https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

pahlawan nasional – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Silaturahmi Dzurriyah Laskar Hisbullah Usulkan Sejumlah Ulama NU Jadi Pahlawan Nasional

Silaturahmi Dzurriyah Laskar Hisbullah Usulkan Sejumlah Ulama NU Jadi Pahlawan Nasional

Nusantara7.com, Jombang  – Sedikitnya ada sembilan tokoh dari NU (Nahdalul Ulama) yang dinilai layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Para kiai tersebut mempertaruhkan jiwa raga saat perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI. Mereka berada di garis depan untuk mengusir penjajah yang berniat menguasai kembali Indonesia, yakni antara 1945 – 1949.

Pokok-pokok itulah yang mengemuka dalam Silaturahmi Dzuriyah Laskar Hizbullah yang digelar di Masjid Aisyah, Jl Cempaka Desa Mojongapit,Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jumat (19/11/2021). Selain dari Jombang sendiri, para keturuanan anggota Laskar Hizbullah ini juga datang dari Surabaya.

Yakni, Abdul Wahid Zain, yang merupakan cucu dari Ketua Umum PBNU periode pertama (1926-1928) Hasan Sagipodin (Hasan Gipo), kemudian Yusuf Husni, yang merupakan putra dari Kiai Syakir, anggota Laskar Hizbullah. Pada era revolusi fisik (1945 -1949), Kiai Syakir selalu mendamping KH Yusuf Hasyim atau Pak Ud, dari pesantren Tebuireng Jombang.

Hadir pula KH Hamid Bisri atau Gus Mamik, dari PPDU (Pondok Pesantren Darul Ulum) Rejoso Peterongan Jombang, KH Irfan Yusuf (Gus Irfan) dari Tebuireng, KH Mustain Hasan pengasuh Ponpes Darul Ulum Kepuhdoko, serta dzuriyah dari KH Munasir Ali Mojokerto.

Abdul Wahid Zain mengatakan, selama ini nama KH Hasan Gipo nyaris tak terdengar di kalangan nahdliyin. Padahal kiprah Ketua Umum PBNU periode pertama hingga ketiga ini sangat besar. Hasan Gip merupakan teman diskusi KH Wahab Chasbullah. Sebelum NU berdiri, dua tokoh tersebut mendirikan sekolah Taswirul Afkar.

Hasan Gipo juga pengusaha sukses. Namun uang hasil usaha itu digunakan untuk perjuangan. Termasuk untuk pendanaan pendirian NU. “Oleh sebab itu, Hasan Gipo ini layak mendapatkan gelar pahlawan nasional,” ujar Abdul Wahid yang merupakan cucu Hasan Gipo ini.

Gus Irfan Yusuf menambahkan, ummat Islam memiliki saham cukup besar dalam pendirian NKRI. Hal itu sesuai faktar sejarah bahwa ulama dan santri yang tergabung dalam Laskar Hizbullah angkat senjata mengusir penjajah. Tidak jarang dari mereka gugur sebagai syuhada.

Gus Irfan menyebut bahwa KH Yusuf Hasyim yang tak lain adalah ayahnya sudah bergabung dengan Laskar Hizbullah sejak usai 16 tahun. “Masa muda ayah saya dihabiskan untuk berjuang mengusir penjajah. Beliau turun ke medan perang sejak usia 16 tahun,” ujar Gus Irfan yang juga cucu Hadratussyaikh Hasyim Asyari ini.

Musyafak, putra Kiai Nawawi asal Surabaya menambahkan, selain mengenang perjuangan Laskar Hizbullah, dalam silaturahmi tersebut juga menggodok sejumlah nama pejuang dari Laskar Hizbullah dan ulama NU yang dinilai layak menyandang gelar Pahlawan Nasional.

Nama-nama itu diantaranya KH Hasan Gipo Ketua PBNU periode pertama tahun 1926, KH Achmad Sidiq Rais Aam PBNU, KH Ali Ma’sum Rais Aam PBNU, KH Munasir Ali Komandan Batalyon 39 Condromowo Mojokerto, KH Machrus Aly Pengasuh pesantren Lirboyo yang juga suryah PBNU, KH Abdul Hamid dari Pasuruan, KH Zubair Sarang Rembang, KH Bisri Syansuri pendiri Ponpes Denanyar, serta KH Abdullah Abas Buntet Cirebon.

“Hasil penjaringan sementara ada sembilan nama itu. Namun tidak semua kita usulkan. Tergantung hasil kesepakatan mana yang kita usulkan. Beliau-beliau itu memiliki kiprah di bidang masing-masing, misalnya KH Achmad Sidiq yang berhasil memberikan wawasan pada Nahdlatul Ulama agar bisa menerima pancasila. Artinya yang kita usulkan nanti yang kita prioritaskan,” jelas Musyafak.

Tuan rumah acara silaturahmi, H Maulana Syahiduzzaman menambahkan, undangan yang hadir di Masjid Aisyah dari sejumlah pesantren di Jombang dan sekitarnya. Bahkan ada juga yang datang dari Mojokerto dan Surabaya. Dengan acara tersebut diharapkan spirit Laskar Hizbullah dan Resolusi Jihad tetap menjadi nafas dalam membangun bangsa.

“Ini sekaligus penegasan spirit Resolusi Jihad dalam Hari Santri. Sehingga kita tidak melupakan sejarah bahwa yang menggerakkan santri dalam perjuangan saat itu adalah Fatwa Resolusi Jihad yang dikumdangkan oleh Hadratussyaikh Hasyim Asyari,” ujar Kaji Maman, panggilan akrab H Maulana Syahiduzzaman. [brj]

Wapres Ziarah ke Makam KHR As’ad Syamsul Arifin di Situbondo didampingi Gubernur Jatim

Wapres Ziarah ke Makam KHR As’ad Syamsul Arifin di Situbondo didampingi Gubernur Jatim

Nusantara7.com, Situbondo – Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin melakukan ziarah dan doa bersama di makam Pahlawan Nasional KHR. As’ad Syamsul Arifin, di Jalan KHR. Syamsul Arifin, Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Ma’ruf Amin ziarah usai meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah.

Saat berziarah, Wapres didampingi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa disambut oleh Ketua Umum Takmir Pesantren Lora Fathey. Acara dilanjutkan dengan tabur bunga, doa bersama dan silaturahmi intern di area makan KHR. As’ad Syamsul Arifin.

Sebagai Informasi, KHR. As’ad Syamsul Arifin adalah pengasuh ke-2 pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Situbondo. Ia juga merupakan ulama besar sekaligus tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU) dengan jabatan terakhir sebagai Dewan Penasihat (Musytasar) Pengurus Besar NU hingga akhir hayatnya.

Di Pesantren ini, tahun 1984, terjadi momentum bersejarah, ketika Muktamar NU memutuskan kembali ke khittah 1926 dan pertama kali meneguhkan Pancasila sebagai asas tunggal organisasi, yang sejalan dengan ajaran Islam, serta NKRI sebagai bentuk final model negara oleh muslim Indonesia

Semasa hidupnya, KHR. As’ad Syamsul Arifin aktif dalam dakwah dan dunia pendidikan. Di bawah kepemimpinan beliau, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah berkembang semakin pesat, dengan bertambahnya santri hingga mencapai ribuan. Kemudian, lembaga pendidikan dari pesantren ini juga semakin diperluas, tanpa meninggalkan sistem lama yang menunjukkan ciri khas pesantren. Pesantren tersebut mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Ma’had Aly (pesantren tinggi) pertama di Indonesia. Selain itu, didirikan juga sekolah umum seperti SMP, SMA, dan SMEA dan Universitas.

Di sisi pemerintahan, Kiai As’ad juga aktif dalam memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik untuk mencapai, merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan bangsa.

KHR. As’ad Syamsul Arifin diangkat menjadi pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 9 November 2016, sesuai Keputusan Presiden Nomor 90/TK/Tahun 2016 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. (brj)

PKS Jatim : Perjuangkan Syaikhona Kholil bergelar pahlawan nasional

PKS Jatim : Perjuangkan Syaikhona Kholil bergelar pahlawan nasional

Nusantara7.com, Surabaya – DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur berkomitmen terus memperjuangkan pemberian gelar terhadap ulama asal Madura, Syaikhona Muhammad Kholil, sebagai pahlawan nasional.

“Akan terus kami perjuangkan, beliau adalah guru dari para guru dan tokoh bangsa ini. Beliau guru para kiai yang menjadi spirit perjuangan melawan penjajah merebut kemerdekaan Indonesia,” ujar Ketua DPW PKS Jatim Irwan Setiawan ketika dihubungi dari Surabaya, Senin.

Jajaran pengurus, kata dia, telah mengusulkan melalui anggota DPRD dari PKS agar tak berhenti mengawal upaya pemberian gelar dengan harapan dikukuhkan pada tahun ini atau bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2021.

Sebagai salah satu bentuk keseriusan dukungan, Presiden PKS Ahmad Syaikhu berziarah ke makam Syaikhona Muhammad Kholil di Bangkalan di sela kunjungannya ke sejumlah kabupaten di Madura, Minggu (26/9).

Kedatangan Presiden PKS ke Madura dan berziarah ke Makam Syaikhona Kholil, kata Irwan, mempertegas sikap partai mendukung pemberian gelar pahlawan nasional.

Selain itu, rombongan pengurus DPP dan DPW PKS juga berkunjung ke kediaman KH Toha Cholili, yang merupakan cicit Syaikhona Cholil.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu menegaskan bahwa sangat pantas jika Syaikhona Kholil dinobatkan menjadi pahlawan nasional.

“Beliau sengaja pulang ke Indonesia dari Mekkah untuk mengajarkan agama kepada para ulama, para tokoh yang menyemangati pejuang Indonesia kala itu,” kata dia.

Syaikhu juga menyebut, Syaikhona Kholil merupakan guru dari dua ulama terbesar Indonesia yang melahirkan ormas Islam terbesar Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah, KH Hasyim Asyari serta KH Ahmad Dahlan.

Sementara itu, dukungan pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Syaikhona Kholil muncul dari berbagai pihak, termasuk sejumlah partai politik.

Selain PKS, Partai Golkar dan Partai NasDem menunjukkan keseriusan dukungannya, termasuk menyelenggarakan seminar-seminar maupun upaya pemenuhan syarat lainnya.

Tak hanya itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftachul Akhyar mendukung pemberian gelar tersebut karena memang Syaikhona Kholil dinilai sangat layak mendapatkannya.

Menurut dia, perjuangan Syaikhona Kholil bagi bangsa sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, bahkan menjadi guru para ulama yang sekarang telah bergelar pahlawan terlebih dahulu.

“Syaikhona Kholil adalah inspirasi bagi semua anak bangsa, sejak dulu sampai sekarang,” tutur KH Miftachul Akhyar yang juga Rais Aam PBNU tersebut. (ant)