https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

kadin jatim – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Inagro Expo 2022, Kadin Jatim dorong ekosistem pertanian tangguh

Inagro Expo 2022, Kadin Jatim dorong ekosistem pertanian tangguh

Nusantara7.com, Surabaya – Kamar dagang dan industri (Kadin) Jawa Timur mendorong terbangunnya ekosistem pertanian tangguh melalui pameran pertanian bertajuk Inagro Expo 2022 yang akan berlangsung pada 4-7 Agustus di Grand City, Surabaya.

Wakil Ketua Bidang Pertanian Kadin Jawa Timur (Jatim) Edi Purwanto di Surabaya, Sabtu, mengatakan, kegiatan itu diharapkan menjadi pameran terbesar di Indonesia khusus bidang pertanian dan pangan, sehingga menjadi pendorong pemulihan ekonomi nasional, khususnya Jawa Timur.

“Kami berharap peran serta dan partisipasi seluruh pihak. Rangkaiannya yang dimulai hari ini mampu mendorong terbangunnya ekosistem pertanian yang tangguh. Karena Jatim adalah kontributor terbesar kedua untuk ekonomi Indonesia,” kata Edi.

Sejauh ini, kata dia, Pemprov Jatim juga telah berupaya maksimal menggerakkan ekonomi, termasuk membawa pelaku usaha untuk melakukan misi dagang antar provinsi, termasuk provinsi di Indonesia timur.

“Dan bidang pertanian adalah leading sektor karena selama pandemi, sektor yang selalu tumbuh positif adalah pertanian. Oleh karena itu kami ingin kegiatan ini akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi, khususnya bidang pertanian yang seharusnya linier dengan peningkatan kesejahteraan,” katanya.

Ia berharap semua pihak terlibat untuk meningkatkan kesejahteraan petani karena ujung tombak sektor pertanian adalah petani.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsyad Rasyid mengakui sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar ekonomi kedua yaitu sebesar 13,2 persen terhadap PDB nasional.

“Sektor pertanian, kehutanan sektor perikanan juga dapat menyerap 30 persen angkatan kerja di Indonesia. Capaian tersebut tidak terlepas dari karakteristik Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah,” kata dia.

Hal tersebut menyebabkan Indonesia menjadi negara agraris dengan sektor ekonomi yang memiliki peranan penting dari keseluruhan ekonomi nasional.

“Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dan menjadi pemain agro global, seperti pertanian Indonesia yang masih didominasi sistem konvensional, sehingga perlu didorong agar produktivitas pertanian bisa dilakukan melalui penggunaan teknologi serta digitalisasi pertanian,” katanya.

Selain itu tantangan selanjutnya rendahnya sinergi lintas sektor dalam pengembangan sektor pertanian.

“Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan menghasilkan produk agro yang berdaya saing diperlukan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan yang ada,” katanya. (atr)

Kadin Jatim ajak pengusaha investasi proyek pengembangan Terminal Purabaya skema KPBU

Kadin Jatim ajak pengusaha investasi proyek pengembangan Terminal Purabaya skema KPBU

Nusantara7.com, Surabaya – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mengajak pengusaha di wilayah itu ikut berinvestasi dalam proyek pengembangan Terminal Purabaya di Desa Bungurasih, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) senilai Rp350 miliar.

Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Jumat, mengatakan proyek pengembangan Terminal Bungurasih adalah proyek vital yang cukup menarik karena ketersediaan infrastruktur yang andal merupakan salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, seperti yang dialami beberapa negara yang telah maju.

“Negara Amerika, Eropa dan sekarang Negeri Tiongkok adalah salah satu contoh negara yang berhasil menyediakan infrastruktur yang sangat handal untuk menunjang perekonomiannya. Dampak positif yang dirasakan adalah barang produksi dari negara tersebut menjadi sangat murah dan bersaing di dunia serta pertumbuhan ekonomi negara tersebut menjadi sangat tinggi,” kata Adik, menjelaskan.

Untuk mendorong hal itu, Kadin Jatim telah melakukan sosialisasi kepada pengusaha tentang investasi skema KPBU, dan akan melakukan penjajakan minat pasar (Market Sounding) dalam rangka mempersiapkan proyek KPBU Terminal Bis Tipe A untuk Terminal Purabaya di Sidoarjo Jawa Timur dan Terminal Betan Subing di Lampung.

Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Jatim, M Turino Junaedy mengatakan, Terminal Purabaya merupakan terminal bus tipe besar yang sudah beroperasi dengan luas lahan sekitar 12 hektare, dan didalamnya dapat dikembangkan menjadi proyek properti maupun bisnis lainnya yang menguntungkan.

Sementara Terminal Betan Subing adalah terminal satu-satunya di Indonesia yang berhimpitan dengan jalan Tol, dengan memiliki luas tanah sekitar 5,5 hektare, dan akan ditambah menjadi sekitar 9 hektare untuk dijadikan terminal dan bisnis properti.

“Dibutuhkan kreatifitas dari para pengusaha dalam mengembangkan bisnis pada kedua proyek KPBU ini, karena akan sangat didukung oleh pemerintah, karena sejauh sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” katanya.

Tenaga Ahli KPBU Arianto Wibowo yang juga menjabat sebagai Team Leader Proyek KPBU Terminal Tipe A Purabaya dan Betan Subing mengatakan pengembangan Terminal Purabaya merupakan investasi yang sangat menjanjikan karena pasarnya jelas dan cukup besar.

Saat ini, jumlah bus yang keluar masuk ke Terminal Purabaya sangat banyak. Untuk bus jenis AntarKota Antar Provinsi (AKAP) mencapai 320.000 unit per tahun dengan jumlah penumpang mencapai 8 juta orang. Sedangkan bus jenis AntarKota Dalam Provinsi (AKDP) mencapai 740.000 unit bus dengan jumlah penumpang hampir 18 juta orang.

“Selain itu juga masih ada bus kecil antarkota. Jumlahnya juga cukup banyak. Ini suatu hal yang sangat menjanjikan,” katanya. (ant)

Kadin Jatim: Enam sektor ekonomi di Lumajang dan Malang terdampak letusan Semeru

Kadin Jatim: Enam sektor ekonomi di Lumajang dan Malang terdampak letusan Semeru

nusantara7.com, Surabaya – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menyebut ada enam sektor ekonomi di Kabupaten Lumajang dan Malang terdampak langsung letusan Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12), masing-masing perkebunan, pertanian, peternakan, perdagangan, pertambangan, dan pariwisata.

“Dampaknya pada ekonomi cukup besar, karena Lumajang  termasuk lumbung pangan Jatim, di sana banyak komoditas pertanian dan perkebunan yang menjadi komoditas andalan, di antaranya padi, kopi, tembakau, jagung, cabe dan tebu,” kata Adik, dikonfirmasi di Surabaya, Minggu.

Selain itu, kata pengusaha asal Kota Batu ini, juga buah-buahan seperti pisang dan mangga, serta untuk Malang ada sayur-sayuran, buah dan bunga yang pasti mati apabila komoditas itu terkena abu vulkanik.

“Begitu juga dengan sektor peternakan dan pertambangan. Sebab, potensi peternakan Lumajang dan Malang juga cukup besar. Selain penggemukan sapi, di sana juga banyak populasi sapi perah yang menjadi pemasok beberapa industri susu besar,” katanya.

Untuk tambang, dia menyebut, di Kabupaten Lumajang banyak terdapat tambang pasir, yang saat ini terhenti.

“Pasir Lumajang terkenal memiliki kualitas bagus dan dikirim ke beberapa daerah di seluruh Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo dan lainnya. Tetapi setelah adanya letusan, produksinya pasti akan melimpah,” katanya.

Terkait nominal kerugian, Adik mengaku belum bisa memastikan berapa besar kerugian di sektor ekonomi, karena dampak letusan belum berhenti.

“Belum tahu secara pasti berapa kerugiannya. Karena nilai kerusakan dan kerugian masih dalam kajian. Tetapi untuk saat ini kami konsentrasi pada penanganan bencana dan bantuan,” katanya.

Namun, dia meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan perbaikan jalur distribusi yang putus akibat letusan tersebut, karena menjadi kendala utama untuk mengembalikan pergerakan ekonomi.

“Jalur distribusi dari Lumajang ke Malang terputus karena jembatan Gladak Perak kecamatan Pronowijoyo yang menghubungkan Lumajang-Malang putus, ini perlu segera dilakukan perbaikan untuk mengembalikan pergerakan ekonomi,” katanya.

“Kadin kini juga bergerak bersama Pemuda Pancasila dan LaNyalla Academia untuk membuka pos bantuan dan melakukan kordinasi multipihak. Menghimpun sumber daya dan rekening resmi untuk Kadin Peduli. Kami juga melakukan koordinasi dengan ALFI untuk distribusi bantuan,” katanya. (ant)

Kadin Jatim Menyatakan Sistem pendidikan Indonesia belum dukung terciptanya enterpreneur

Kadin Jatim Menyatakan Sistem pendidikan Indonesia belum dukung terciptanya enterpreneur

nusantara7.com, Surabaya – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menyatakan ada beberapa kendala yang dihadapi untuk menciptakan enterpreneur atau wirausaha muda nasional, salah satunya adalah kurangnya dukungan sistem pendidikan di Indonesia.

Adik Dwi Putranto seusai menjadi pembicara utama dalam acara Diklatda III BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim di Surabaya, Minggu, mengatakan sejumlah pengusaha mengeluhkan rendahnya kualitas sumber daya manusia lulusan SMK dan perguruan tinggi.

“Padahal harusnya mereka diciptakan untuk menjadi enterpreneur atau tenaga kerja yang siap kerja. Namun, lulusan SMK dan perguruan tinggi menurut kami belum begitu sesuai dengan kebutuhan industri dan wirausaha,” katanya.

Oleh karena itu, kata Adik, Kadin atau HIPMI harus memiliki cara-cara pendekatan dan solusi untuk meningkatkan jumlah wirausaha dan percepatan pemulihan ekonomi dengan gaya baru.

“Saya memiliki harapan besar terhadap HIPMI Jatim sebab tujuan dan visi misi HIPMI sebenarnya sama dengan Kadin, yaitu membantu mendorong percepatan pemulihan ekonomi Indonesia,” katanya.

Adik menyebut HIPMI bisa berperan ikut dalam percepatan pembangunan ekonomi yang menjadi cita-cita semua, salah satunya dengan menciptakan wirausaha.

“Wirausaha baru ini diharapkan akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau ada wirausaha baru maka ada penyerapan tenaga kerja, tenaga kerja bisa menabung, bisa investasi, dan seterusnya. Bahkan akan muncul pasar dan permintaan baru selanjutnya akan muncul lagi wirausaha baru. Siklusnya seperti itu,” jelas Adik.

Sementara pendiri HIPMI Abdul Latief yang juga ikut secara virtual kegiatan Diklatda III BPD HIPMI Jatim menegaskan bahwa HIPMI terus berusaha mendorong terciptanya wirausahawan baru.

Salah satunya dengan mengajak beberapa tokoh HIPMI menyusun roadmap (peta jalan) HIPMI 50 tahun ke depan. “Dalam roadmap tersebut ditegaskan bahwa 50 tahun ke depan jumlah enterpreneur di Indonesia harus mencapai sekitar 12 hingga 14 persen,” kata Latief.

Sebab, kata dia, jumlah wirausahawan di Indonesia saat ini masih minim, dan jika mengacu pada standar negara maju di antaranya adalah sekitar 12-14 persen dari jumlah penduduknya adalah wirausahawan.

“Sementara di sini masih di bawah 3 persen. Waktu saya mendirikan HIPMI tahun 1972, saya ingin 50 tahun ke depan jumlah pengusaha Indonesia harus mencapai 8 persen. Tapi, sampai sekarang baru 3 persen, artinya cuma 8 juta. Itu pun 65-70 persen adalah UMKM. Praktis level pendidikan dibawah SD. Maka itu kami harus bekerja sungguh-sungguh. Ini harus dipikirkan dan inilah tujuan saya mendirikan HIPMI, untuk mencetak entrepreneur muda,” kata Latief.

Diklatda III BPD HIPMI Jatim diselenggarakan secara virtual dengan tema “Jatim Bangkit dan Beraksi”, serta diikuti sekitar 300 pengurus BPD HIPMI Jatim dan BPC HIPMI kabupaten/kota di se-Jatim.

(ant)