https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

kemenkes – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Kemenkes : Hotline Layanan Telemedisin Gratis bagi Pasien Covid-19

Kemenkes : Hotline Layanan Telemedisin Gratis bagi Pasien Covid-19

Nusantara7.com,  Pemerintah menyediakan hotline yang dapat dihubungi masyarakat ketika terkonfirmasi positif Covid-19, namun belum mendapatkan layanan telemedisin gratis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan masyarakat dapat menghubungi lewat WhatsApp Kemenkes di Nomor 081110500567, atau melalui Email sertifikat@pedulilindungi.id dan Call Center di nomor 119 ext. 9

Layanan Telemedisin Gratis Kemenkes dapat diakses bagi masyarakat yang melakukan tes PCR atau Antigen di Lab yang terafiliasi Kemenkes, berusia di atas 18 tahun dan berdomisili di wilayah Jabodetabek, Karawang, Bandung, Semarang Raya, Surakarta Raya, Kota Jogjakarta, Surabaya Raya, Malang Raya, Kota Denpasar, dan Nusa Dua.

“Setelah minggu kedua Februari layanan ini diperluas hingga kota-kota besar Jawa-Bali, Kemenkes mulai 19 Februari 2022 juga akan memperluas layanan telemedisin ke kota-kota besar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Layanan telemedisin terus ditingkatkan dan diperluas untuk membantu agar masyarakat yang isoman dapat memperoleh fasilitas pengobatan yang memadai, sehingga mereka tidak perlu dirawat di rumah sakit,” ujar Nadia Tarmizi dalam keterangannya, Sabtu (19/2).

Nadia menuturkan, pasien OTG dan gejala ringan yang dilayani fasilitas telemedisin sampai 14 Februari 2022 telah mencapai 158.075 untuk wilayah Jawa dan Bali. Dari jumlah tersebut, 136.028 pasien sudah menerima layanan konsultasi dan menerima resep elektronik.

“Setelahnya, 129.100 resep obat telah dikirimkan ke rumah pasien, dan 85 persen diantaranya menerima obat H+1 sejak dipesan,” katanya.

Bagi pengguna telemedisin yang tidak mendapat WhatsApp dari Kemenkes, bisa mengkonfirmasi ke laman isoman.kemkes.go.id/panduan. Masyarakat bisa memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) ke dalam laman tersebut untuk melanjutkan ke tahap pengajuan berikutnya.

Bagi masyarakat yang sudah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan secara online dan melakukan proses penebusan obat gratis dari Kemenkes, tinggal menunggu paket obat datang ke rumah. “Kita terus meningkatkan layanan telemedisin agar paket obat yang sampai ke pasien lebih cepat lagi,” ungkapnya.

Di sisi lain, penanganan Covid-19 yang didominasi varian Omicron terus ditingkatkan pemerintah di tengah lonjakan kasus. Kebijakan agar pasien Covid-19 bergejala sedang hingga kritis atau yang memiliki komorbid saja yang dirawat di rumah sakit mampu menekan angka pasien Covid-19 yang dirawat.

Hingga Jumat (18/2) pukul 18:00 WIB, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit berada di posisi 37 persen dari total kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU COVID-19 nasional. Angka ini naik 1 persen dari Kamis (17/2) sebesar 36 persen.

“Selain terus mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi, merawat pasien dengan kondisi sedang hingga kritis serta terus memperkuat layanan telemedisin dan puskesmas di daerah adalah bagian dari strategi pemerintah menghadapi pandemi,” ungkapnya.

“Data menunjukkan fasilitas layanan kesehatan nasional kita masih memadai. Angka ini pun masih mengacu pada kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU Covid-19 yang terpasang saat ini, belum kapasitas maksimal yang dapat ditambah menjadi 150.000 tempat tidur isolasi dan ICU,” tambahnya.

Selain kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU yang masih memadai, stok obat secara nasional di 34 provinsi masih sangat cukup. Hingga Kamis (17/2), stok Favipiravir, Remdesivir, Tocilizumab 400mg/20ml jumlahnya mencapai 82,576,620. Sementara itu, kebutuhan nasional diperkirakan 4.958.599 untuk obat-obatan tersebut.

Evaluasi Korpus BEMNUS Beri Rapor Merah untuk Kementerian Dikbudristek, BUMN, dan Kesehatan

Evaluasi Korpus BEMNUS Beri Rapor Merah untuk Kementerian Dikbudristek, BUMN, dan Kesehatan

Nusantara7.com, Surabaya – Dua tahun kinerja Kabinet Indonesia Maju ditanggapi tegas oleh mahasiswa melalui Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara atau BEMNUS. Mereka menilai ada beberapa kementerian yang masih menjadi pekerjaan rumah. Diantaranya kementerian Pendidikan Kebudayaan, dan Riset, Kementerian BUMN, dan Kementerian Kesehatan.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset (Kemdikbud Ristek) diberi rapor merah lantarana program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang terus digaungkan belum menunjukkan perkembangan yang jelas. Kemdikbud Ristek juga belum serius untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka.

“Untuk kementerian BUMN dibawah pimpinan Erick Thohir saat ini kami rasa cukup konyol. Pasalnya bukan untung yang didapat, malah kerugian terus membengkak. Ada pula kementerian Kesehatan yang dipimpin Budi Gunadi Sadikin terang tidak serius untuk pemerataan vaksinasi. Kemenkes seolah menjadikan tolak ukur angka penurunan covid-19 sebagai keberhasilan. Padahal di lapangan masih banyak yang belum melakukan vaksin,” ungkap Eko Pratama Koordinator pusat (Korpus) BEM Nusantara.

Di samping itu, Ahmad Faruuq sebagai koordinator daerah Jawa Timur menyatakan dua tahun kinerja Jokowi-Ma’ruf ini tidak ada perkembangan. “Sudah dua putaran Jokowi sebagai presiden. Kini di periode kedua genap dua tahun menjalankan roda pemerintahan. Namun, kami belum merasakan perubahan yang berarti. Jokowi saya rasa perlu untuk bertatap muka dengan mahasiswa agar bisa peka pada kondisi Indonesia saat ini,” terang Ahmad Faruuq.

BEM Nusantara melalui Korpus Eko Pratama memberikan beberapa rekomendasi terkait beberapa hal yang dikritisi. Pada Kementerian BUMN, Korpus BEM Nusantara mengimbau adanya proses transformasi yang jelas dan konkrit. BUMN mestinya perhatian pada internalnya yang banyak dihuni pemegang jabatan ganda.

“Untuk dunia pendidikan sendiri, mas Menteri Nadiem Makarim memang perlu untuk segera restrukturisasi kementerian. Perjelas kembali orientasi dan tujuan dari program MBKM yang semestinya bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, Kemdikbud Ristek segera serius untuk melakukan pembelajaran tatap muka dengan kondisi yang sudah sangat memungkinkan ini,” terang Korpus, Eko Pratama.

Sementara dari segi kesehatan yang juga cukup vital Eko mengharap proses vaksinasi yang masif. Untuk promosi vaksin memang perlu melibatkan semua pihak. Tapi untuk vaksinasinya sendiri Kemenkes harus memperkuat tenaga, fasilitas, dan penunjang kesehatan sendiri. [brj]