Bintang Pos, Surabaya – Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terperosok dan mendekati level Rp10.000 setelah merespon positifnya data-data AS. Selain itu komentar The Fed dipekan kemarin membuat setiap rilis data positif memberikan sentimen yang positif pula untuk USD, terutama dengan rencana percepatan penarikan stimulus The Fed.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengungkapkan, meski dolar menguat namun, terhalangi dengan penguatan Yuan setelah komentar Gubernur BoJ bahwa Jepang mempertimbangkan kenaikan suku bunga.
“Di sisi lain, rilis berita mundurnya jadwal pemberlakuan kenaikan harga BBM turut menjatuhkan Rupiah, pelaku pasar melihat adanya ketidakpastian tersebut sehingga lebih memilih untuk melepas posisi,” jelasnya, Minggu (2/6/2013).
Menurutnya, dengan mundurnya rencana tersebut maka beban APBN yang ditanggung semakin berat dan dapat mempengaruhi laju trade balance maupun current account Indonesia.
Selain itu, rupiah juga terkena sentimen negatif oleh rilis berita pemangkasan outlook ekonomi China oleh The Fed sehingga terrefleksi pada pelemahan Yuan yang berimbas pada sejumlah mata uang di Asia Pasifik, termasuk Rupiah.
“Di akhir pekan, pelemahan Rupiah sempat terbatas setelah USD juga turun pasca kenaikan yield obligasi AS untuk
tenor 10 tahun,” tutur Reza.(okz)