SURABAYA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak memprediksi banjir rob atau air laut pasang terjadi di Kota Surabaya dan sebagian wilayah pesisir Jawa Timur mulai Senin (13/6) hingga 17 Juni.
”Puncaknya banjir rob diprediksi terjadi pada 15 Juni. Ketinggian banjir rob berada pada level 160 dari rata-rata muka laut. Kondisi ini akan menyebabkan genangan di wilayah pesisir mencapai 30 hingga 40 cm,” kata Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Fajar Setiawan seperti dilansir dari Antara di Surabaya.
Menurut Fajar, banjir rob itu juga menyebabkan aliran sungai ke laut menjadi terhambat. Terlebih lagi, kondisi itu bisa diperparah dengan adanya fenomena La Nina.
Dia menjelaskan, meski sekarang sudah memasuki musim kemarau, potensi hujan terbilang masih lebih tinggi. ”Jika ketiganya terjadi secara bersamaan, ada hujan, terus terjadi pasang, otomatis air di sungai akan lebih sulit lagi untuk mengalir ke laut,” papar Fajar Setiawan.
Fajar mengatakan, akhir-akhir ini kondisi air laut juga masih hangat. Oleh sebab itu, hujan akan sering terjadi meskipun intensitasnya ringan hingga sedang jika di daratan. Sedangkan kondisi di laut, intensitas hujan bisa mencapai kategori sedang hingga lebat.
”Karena memang saat ini La Nina, jadi kami prediksi hingga akhir tahun mendatang meskipun musim kemarau itu masih akan sering terjadi hujan. Sebagian besar masyarakat itu menyebutnya kemarau basah,” tutur Fajar Setiawan.
La Nina sebenarnya adalah fenomena global yang tidak hanya melanda di wilayah Jawa Timur. Namun, lanjut dia, jika La Nina lebih intens melanda wilayah Indonesia terutama bagian tengah dan timur.
”Jadi mulai akhir-akhir ini dan kita prediksi untuk suhu muka laut yang menghangat itu hingga akhir tahun. Jadi, sampai akhir tahun nanti Insya Allah curah hujannya masih akan sering terjadi,” terang Fajar Setiawan.
BMKG mengimbau kepada masyarakat terutama yang tinggal di pesisir agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Sebab, saat ini suplai uap air di wilayah Indonesia masih banyak, sehingga hujan bakal sering terjadi.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Juanda Sidoarjo Teguh Tri Susanto menambahkan, saat ini ada fenomena global La Nina yang masih berlanjut. Selain itu, fenomena suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar wilayah Jawa Timur.
Teguh menegaskan, BMKG memprediksi potensi hujan akan tetap ada sepanjang tahun ii. Namun demikian, dia berpesan, kondisi kemarau basah karena anomali iklim ini tidak bisa dijadikan patokan akan terjadi selamanya.
”Ini sebagai gambaran umum, untuk penguatannya bisa tetap memantau perkembangan cuaca dalam skala meteorologi (1 harian, 3 harian, 7 harian) di kanal-kanal resmi atau kontak BMKG,” ucap Teguh.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun mengatakan, personel BPBD telah dikerahkan untuk menangani banjir di Surabaya. Pompa air yang dimiliki Pemkot Surabaya telah dihidupkan semua. Hanya saja, saat ini kondisi air laut pasang sehingga tidak bisa dibuang ke laut.(jp/an)