https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

paskibraka – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Putrinya Jadi Paskibraka di Istana Merdeka, Bangganya Buruh Pabrik di Riau

Putrinya Jadi Paskibraka di Istana Merdeka, Bangganya Buruh Pabrik di Riau

Jakarta – Rasa haru dan bangga tengah menyelimuti pasangan suami istri di Riau, Herry dan Nurdiana Ritonga. Bagaimana tidak, putri cantiknya, Dwita Okta menjadi satu dari 68 pengibar bendera pusaka di Istana Merdeka.

Pemilik nama Dwita Okta Amelia Hardian tersebut kini berusia 16 tahun. Tepat hari ini, Dwita, menjadi pusat perhatian jutaan pasang mata setelah terpilih jadi pasukan pengibar sang saka merah putih.

Sang ayah yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Perkebunan Sawit Nusantara V Rokan Hulu itu mengaku tak menyangka putrinya bakal terpilih menjadi Paskibraka. Apalagi hingga tampil mewakili Provinsi Riau.

“Anak saya berasal dari SMA Negeri I Kunto Darussalam. Jauh dari kebisingan kota dan inilah yang buat kami awalnya tak percaya, tapi hari ini kami dibuat bangga,” kata Herry kepada wartawan, Selasa (17/8/2021).

Perlahan Herry bercerita bahwa selama ini putrinya jarang keluar rumah. Dia memilih belajar hingga mengantarkannya menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolahnya.

Sebagai buruh pabrik, Herry tentu sangat bangga melihat putrinya. Ini juga dinilai akan menjadi bekal dan motivasi Dwita meraih cita-cita menjadi polisi wanita atau Polwan.

“Dia memang bercita-cita menjadi anggota Polri. Makanya dia telan semua ilmu untuk menambah wawasannya. Sampai bilang ke saya, meminta doa ikut seleksi Paskibraka. Dia ingin sekali menjadi pengibar bendera di Istana,” ujarnya.

Setelah meminta restu, Dwita mengikuti seleksi bersama ratusan pelajar di Bumi Lancang Kuning. Seleksi dimulai dari tingkat kecamatan, kabupaten hingga akhirnya lolos tingkat provinsi mewakili Riau dan bertugas hari ini.

“Saya bangga sekali. Teman-teman di tempat kerja juga bangga. Ada anak kebun, anak pekerja pabrik yang berhasil lolos ke Istana. Ini berkat dukungan tempat saya bekerja juga yang membantu anak-anak karyawan untuk menempuh pendidikan lebih baik,” kata Heri.

Dari Riau, Dwita tidak berangkat sendirian. Ada putra Riau, Hervy Shendyka yang juga mewakili Riau ke istana menjadi bagian Paskibraka.

Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko K Santosa mengaku bangga atas pencapaian prestasi Dwita. Dia mengapresiasi kedua orang tua Dwita atas prestasi yang sudah membanggakan keluarga besar PTPN V.

“Ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan kita semua. Seorang anak kebun membuktikan diri dengan prestasi,” kata Jatmiko.

Jatmiko berharap prestasi Dwita menjadi motivasi bagi anak-anak pekerja PTPN V. Sebab menurutnya, jika usaha dilakukan bersungguh-sungguh dibarengi doa, maka tidak ada yang mustahil di dunia ini.

“Ini bisa menjadi motivasi kepada seluruh anak-anak di perkebunan yang mungkin sekolah jauh dari ibu kota provinsi, tidak ada yang mustahil,” imbuh Jatmiko yang juga Ketua GAPKI Riau. (dtk)