https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

bmkg – nusantara7

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

BPBD sebut tidak ada kerusakan akibat gempa bumi di Jember

BPBD sebut tidak ada kerusakan akibat gempa bumi di Jember

Nusantara7.com, Jember – Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi terkait dengan kerusakan akibat gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5 yang mengguncang Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis.

“Hingga pagi ini kami terus mencari informasi dari para relawan yang tersebar di 31 kecamatan untuk mengetahui apakah gempa tersebut menyebabkan kerusakan,” katanya di Jember.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi dangkal bermagnitudo 5 mengguncang Jember pada Kamis pukul 00.42 WIB dengan kedalaman 10 kilometer.

Pusat gempa berada di 338 km barat daya Jember pada koordinat 11.23 Lintang Selatan hingga 113.36 Bujur Timur dan gempa itu juga dilaporkan tidak berpotensi tsunami.

“Gempa dangkal itu mengakibatkan guncangan yang belum diketahui dampaknya dan sebagian warga Jember mengaku tidak merasakan adanya gempa karena terjadi pada pukul 00.42 WIB saat mereka tidur pulas,” tuturnya.

Menurutnya, Kabupaten Jember menjadi salah satu daerah rawan gempa bumi di Jawa Timur, bahkan pernah sebulan diguncang dua hingga tiga kali gempa, namun tidak berpotensi tsunami dan tidak ada kerusakan akibat gempa tersebut.

“Saya berharap mudah-mudahan tidak ada bangunan rumah atau fasilitas umum yang rusak akibat gempa bumi bermagnitudo 5. Relawan saat ini masih terus melakukan pengecekan,” katanya.

Heru mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga terkait dengan gempa bumi, karena bencana tersebut tidak bisa diprediksi dan biasanya BPBD Jember mendapat laporan dari BMKG setelah terjadi gempa.

“Beberapa kali juga sudah dilakukan sosialisasi kepada pelajar dan warga terkait gempa bumi, bahkan pernah dilakukan simulasi gempa di perbankan dan perkantoran agar disediakan rambu-rambu jalur evakuasi ketika terjadi gempa bumi sewaktu-waktu,” ujarnya.

BMKG juga pernah menyebut bahwa Jember berdekatan dengan sumber gempa potensial, yakni subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur (zona megathrust), sehingga menjadi daerah rawan diguncang gempa bumi.

Selain itu, wilayah Jember juga berdekatan dengan sumber-sumber gempa sesar aktif, baik yang ada di daratan maupun di dasar laut.

Berdasarkan data BMKG, Kabupaten Jember pernah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5 pada 16 Desember 2021 yang dipicu sesar aktif di dasar laut hingga menyebabkan 38 rumah mengalami kerusakan. ant

Cuaca Ekstrem 17-23 Februari, BMKG Peringatkan untuk Waspada

Cuaca Ekstrem 17-23 Februari, BMKG Peringatkan untuk Waspada

Nusantara7.com, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada 17–23 Februari 2022. Yakni hujan sedang–lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang serta gelombang tinggi.

”Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat–sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, gelombang tinggi, dan lain-lain serta dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan lain-lain,” ujar Deputi Bidang Meteorologi Guswanto seperti dilansir dari Antara di Jakarta, Rabu (16/2)  malam.

Guswanto menjelaskan, potensi cuaca ekstrem berdasar analisis dinamika atmosfer terkini. BMKG mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia.

”Kondisi tersebut dipicu peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada pada fase 3 di sekitar Samudera Hindia dan menunjukkan kontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia,” papar Guswanto.

Menurut dia, kondisi tersebut juga diperkuat dengan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang cukup aktif di beberapa wilayah. Selain itu, adanya pola tekanan tekanan rendah yang memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin yang diperkuat juga dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal.

”Potensi hujan sedang hingga lebat diprediksi terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, dan Jawa Timur,” terang Guswanto.

Dia menambahkan, potensi tersebut juga diprediksi di Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Sementara itu, area perairan dengan tinggi gelombang 2,5–4,0 meter atau rough sea/gelombang tinggi terdapat di wilayah Laut Natuna Utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh hingga Kepulauan Nias, perairan barat Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano–Bengkulu. Selain itu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Banten hingga NTB.

”Potensi gelombang tinggi juga dapat terjadi di perairan utara Kepulauan Sangihe, perairan utara Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua,” ujar Guswanto.

BMKG catat 267 kali gempa susulan akibat gempa bumi di Laut Flores NTT

BMKG catat 267 kali gempa susulan akibat gempa bumi di Laut Flores NTT

Nusantara7.com, Kupang  – Stasiun Geofisika Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi sebanyak 267 kali gempa bumi susulan akibat gempa magnitudo 7,4 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur.

“Gempa susulan ini berlangsung sejak Selasa (14/12) kemarin sejak gempa utama magnitudo 7,4 hingga Rabu (15/12) pukul 08.00 WITA,” kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Margiono dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peristiwa gempa bumi susulan yang terjadi setelah gempa bumi utama dengan magnitudo 7,4 di Laut Flores, sekitar 112 kilometer arah barat laut Larantuka, Kabupaten Flores Timur, pada Selasa (14/12) pukul 11.20 WITA.

Gempa bumi tersebut oleh BMKG dinyatakan berpotensi tsunami namun tidak terjadi hingga peringatan dini tsunami berakhir pada pukul 13.24 WITA.

Ia menjelaskan dari 267 kali gempa susulan tersebut, hanya dua kali gempa yang dirasakan getarannya. Rata-rata kekuatan gempa bumi susulan tersebut di bawah magnitudo 4.

Margiono mengimbau warga di NTT  tetap waspada untuk mengantisipasi dampak gempa bumi dengan kekuatan lebih besar yang bisa memicu tsunami.

Jika ada daerah yang berada pada status awas tsunami, kata dia pemerintah daerah setempat perlu segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi menyeluruh.

“Kami berharap masyarakat selalu siaga sehingga ketika ada gempa yang besar maka dampaknya bisa diminimalisir,” katanya. (ant)