Bintang Pos, Surabaya – Kepolisian Daerah Jawa Timur menggelar simulasi pengamanan Pemilihan Gubernur Jawa Timur setempat di lapangan Mapolda, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Minggu (11/8/2013).
“Kegiatan ini dalam rangka mendukung Operasi Mantab Praja sebagai persiapan pilkada aman dan dilaksanakan serentak di semua Polres dan jajaran,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Awi Setiyono.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Unggung Cahyono secara langsung menunjukkan sejumlah alat peraga pengamanan dan menjelaskan fungsinya ke semua peserta Pilkada Jatim 2013.
Acara itu dihadiri keempat kandidat, yakni pasangan nomor urut 1 Soekarwo, nomor 2 Eggi Sudjana-Muhammat Sihat, nomor 3 Bambang Dwi Hartono, serta pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja.
“Setelah apel gelar pasukan dan peragaan pengamanan, dilanjutkan deklarasi damai empat pasangan calon di Gedung Mahameru Polda Jatim,” kata Awi.
Sementara itu, dalam menunjukkan alat peraga keamanan, Irjen Pol Unggung Cahyono menjelaskan fungsi alat, seperti sejumlah senjata api laras panjang yang biasa digunakan penembak jitu, anjing polisi K9, pakaian rompi antipeluru dan lainnya.
“Semua alat memiliki fungsi sendiri-sendiri dan yang memegang tidak boleh sembarang anggota, karena harus memiliki keahlian khusus,” tuturnya.
Jenderal Polisi bintang dua tersebut juga secara langsung memimpin apel gelar pasukan yang diikuti lebih 4.000 personel gabungan dari beberapa unsur, seperti TNI/Polri, Satpol PP, dan Linmas.
Tidak itu saja, ke empat pasangan calon juga ditunjukkan simulasi pengamanan hingga antisipasi terhadap hal-hal terburuk, seperti ancaman kerusuhan dan sebagainya.
Dalam peragaan yang digelar, sejumlah personel mengamankan aksi massa yang bertindak anarkis. Termasuk aksi pengamanan dan penertiban atribut kampanye menjelang (masa tenang) pemungutan suara pada 29 Agustus mendatang.
Simulasi juga dilakukan ketika pengamanan pemungutan suara di TPS. Terlihat, aparat menangkap seorang perusuh karena berbuat kecurangan ketika proses pemungutan suara dilakukan.
Terakhir, juga ditunjukkan bagaimana kesigapan aparat menghalau massa yang protes dan tidak puas dengan hasil Pilkada. Polisi bahkan sempat menyemprotkan gas air mata karena massa semakin beringas dan tidak bisa dikendalikan.(kom)