https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

ekspor – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Khofifah lepas 12 ton ekspor perdana kopi Excelsa Wonosalam ke Malaysia

Khofifah lepas 12 ton ekspor perdana kopi Excelsa Wonosalam ke Malaysia

Nusantara7.com, Jombang – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa, melepas ekspor perdana sebanyak 12 ton kopi Excelsa khas Wonosalam, Kabupaten Jombang, ke Malaysia.

Gubernur mengapresiasi ekspor perdana tersebut, terlebih lagi ekspor perdana kopi Excelsa Wonosalam ini diinisiasi oleh para generasi muda di Jombang, yakni kerja sama antara pemuda dari Desa/Kecamatan Wonosalam, dengan eksportir PT Indo Samudra Ekspor yang juga dipimpin oleh anak muda.

“Saya ingin mengajak anak-anak muda yang memiliki passion masuk di sektor perkebunan, terutama kopi karena pasarnya bagus. Apalagi Excelsa yang ditanam di sini ini termasuk jenis yang cukup favorit di pasar dunia,” kata Gubernur Khofifah.

Khofifah juga mengajak kaum muda mengembangkan komoditas unggulan tersebut, terutama bagi mereka yang memang memiliki passion bergelut pada bidang bisnis komoditas kopi agar terus membangun jejaring perluasan pasar dan mengekspornya ke mancanegara.

Gubernur juga menegaskan pentingnya memiliki semangat untuk berwirausaha dan mengembangkannya. Ditambah lagi dengan support luar biasa dari berbagai pihak.

“Inisiasi anak muda dengan bimbingan dan pembinaan dari Bank Indonesia dan tentu dari pemerintah kabupaten menjadi bagian yang penting untuk membangun jejaring pasar luar negeri,” ujar dia.

Gubernur Khofifah mengungkapkan Jawa Timur memiliki beberapa daerah unggulan penghasil kopi Excelsa, yaitu di Wonosalam Jombang, lereng Gunung Wilis Madiun, dan lereng Gunung Ijen. Kopi jenis ini termasuk favorit di dunia sehingga potensi pasar terbuka luas.

Selain termasuk favorit di pasar dunia, produksi kopi jenis ini hanya 7 persen di seluruh dunia sehingga peluang pangsa pasar kopi Excelsa ke depan cukup besar.

Proses budi daya kopi jenis Excelsa ini juga memerlukan waktu cukup lama hingga lima tahun, mulai tanam sampai bisa dipanen.

“Jadi, sebetulnya kopi Excelsa ini merupakan komoditas kopi favorit dunia,” ujarnya.

Pelepasan ekspor perdana kopi Excelsa itu berlangsung di depan Kantor Koperasi Wonosalam Jombang, Dusun Pucangrejo, Desa/Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.

Kegiatan itu diawali dengan penandatanganan kontrak pengiriman kopi dilakukan antara Rubath Kopi Jombang dan PT. Indo Samudra Ekspor. Selanjutnya, pemecahan kendi dan kibaran bendera di depan truk trailer pengangkut menjadi penanda pelepasan ekspor kopi Excelsa ke Negeri Jiran.

Ia juga berharap langkah ini bisa menjadi pendorong serta penyemangat bagi anak-anak muda lainnya di Jawa Timur untuk terus berkarya.

“Dari desa untuk dunia, filosofi mereka luar biasa, dari desa Wonosalam menembus pasar dunia. Mudah-mudahan ini akan terus bisa mendorong dan menyemangati kawan-kawan muda untuk terus produktif di sektor apapun terutama disini di sektor tanam kopi, dan kemudian mereka sudah sukses bisa tembus pasar ekspor,” kata dia berharap.

Hadir dalam acara pelepasan ekspor tersebut antara lain Gubernur Jatim dan jajarannya, Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim Budi Hanoto, Direktur PT. Indo Samudra Ekspor Yohanes Putra Kusuma, Direktur ID SEED, Camat Wonosalam Haris Aminudin, Ketua Asosiasi Kopi Wonosalam Endrias Bambang dan beberapa tamu undangan lainnya. (atr)

Kantongi sertifikat organik, Bupati Banyuwangi lepas ekspor buah naga ke Asia dan Eropa

Kantongi sertifikat organik, Bupati Banyuwangi lepas ekspor buah naga ke Asia dan Eropa

Nusantara7.com, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, mulai mengekspor buah naga organik ke Asia dan Eropa. Komoditas buah naga yang diekspor itu telah mendapatkan sertifikat organik dan buah naga konvensional.

Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani mengatakan kegiatan ekspor buah naga ini menjadi momentum penting untuk pemulihan ekonomi Banyuwangi pada masa pandemi COVID-19.

“Program ekspor buah naga ini selaras dengan gerakan Banyuwangi Rebound yang kami usung bersama, gerakan antar-sektor untuk pemulihan ekonomi,” ujar Ipuk usai melepas ekspor buah naga di Desa Jambesari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi.

Bupati Ipuk mengajak para petani di Banyuwangi untuk terus berinovasi. Dengan terbukanya pasar ekspor, para petani juga harus menyesuaikan dengan standar kualitas yang ditetapkan.

“Kita harus mengubah cara berfikir. Jika sudah masuk ke pasar ekspor, jangan hanya berorientasi pada kuantitas, tapi juga harus memperhatikan kualitasnya. Gunakan bahan-bahan organik agar semakin menambah nilai jualnya,” ujarnya.

Untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kaum petani, lanjut Ipuk, Pemkab Banyuwangi terus menggandeng banyak pihak untuk bergotong royong menuntaskan berbagai persoalan.

“Seperti kali ini, saya berterima kasih kepada Yayasan Dharma Bakti Astra yang turut berkolaborasi membina petani sampai mengakses pasar ekspor,” kata Ipuk.

Program ekspor ini masuk dalam kegiatan “Desa Sejahtera Astra” (DSA). Program yang digeber sejak 2020 itu memberikan pendampingan dari hulu sampai hilir petani buah naga di 15 desa di Banyuwangi. Mereka didampingi mulai dari peningkatan kualitas panen sampai peluang pemasaran di mancanegara.

“Selain itu, kami juga memberikan bantuan berbagai teknologi pertanian yang ramah lingkungan kepada para petani sehingga secara perlahan nantinya bisa beralih ke cara pertanian yang lebih baik,” jelas Head of Social Engagement Astra Internasional Triyanto yang secara simbolis menyerahkan bantuan sebesar Rp200 juta kepada para petani.

Triyanto mengatakan pendampingan tersebut akan terus dilakukan hingga memasuki tahun ketiga atau kelima.

“Kami akan terus dampingi sampai bisa kami pastikan program Desa Sejahtera Astra ini bisa berjalan secara mandiri,” ujarnya.

Untuk memasarkan produk-produk pertanian Banyuwangi ke pasar global tersebut, kolaborasi dijalankan bersama PT Nusa Tropical Indonesia atau Nusa Fresh. Dari kerja sama ini, ekspor buah naga dan sejumlah produk pertanian lainnya akan terus berlangsung secara reguler.

“Untuk yang Banyuwangi ini, kami akan mengekspornya ke Singapura dan ke sejumlah negara Eropa. Tidak kurang ada 15 negara yang telah kami jajaki,”kata Chief Marketing Officer Nusa Fresh Pekik Warnendya.

Pekik menjelaskan, selain buah naga, komoditas pertanian di Banyuwangi yang akan ikut diekspor pada kegiatan perdana itu adalah manggis, rambutan dan kapulaga.

“Untuk total nilai ekspornya sendiri bisa mencapai Rp1,8 miliar. Untuk yang perdana ini kami mengirim sekitar 12 ton. Pembeli di sana (mancanegara) meminta pengiriman sebulan sekali untuk produk rempah-rempah, sedangkan buah dan sayurnya seminggu sekali,” paparnya.

Pekik mengungkapkan potensi pertanian Banyuwangi yang sangat melimpah telah cukup lama menjadi pemasok perusahaannya untuk diekspor. Namun, baru kali ini dilakukan proses ekspor secara mandiri, langsung dari Banyuwangi.

“Setidaknya, dalam dua tahun terakhir ini, kami sering mengambil barang dari Banyuwangi. Namun, baru kali ini akan kami lakukan ekspor perdana dari Banyuwangi,” tuturnya.

Sementara kegiatan ekspor buah naga tersebut disambut gembira oleh para petani. Salah satunya adalah Rukyan. Ia menyebutkan bahwa harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan untuk pasar lokal.

“Untuk harganya tentu lebih bagus ekspor. Untuk ekspor, (buah naga) yang organik tembus sampai Rp30.000 per kilogram, kalau yang penanaman konvensional Rp18.000 per kilogram,” katanya.

(atr)

Produk UMKM hasil kerajinan warga Pamekasan mulai diekspor

Produk UMKM hasil kerajinan warga Pamekasan mulai diekspor

Nusantara7.com, Pamekasan – Produk usaha mikro, kecil dan menangah (UMKM) hasil kerajinan warga Pamekasan, Jawa Timur, kini mulai diekspor ke luar negeri dan pelepasan ekspor perdana digelar Pendopo Budaya oleh Bupati Baddrut Tamam, Selasa.

“Saya bersyukur sekali karena produk UMKM kita bisa ekspor. Saya sebenarnya kurang sehat, tapi karena ini UMKM maka saya tetap hadir,” kata bupati saat melepas pemberangkatan hasil produk UMKM itu.

Hasil kerajinan para pelaku UMKM yang diekspor dengan tujuan negara Turki itu, meliputi Teri Crispy, Sambel Petis Madura, Peyek Cumi, Kopi Rempah, dan Batik khas Pamekasan.

Menurut bupati, ekspor produk UMKM ini berkat ikhtiar luar biasa dari semua elemen, termasuk pelaku usaha itu sendiri dengan beberapa percobaan produk, mulai cita rasanya, nilai jualnya, hingga perbaikan kualitas produk tersebut.

“Atas nama pemerintah saya senang sekali, mudah-mudahan skema ekspor ke Turki hari ini berjalan lancar,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu bupati juga menyatakan, produk UMKM lainnya masih memiliki peluas luas untuk bisa diekspor juga.

Koordinasi dan terus mempelajari kebutuhan ekspor, termasuk meningkatkan kualitas hasil kerajinan perlu terus ditingkatkan.

“Terima kasih juga kepada pihak Bea Cukai yang selama ini inten memberikan pembinaan kepada pelaku UMKM di Pamekasan ini,” kata bupati.

Ekspor hasil kerajinan warga Pamekasan ke luar negeri yang difasilitasi oleh Pemkab Pamekasan merupakan yang pertama kali.

Sebelumnya memang sudah ada kerajinan warga Pamekasan yang diekspor ke luar negeri, akan tetapi tidak dalam jumlah banyak seperti sekarang ini.

“Kalau yang terjadi selama ini hanya melalui per orangan bukan oleh perusahaan seperti sekarang ini,” kata perajin batik tulis Pamekasan Ahmadi. (ant)