihadiri oleh seluruh PCNU se-Jatim termasuk jajaran pengurus PWNU Jatim. Hadir pula Pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso Kabupaten Kediri Kiai Haji Nurul Huda Djazuli, Pengasuh PP Lirboyo Kediri sekaligus Rais Syuriah PWNU Jatim K.H. M. Anwar Manshur, Pengasuh PP Al Amien, Kota Kediri, K.H. Anwar Iskandar, dan berbagai tamu undangan lainnya. (ant)

Pemilihan Ketum PBNU Alot, SAS Menang Pengalaman, Namun Gus Yahya Beruntung

Pemilihan Ketum PBNU Alot, SAS Menang Pengalaman, Namun Gus Yahya Beruntung

Nusantara7.com, Pemilihan Ketua Umum PBNU dalam Muktamar Ke-34 NU diperkirakan bakal alot. Incumbent KH Said Aqil Siroj (SAS) disebut memiliki pendukung yang solid. Meski demikian, desakan regenerasi yang diusung kubu KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) tak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, gaung desakan itu kini semakin kuat.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno mengungkapkan, sebagai incumbent, SAS memiliki keunggulan dengan kiprahnya memimpin NU selama dua periode. Tentunya, kata Adi, para pengurus cabang maupun wilayah memperhitungkan hal tersebut.

Belum lagi dukungan beberapa kiai sepuh. ”Pernyataan kiai sepuh bahwa beliau cukup mampu mengemban amanah memajukan NU,” jelas Adi kemarin (9/12).

Meski demikian, di sisi lain, Gus Yahya sebagai penantang juga tidak boleh diremehkan. Beberapa isu diperkirakan bakal cukup mengganggu langkah SAS menuju kursi Ketum untuk kali ketiga.

Di antaranya, isu kedekatan dengan pemerintah. Dalam beberapa kesempatan, pria asal Cirebon itu memuji kinerja Presiden Joko Widodo. Saat mengumumkan kesediaannya maju kembali pada Rabu (8/12), SAS bahkan berencana memberikan gelar bapak infrastruktur kepada Jokowi. SAS juga menyebut Jokowi sukses memimpin Indonesia di masa pandemi.

Belum lagi fakta bahwa SAS adalah komisaris utama PT Kereta Api Indonesia.

Di sisi lain, Gus Yahya mengambil diferensiasi dengan mencitrakan langkah-langkah politik yang berjarak dengan kekuasaan. Terbukti absennya Gus Yahya dalam dukungan kepada setiap kader NU yang bertarung pada kontestasi politik. Dia juga jarang terlihat tampil dalam acara-acara politik.

Hal itu dibaca oleh Adi sebagai citra NU kembali ke khitah yang coba ditunjukkan Yahya. ”Gus Yahya berusaha membawa kembali aura politik Gus Dur. Dengan berkunjung ke Israel, misalnya,” jelas Adi.

Kemudian, yang tidak kalah penting untuk diperhitungkan adalah dukungan sang adik, yakni Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Menurut Adi, Yaqut memiliki kekuatan berupa jaringan Kementerian Agama di bawahnya.

Meski demikian, menurut Adi, faktor-faktor seperti isu kedekatan dengan pemerintah dan kunjungan ke Israel tidak akan banyak berpengaruh terhadap preferensi pilihan Ketum PBNU oleh para pemilik suara, yakni PWNU dan PCNU.

Menurut dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, para pengurus PCNU dan PWNU mawas diri agar jangan sampai memilih atau mendukung kandidat yang kalah. Sebab, hal tersebut bisa membawa kerugian jangka panjang bagi mereka. ”Kalau sampai memilih yang kalah, maka akan mengganggu pada karier politik mereka di struktural NU,” katanya.

Sementara itu, seruan regenerasi di tubuh PBNU semakin kencang. Menurut Ketua PWNU Sulawesi Tengah Abdullah Latupada, regenerasi sangat penting, bahkan niscaya, bagi sebuah organisasi. Apalagi NU. Oleh karena itu, dia menyatakan bahwa PWNU Sulteng tegas menginginkan regenerasi kepemimpinan di NU. (jwp)

Calon Ketum PBNU Said Aqil-Yahya Staquf Saling Klaim Dapat Dukungan Mayoritas

Calon Ketum PBNU Said Aqil-Yahya Staquf Saling Klaim Dapat Dukungan Mayoritas

Nusantara7.com, Kontestasi pemilihan pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) semakin hangat. Dua petinggi NU telah mendeklarasikan maju sebagai calon ketua umum PBNU. Yakni, petahana KH Said Aqil Siroj dan Katib Am PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

Deklarasi itu diikuti dengan aksi saling klaim dukungan dari kubu masing-masing. Semua sama-sama mengaku mendapat dukungan mayoritas dari PWNU dan PCNU.

Kemarin (8/12) Said Aqil Siroj resmi menyatakan akan kembali maju dalam pemilihan ketua umum PBNU pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung. Said menyatakan bahwa kesediaannya maju lagi untuk memenuhi permintaan para tokoh dan kiai sepuh NU.

Para kiai tersebut, kata pria kelahiran Cirebon itu, memintanya kembali memimpin PBNU untuk periode selanjutnya. Setelah menerima permintaan tersebut, Said mengatakan melakukan perenungan panjang. Diikuti Istikharah dan ziarah ke beberapa makam aulia seperti Sunan Gunung Jati Cirebon, Sunan Ampel Surabaya, Syaichona Cholil Bangkalan, Habib Luar Batang Jakarta, serta makam-makam pendiri NU seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syamsuri. Juga makam Gus Dur. ”Alhamdulillah, saya mendapatkan ketenangan dan kemantapan hati. Akhirnya saya memutuskan untuk memenuhi permintaan para kiai,” papar Said di hadapan awak media kemarin.

Jika benar-benar terpilih, Said akan menjadi orang kedua yang memimpin NU selama tiga periode setelah sebelumnya Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Said memimpin NU sejak Maret 2010. Menurut alumnus Universitas Ummul Qura, Makkah, itu, tidak ada larangan dalam AD-ART NU yang membatasi masa jabatan ketua umum PBNU. Said mengklaim mendapatkan dukungan dari 28 pengurus wilayah NU (PWNU) se-Indonesia. Kemudian disertai 364 pengurus cabang NU (PCNU).

Pendukung Gus Yahya Rapatkan Barisan

Para pendukung KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) terus melakukan konsolidasi untuk memantapkan dukungan. Salah satu motor pendukung Gus Yahya adalah PWNU Jatim. Sekretaris PWNU Jatim Prof Akhmad Muzakki kemarin kembali menegaskan dukungan kepada KH Miftachul Akhyar (Kiai Miftach) sebagai calon rais am dan Gus Yahya sebagai calon ketua umum. Muzakki mengatakan, keputusan itu diambil melalui rapat gabungan antara jajaran syuriah dan tanfidziyah. ”Sudah klir. Itu rapat resmi dan memenuhi kuorum,” tegasnya.

Dia menjelaskan, dukungan tersebut merupakan usulan dari PCNU-PCNU di Jatim. ”Cabang-cabang datang sendiri ke kantor PWNU. Mereka meminta PWNU mengusulkan Kiai Miftach dan Gus Yahya,” katanya. Selain itu, PWNU mengakomodasi masukan dari para kiai sepuh pimpinan pondok pesantren besar di Jatim. Misalnya, Pesantren Lirboyo dan Ploso. ”Dawuh para kiai sepuh itu sesuai juga dengan aspirasi cabang-cabang,” ujarnya.

PWNU Jatim juga berkomunikasi dengan jajaran PWNU se-Indonesia. ”Sampai tadi malam, dari 34 PWNU, sudah 28 yang menyatakan mendukung Kiai Miftach dan Gus Yahya,” tegasnya. Dukungan tersebut ditunjukkan dalam bentuk surat resmi yang ditandatangani rais am, katib am, serta ketua dan sekretaris PWNU.

Jumlah dukungan dari PWNU yang disebut Muzakki itu sama dengan yang diklaim Said Aqil Siroj. Dikonfirmasi mengenai hal itu, Muzakki membantah. ”Jadi, kalau ada yang mengaku didukung 28 PWNU, itu sudah pasti tidak valid. Kita tidak mungkin main klaim karena dukungan itu ada surat resminya,” jelas guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, tersebut.

Ketua PWNU Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Masnun Tahir juga menegaskan bahwa 27 PWNU berada di barisan Kiai Miftach dan Gus Yahya. ’’Kalau ada yang mengklaim kan boleh-boleh saja. Namun, klaim itu harus didasarkan pada bukti,” jelasnya.

Menurut Masnun, mayoritas pengurus PWNU menghendaki regenerasi di NU. Hal itu, lanjut dia, lazim di semua organisasi besar. Harus ada pembatasan masa jabatan pemimpinnya. ’’Jadi, setiap orang ada batasnya. Kemudian setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya,” katanya. Masnun menyebutkan bahwa regenerasi organisasi itu juga didukung Kiai Miftach.

Adu Program

Said Aqil Siroj dan Yahya Cholil Staquf sama-sama punya program unggulan untuk NU mendatang. Said mengatakan, permintaan utama PWNU dan PCNU agar dirinya maju lagi adalah meneruskan program-program unggulan terobosan dalam lima tahun ke depan. Terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Di antaranya, pembangunan universitas NU dan institut teknologi NU. Sampai hari ini, perguruan tinggi NU sudah mencapai 43 unit. ”Ketika periode menteri Pak Nuh ada 24, Menteri Pak Nasir (Menristekdikti Moh. Nasir, Red) ada 38, kemudian di periode Pak Nadiem tambah 5 sehingga menjadi 43,” jelasnya.

Kemudian, program pengiriman mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 ke berbagai perguruan tinggi dunia seperti Eropa, Amerika, Australia, Rusia, Tiongkok, dan India untuk sains dan teknologi serta ke Yaman, Maroko, dan Mesir untuk ilmu-ilmu keislaman.

Said juga menyinggung soal sikap tegas NU pada dinamika geopolitik dunia, utamanya konflik Palestina-Israel. Said tegas menyatakan bahwa selama Israel tidak mengakui Palestina, NU pun tidak akan mengakui Israel. Jika Israel mengakui Palestina, baru kemudian perundingan damai bisa dilakukan. ’’Tapi, damai yang hakiki. Bukan diplomatis dan politik. Selama tidak ada itu, NU tidak mengakui Israel, apalagi sampai datang ke sana,” katanya.

Pernyataan Said tersebut seakan menyindir Gus Yahya yang sempat menghadiri undangan American Jewish Committee (AJC) dan menjadi pembicara dalam forum mereka pada 2018.

Sementara itu, Gus Yahya mengakui secara terbuka menawarkan diri untuk dipilih sebagai ketua umum PBNU dalam muktamar. Alasannya, dia melihat ada sejumlah hal penting yang harus dilakukan NU dengan segera. ’’Perlu ada transformasi konstruksi organisasi supaya NU bisa lebih optimal mengaktualisasikan potensinya,’’ tuturnya.

Dia menambahkan, NU adalah ormas Islam yang sangat besar. Bahkan, menurut sebuah survei, yang mengaku secara terbuka sebagai nahdliyin berjumlah lebih dari 50 persen dari populasi muslim di Indonesia. Hal itu membuat PBNU menjadi ormas yang berwibawa. ’’Persoalannya, wibawa itu hanya aktual di tingkat PBNU dan daerah yang komunitas NU-nya tebal,’’ katanya. Di daerah yang komunitas NU-nya tipis, kebesaran NU tidak teraktualisasi. ’’Sehingga kepengurusan di sana itu terbatasi kemampuannya untuk mengaktualisasi potensi NU,’’ ucapnya.

Jika terpilih sebagai ketua umum PBNU, Gus Yahya ingin mengusulkan agar pelaksanaan program di lingkungan NU dibalik. Pelaksana kegiatan tidak lagi di pusat, tapi di daerah. Tugas PBNU nanti mencarikan atau membangun program-program untuk dieksekusi cabang-cabang. ’’Jelas akan ada kebutuhan untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain, baik pemerintah maupun swasta,’’ ungkapnya. Jika kerja sama itu terjalin, PBNU secara otomatis harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan program kepada partner kerja sama. Namun, karena program dilaksanakan di cabang-cabang, PBNU harus terus-menerus memantau dan mengadvokasi pelaksanaan program di cabang. ’’Ini akan memicu konsolidasi struktural PBNU dengan jaringan PWNU dan PCNU di Indonesia. Kalau sudah begitu, kita bisa melihat agenda nasional digerakkan di bawah secara serentak. ’’PBNU yang menyuplai program, cabang-cabang yang berjalan. Dengan begitu, masyarakat setempat akan melihat peran NU,’’ katanya.

Peserta resmi muktamar NU yang akan diselenggarakan pada 23–25 Desember 2021 ini berjumlah 2.295 orang. Mereka berasal dari 34 PWNU (102 orang), 521 PCNU (1.563 orang), 31 PCINU (93 orang), serta 14 badan otonom (42 orang) dan 18 lembaga (54 orang) di tingkat pusat. Selain itu, ditambah pula utusan PBNU dari unsur syuriah (32 orang), mustasyar (15 orang), a’wan (20 orang), dan tanfidziyah (38 orang), ditambah jumlah panitia 336 orang.

(jwp)

Sekjen PBNU : Tantangan Demokrasi, Pandemi percepat penurunan kualitas demokrasi Indonesia

Sekjen PBNU : Tantangan Demokrasi, Pandemi percepat penurunan kualitas demokrasi Indonesia

nusantara7.com, Surabaya – Pandemi COVID-19 ikut mempercepat penurunan kualitas demokrasi Indonesia dan banyak negara. Meski demikian, demokrasi dianggap bisa terus bertahan di tengah tekanan selama pandemi, kata salah pengurus PBNU.

“Penurunan kualitas demokrasi Indonesia dan banyak negara selama pandemi itu bagian dari tantangan demokrasi di tengah pandemi,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nadhlatul Ulama, Helmy Faishal Zaini dalam siaran persnya, Jumat, usai diskusi “Menuju Bali Democracy Forum : Demokrasi di Era Pandemi, Menjawab Tantangan Dari Setiap Negeri”

Helmy yang juga anggota Komisi I DPR RI itu menyebut, tantangan itu antara lain dari dunia digital yang semakin marak digunakan selama pandemi. Pada pelantar digital itu bertebaran berbagai hal yang justru mengancam demokrasi.

“Paham-paham transnasional disebar melalui pelantar digital. Paham-paham itu memanfaatkan demokrasi untuk menghapuskan demokrasi,” ujarnya.

Prinsip demokrasi yang membolehkan perbedaan pendapat membuat penyebaran paham itu tidak mungkin dilarang. Hal yang bisa dilakukan adalah meningkatkan pemahaman masyarakat atas isu-isu itu.

Di sisi lain, perlu juga dipahami demokrasi bukan hanya soal hak berbeda pendapat.

Padahal, kata dia, kematangan demokrasi lebih dari hal itu. Dibutuhkan kesiapan dan kesabaran untuk mengembangkan demokrasi. Sebab, proses demokratisasi membutuhkan waktu panjang.

Menurut dia, tidak tepat jika menganggap hanya ada satu versi demokrasi yang benar. Demokrasi tidak hanya dari paradigma sekuler yang memisahkan sepenuhnya agama dan kehidupan publik, termasuk sistem hukum dan politik.

Demokrasi juga bisa menggunakan paradigma simbiotik seperti diterapkan di Indonesia.

Pakar politik internasional Universitas Paramadia, Mahmud Syaltout yang juga hadir dalam diskusi itu mengatakan, dampak nyata pandemi adalah tekanan ekonomi. Pada situasi ini, demokrasi transaksional semakin marak dan para calon petahana di pemilu cenderung diuntungkan.

Tekanan ekonomi, kata dia, juga membuat sebagian orang kesulitan menerima keragaman. Padahal demokrasi membutuhkan keragaman.

“Ini tercermin dari kasus Charlie Hebdo di Perancis. Selama pandemi, seperti kelompok lain, toko-toko milik warga muslim Perancis tutup. Bisnis jasa mereka tidak berjalan. Mereka jadi sensitif,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor itu.

Sementara di sejumlah negara lain, tekanan ekonomi berujung pada penggulingan pemerintah. Di sejumlah negara, ada kudeta yang antara lain dipicu alasan itu.

Ia juga menyebut, demokrasi memang harus ditumbuhkan dari dalam negeri. Sebab, pemaksaan dengan alasan mendorong demokratisasi adalah pelanggaran.

“Ada negara-negara yang mengintervensi negara lain dengan alasan mendorong demokrasi. Tindakan itu melanggar demokrasi,” kata dia.(ant)

PBNU : Muktamar NU Ditetapkan 17 Desember 2021

PBNU : Muktamar NU Ditetapkan 17 Desember 2021

Nusantara7.com, Surabaya – Kepastian tanggal penyelenggaraan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU), akhirnya menemui titik terang. Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, telah menerbitkan Surat Perintah.

Isinya memerintahkan panitia agar segera mengambil langkah-langkah terukur untuk menyelenggarakan muktamar pada tanggal 17 Desember 2021.

Surat perintah ini menjadi dasar dan pijakan bagi PBNU lewat panitia pengarah dan panitia pelaksana untuk mempercepat pelaksanaan muktamar dari tanggal yang ditetapkan sebelumnya. Sebagaimana diketahui, Konbes dan Munas beberapa bulan lalu di Jakarta telah menyepakati bahwa Muktamar ke-34 NU akan diselenggarakan tanggal 23 hingga 25 Desember 2021 di Lampung.

“Surat Perintah ini ada latar belakangnya. Tidak ujug-ujug,” kata Ketua PBNU, H Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Jumat (26/11/2021) di Jakarta melalui rilisnya kepada beritajatim.com.

“Itulah kenapa saya bilang bahwa PBNU itu sedang tidak baik-baik saja,” tambah Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf.

Sebelum Surat Perintah itu dibuat, telah ada jadwal rapat untuk menyikapi status PPKM level 3 pada periode 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 secara nasional.

Peserta rapat, kata Gus Ipul menerangkan, adalah Rais Aam, Katib Aam, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. Rapat disepekati dilakukan hari Rabu tanggal 24 November 2021. Karena pada hari itu tidak dapat diambil keputusan alias deadlock, kata Gus Ipul lagi, maka Sekjen meminta agar rapat ditunda dan dapat dilanjutkan pada hari Kamis tanggal 25 Desember 2021.

“Jadi, Rabu sudah rapat. Rupanya tidak ditemukan kata sepakat untuk memajukan muktamar. Alasanya soal kesiapan panitia. Untuk mendapat laporan soal kesiapan, lalu rapat mencoba menghubungi panitia. Ternyata Pak Nuh selaku Ketua Panitia Pengarah sedang di lapangan, di Lampung. Sementara Ketua Panitia Pelaksana, Pak Imam Aziz, hari Rabu itu tidak bisa dihubungi,” jelas Gus Ipul.

“Lalu, Saudara Sekjen minta rapat ditunda. Keempatnya sepakat bertemu lagi hari Kamis kemarin itu, dan mengundang Panitia Muktamar,” ujar Gus Ipul.

Rais Aam dan Katib Aam, lanjut Gus Ipul yang pernah Ketua Umum PP GP Ansor dua periode itu, datang kembali untuk melanjutkan rapat yang tertunda. Hingga sore hari, ternyata Ketua Panitia, Ketua Umum dan Sekjen tidak muncul.

Karena tidak ada kejelasan soal kehadiran Ketua Umum, Sekjen dan Ketua Panitia itulah, lanjut Gus Ipul, maka Rais Aam memutuskan untuk menerbitkan Surat Perintah. “Rapat Kamis itu, seharusnya dimulai ba’da Dzuhur. Tapi, jangankan Ketua Panitia, bahkan Ketua Umum dan Sekjen saja tidak muncul. Ini yang saya katakan bahwa PBNU itu tidak sedang baik-baik saja,” jelas Gus Ipul.

“Ketidakhadiran Ketua Panitia, Ketua Umum dan Sekjen di hari kedua rapat, menjadi petunjuk bahwa di sini terlihat tak ada komitmen menjalankan hasil rapat,” imbuhnya.

Kini, dengan terbitnya Surat Perintah, maka simpang siur soal kapan muktamar, terjawab sudah. “Semua pihak harus mematuhi keputusan Rais Aam, sebagai pemegang komando tertinggi PBNU,” pungkas Gus Ipul. [brj]