https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

mbr – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Tak Ada Penahanan Ijazah, Wali Kota Eri Cukupi Biaya Siswa MBR

Tak Ada Penahanan Ijazah, Wali Kota Eri Cukupi Biaya Siswa MBR

Nusantara7.com,Surabaya – Intervensi pendidikan terus diberikan Pemkot Surabaya kepada siswa jenjang SMA sederajat. Selain beasiswa, pemkot membantu biaya pendidikan bagi mereka yang berasal dari keluarga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Bentuknya berupa bantuan SPP yang dibayarkan setiap bulan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, program bantuan pendidikan bagi siswa SMA sederajat sudah dikoordinasikan dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Sebab, jenjang SMA/SMK sederajat adalah kewenangan Pemprov Jatim. ”Saya menyampaikan ke Bu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa, Red) apakah saya bisa membantu memberikan beasiswa. Alhamdulillah, Bu Gubernur waktu itu mengatakan bisa,” ujar Eri kemarin (26/6).

Menurut Eri, kebijakan itu adalah bentuk kolaborasi antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim. Tujuannya, mencerdaskan pelajar asal Kota Pahlawan. Syarat bagi siswa MBR yang mendapat bantuan itu adalah anak-anak warga Surabaya yang dibuktikan dengan kartu identitas. Baik KTP, kartu keluarga (KK), maupun kartu identitas anak (KIA).

Program itu, jelas Eri, berjalan efektif mulai tahun anggaran 2022. Untuk memastikan jumlah penerimanya, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya bersinergi dengan Dispendik Pemprov Jatim untuk mendata siswa yang membutuhkan.

Dalam program bantuan pendidikan itu, pemkot akan menanggung kekurangan biaya SPP yang dibayarkan melalui bopda Pemprov Jatim dan BOS dari dana APBN. ”Yang penting arek-arek Suroboyo sekolah terus, nyaman gak usah mikir sing liyane. Yang penting lulus, pintar, jadi anak saleh-salehah, akhlakul karimah, dan orang yang hebat,” tegas Eri.

Kebijakan pemberian bantuan pendidikan itu bermula ketika Pemkot Surabaya mendapat laporan banyaknya lulusan SMA/SMK/MA yang tidak bisa menerima ijazah asli. Mereka hanya mendapat fotokopi ijazah. Pihak sekolah terpaksa menahan dokumen kelulusan belajar itu karena sebagian anak belum melunasi tunggakan biaya pendidikan. Mulai biaya SPP bulanan, biaya gedung, hingga biaya daftar ulang.

Jumlah tunggakan pun beragam. Antara Rp 1 juta sampai Rp 9 juta. Eri mengatakan, pertengahan Juni lalu pemkot turun tangan dengan menebus 929 ijazah pelajar. ”Tahun 2022 ini dan tahun ajaran baru nanti Pemkot Surabaya bersinergi dengan Pemprov Jatim. Ini agar (ijazah ditahan, Red) tidak terulang,” ucap mantan kepala bappeko tersebut.

Pemberian bantuan pendidikan itu menuai apresiasi dari sejumlah kalangan. Politikus PDIP Baktiono menyatakan, setiap tahun dirinya disambati wali murid yang tidak bisa mengambil ijazah anaknya.

Dokumen belajar itu ditahan sekolah karena siswa belum melunasi tunggakan SPP. ”Seharusnya sekolah tidak boleh menahan ijazah. Karena ijazah dibutuhkan untuk melanjutkan pembelajaran dan bekerja,” ucapnya.

Baktiono berharap pemkot melakukan pendataan secara detail penerima bantuan pendidikan itu. Tujuannya, intervensi yang diberikan tepat sasaran. ”Tahun depan saya berharap tidak ada lagi siswa yang ijazahnya ditahan,” tutur ketua Komisi C DPRD Surabaya itu.(jp)

Warga MBR Surabaya, PGN beri keringanan pembayaran gas mencicil

Warga MBR Surabaya, PGN beri keringanan pembayaran gas mencicil

Nusantara7.com, Surabaya – Perusahaan Gas Negara (PGN) Area Head Surabaya memberikan keringanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk pembayaran jaminan gas sebesar Rp300 ribu dengan cara mencicil.

Area Head Surabaya Arief Rachman di Surabaya, Selasa mengakui kebijakan uang jaminan memang menjadi beban bagi masyarakat, khususnya golongan MBR, karena ada biaya tambahan selain harus membayar tagihan gas bumi yang juga telah mengalami penyesuaian.

“Kami sampaikan, PGN sejak Januari 2022 telah memberikan relaksasi kepada masyarakat pengguna gas bumi yang ada masalah pembayaran jaminan, yakni boleh dilakukan cicilan selama enam kali sampai Bulan Juni Tahun 2022,” katanya.

Ia mengatakan pembayaran itu harus dipenuhi karena sebenarnya biaya tambahan ini adalah jaminan dari pengguna dalam memanfaatkan layanan gas terlebih dahulu, baru melakukan pembayaran.

Selain itu, uang jaminan berfungsi sebagai salah satu solusi saat pelanggan mengalami kegagalan dalam pembayaran.

“Jika ada gagal bayar, PGN bisa langsung memotong dari uang jaminan pembayaran tersebut. Jika pelanggan berhenti berlangganan uang jaminan ini akan dikembalikan kepada pelanggan usai mereka menyelesaikan kewajiban-kewajiban dengan PGN,” katanya.

Untuk itulah, PGN berkomitmen memberikan relaksasi kepada masyarakat MBR dengan cara mencicil.

Sementara harga gas bagi MBR dan masyarakat yang dikategorikan ke dalam pelanggan RT 1 setara liter adalah Rp4.250, lebih murah dibanding harga gas tabung dan gas bumi untuk kategori pelanggan Rumah Tangga program pengembangan dan pelanggan komersial.

“Artinya secara benefit pendapatan mereka dapat saving karena membeli dengan harga lebih murah dari gas tabung. Selain itu untuk uang jaminan pembayaran mereka juga bisa mencicil tidak harus cash semua,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya Jhon Thamrun justru berharap uang jaminan tersebut dihapus bagi MBR. Karena, saat ini masyarakat berada dalam kondisi sulit akibat pandemi.

Dengan penghapusan tersebut, maka bisa dipastikan beban mereka akan terkurangi.

“Saat ini masyarakat di masa pandemi cukup susah oleh karena itu kami mengharapkan PGN itu menghilangkan uang jaminan pembayaran sebagai kebijakan yang berpihak kepada masyarakat,” kata politisi PDIP tersebut.

Hal senada juga diutarakan oleh Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno bahwa uang jaminan tersebut memang cukup memberatkan masyarakat, utamanya bagi MBR.

Untuk itu ia meminta PGN bersama Pemkot Surabaya melakukan pemetaan pelanggan dan sosialisasi kepada masyarakat. “Kami minta nanti ada pemetaan masyarakat dengan turun langsung di tengah masyarakat,” katanya.(atr)