https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

diah cookies – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Diah Cookies, UMKM di Kota Surabaya sukses saat pandemi

Diah Cookies, UMKM di Kota Surabaya sukses saat pandemi

nusantara7.com, Surabaya – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menyatakan Dia Cokies menjadi contoh sukses usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Pahlawan, Jawa Timur, dengan omzet ratusan juta rupiah pada saat pandemi COVID-19.

“Diah Cookies adalah salah satu contoh sukses UMKM dari Pahlawan Ekonomi yang patut di teladani oleh Pelaku UMKM lainnya,” kata Wawali Armuji didampingi Wakil Ketua Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya Anas Karno saat menghadiri peresmian outlet Diah Cookies di Ketandan Baru II No 6- A Surabaya, Minggu.

Menurut dia, sejak kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pemilik Diah Cookies, Diah Arfianti gigih menjalankan usahanya dengan berbagai daya upaya.

“Jatuh bangun sudah dilalui sekarang dapat dilihat hasilnya,” ujarnya.

Armuji juga menceritakan bahwa dirinya tidak segan untuk dapat mempromosikan berbagai pelaku dan produk UMKM asli Surabaya. Bahkan, lanjut dia, saat ada kunjungan kepala daerah maupun tamu dari wilayah lain dirinya langsung merekomendasikan produk UMKM untuk dapat dijadikan oleh-oleh.

“Beberapa waktu lalu, Wali Kota Bengkulu juga kami rekomendasikan untuk mampir ke Diah Cookies untuk oleh-oleh ke daerah asal. Setiap giat kami juga menggunakan produk UMKM,” katanya.

Pada pemulihan ekonomi saat ini, Armuji mengharapkan agar UMKM bisa menjadi garda terdepan dan pelopor bangkitnya ekonomi di kota Surabaya.

Sementara itu, Pemilik Diah Cookies, Diah Arfianti bercerita bahwa ia memulai usaha sejak tahun 2001. Namun, ia benar-benar, fokus di usahanya itu mulai tahun 2011. Momen itu datang setelah pada tahun 2010 suaminya menjadi korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

“Tahun 2012 kami fokus di kue kering. Saya mulai kue kering ini tidak  hanya di produksi pada Lebaran saja tapi tiap hari. Seiring berjalannya waktu usaha kami mulai banyak peminatnya,” ujar Diah. (ant)