Bintang Pos, Taliban – Tentara milisi Pakistan, Taliban, melarang para pria mengenakan pakaian ketat atau yang menunjukkan aurat selama bulan Ramadan. Selain itu mereka juga mengenakan denda senilai US $500 atau Rp4,9 juta kepada para pedagang apabila tertangkap basah menjual pakaian yang terlalu tipis dan tidak sesuai dikenakan pria.
Menurut Al-Arabiya, Kamis 11 Juli 2013, para penjahit pakaian pria juga diancam diculik dan dipukul apabila ketahuan membuat baju pria yang ketat.
Peringatan serupa tidak diberikan untuk para wanita. Pasalnya, wanita di Pakistan sudah mengenakan baju tradisional yang menutupi seluruh badan atau dikenal dengan nama burqa.
Tentara Taliban Pakistan yang berada di perbatasan Afganistan sebelumnya sudah pernah bertindak represif terkait dengan aturan itu. Sebagai contoh di tahun 2011, kelompok Taliban merazia sebuah toko pakaian di kota Wana, Pakistan.
Mereka menyita semua pakaian yang dianggapnya terlalu tipis dan tidak layak dikenakan. “Mereka mengatakan pakaian itu tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan tidak cocok dipakai pria,” ujar seorang penjaga toko, Rahimullah Khan kepada media.
Seorang pejabat pemerintah setempat di kota Wana melihat usai disita, baju-baju dan kain bahan dalam jumlah banyak itu kemudian dibakar. “Beberapa orang pria menyita gulungan kain bahan yang mereka anggap terlalu tipis untuk digunakan. Mereka menyita itu dari puluhan toko lalu membakarnya,” ujar pejabat tersebut.
Masih menurut pejabat itu, tentara Taliban sudah memperingatkan sebelumnya kepada para penjaga toko untuk tidak memajang baju-baju model itu selama Ramdan. “Dan kini mereka menyerbu toko dan menyita beragam baju,” katanya. (viv)
