https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

media sosial – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Salah menggunaan medsos, sebabkan kekerasan anak di Surabaya

Salah menggunaan medsos, sebabkan kekerasan anak di Surabaya

Nusantara7.com, Surabaya – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya menyebutkan timbulnya kasus kekerasan terhadap anak salah satunya karena penggunaan media sosial yang tidak sehat.

“Itu yang anak-anak sekarang tidak menggunakan gadget dengan sehat. Sebetulnya memang untuk tugas-tugas sekolah iya. Tapi untuk yang lainnya, mereka menggunakannya masih salah,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB) Kota Surabaya Ida Widayati dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat.

Ida mencontohkan, kasus kekerasan terhadap anak bisa saja terjadi berawal dari perkenalan remaja melalui media sosial (medsos).

Data DP3A-P2KB mencatat, sejak bulan Januari – April 2023, kekerasan yang melibatkan anak di Surabaya mencapai 30-an kasus.

Meski demikian, kata dia, pihaknya menyatakan, selama ini terus intens untuk mencegah kasus kekerasan terhadap anak.

Upaya itu dilakukan dengan cara sosialisasi dinamika remaja dalam penggunaan medsos yang sehat ke sekolah hingga Pondok Pesantren.

“Itu disampaikan bagaimana menggunakan internet yang sehat, bagaimana ilmu tentang reproduksi,” katanya.

Tak hanya itu, Ida menyebut, upaya pencegahan kasus terhadap anak juga dilakukannya melalui sosialisasi yang diselenggarakan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di sejumlah Balai RW Kota Surabaya.

Di sana, lanjut dia, petugas tidak hanya menerima konseling tapi juga memberikan sosialisasi bagaimana menerapkan pola asuh orang tua terhadap anak atau parenting.

“Itu sudah jalan. Ini kami juga dibantu mahasiswa jurusan psikologi, mereka kan bisa menerima konseling di awal. Tapi nanti ketika kasusnya parah, tetap dirujuk ke Puspaga di Siola,” ujarnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menilai jumlah kasus yang libatkan anak di Kota Pahlawan masih dalam kategori wajar sehingga tidak bisa digeneralisasi dengan jumlah anak di kota setempat.

“Dalam data Unit Perlindungan Anak masih kategori wajar dan itu jumlahnya sedikit. Jadi tidak bisa ketika ada kejadian satu, dua, ‘menggebyah uyah’ (digeneralisasi) dengan jumlah anak di Surabaya,” katanya.

Menurut dia, selama ini ketika ada satu atau dua kasus yang melibatkan anak di Surabaya selalu diekspos ke media massa sehingga hal itu membuat kasus anak di Surabaya terlihat tinggi. ant

Ketua MPR Akui Sosialisasi Empat Pilar Lewat Media Massa Dan Media Sosial Lebih Efektif

Ketua MPR Akui Sosialisasi Empat Pilar Lewat Media Massa Dan Media Sosial Lebih Efektif

Nusantara7.com, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menuturkan, pelaksanaan sosialisasi Empat Pilar MPR harus memiliki resonansi ke seluruh penjuru Tanah Air. Karenanya, penggunaan media massa dan media sosial dalam melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR RI perlu terus dimasifkan.

“Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bisa dilakukan menggunakan program-program di televisi yang memiliki rating penonton tinggi dan digemari masyarakat luas. Penyampaian materi nilai-nilai kebangsaan bisa diberikan secara ringan, segar dan jenaka, tanpa mengurangi nilai subtansi kebangsaan,” ujar Bamsoet usai tampil dalam acara televisi Opera Van Java, Selasa malam (28/9) kemarin.

Ia memaparkan, cara-cara konvensional dalam menyosialisasikan Empat Pilar MPR RI melalui ceramah-ceramah resmi dari satu tempat ke tempat lain sudah agak tertinggal di tengah kemajuan teknologi yang ada. Terlebih, saat ini berdasarkan data Internet World-Stats per akhir Maret 2021, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 212,35 juta user. Sementara, We Are Social dan Hootsuite tahun 2000 mencatat tingkat penetrasi internet melalui smartphone di Indonesia mencapai 96 persen.

“Pemanfaatan teknologi dalam mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI adalah suatu keniscayaan. Semua pihak harus mampu beradaptasi. Karenanya, saya banyak melakukan sosialisasi melalui berbagai platform media sosial, semisal Youtube, Instagram, Facebook dan media sosial lainnya,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menegaskan, pelaksanaan sosialisasi Empat Pilar MPR RI perlu menyasar seluruh kelompok umur. Mulai dari usia Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Untuk itu, perlu dikaji metode yang tepat dan efektif bagi kelompok-kelompok usia tersebut.

“Materi sosialisasi perlu dibuat beragam. Selama ini kita tidak banyak memiliki jenis materi untuk semua kelompok sasaran. Ke depan, perlu disusun materi yang berbeda dan disesuaikan dengan kelompok sasaran. Membuat komik, film animasi, film berdurasi pendek 3 atau 5 menit, lagu Empat Pilar, stand up comedy dan lain-lain sebagai sarana penyampaian sosialisasi Empat Pilar MPR RI perlu terus dikembangkan,” pungkasnya.

(jwp)