Nusantara7.com, Ciamis – Siswa SMK di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bernama Cahyono meninggal dunia sehari setelah divaksinasi Corona. Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta pemerintah segera menyelidiki kasus ini.
“Saya rasa ini harus dilakukan penyelidikan betul dan karena ini masuk dalam hal yang harus sangat disikapi serius dan cepat dan terbuka hasilnya disampaikan kepada publik,” ujar Dicky.
Dicky sendiri tak bisa berkomentar banyak terkait kasus ini. Namun, pemerintah, tegas Dicky, tak boleh tinggal diam dengan kasus kematian ini karena akan mempengaruhi opini publik soal vaksinasi Corona.
Dugaan awal disebutkan bahwa korban memiliki penyakit bawaan. Untuk itu, Dicky meminta pemerintah memastikan penyebab kematian korban.
“Pemerintah Pusat harus bertindak kita juga ada Komnas KIPI ya, nah ini yang harus betul-betul ditelisik dicari tahu apa penyebabnya karena ini akan mempengaruhi opini publik,” tuturnya.
“Bahwa ada penyakit bawaan atau apapun vaksinasi ini walaupun memang ada potensi (kematian) tetapi amat sangat kecil sekali sehingga harus betul-betul dicari tahu apa. Saya secara pribadi tetapi ini kan baru dugaan ya bisa jadi ada penyebab lain ini harus ditelisik dengan benar,” lanjutnya.
Diketahui, siswa kelas XI SMK swasta di Kabupaten Ciamis bernama Cahyono meninggal setelah sehari divaksinasi COVID-19. Kronologinya, remaja lelaki tersebut menjalani vaksinasi di SMAN 1 Sindangkasih pada Rabu (1/9) pagi. Namun, pada sore harinya, ia mengeluh lelah dan sempat meminta makan daging ayam.
Orang tua sempat melihat Cahyono mengalami kejang pada Kamis (2/9) subuh. Kemudian keluarga menghubungi dokter. Saat dokter tiba ke rumahnya, siswa tersebut sudah meninggal.
Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra mengungkapkan siswa tersebut memiliki riwayat penyakit bawaan. Namun, kata dia, kemungkinan siswa itu tidak menyampaikan saat tahapan skrining.
“Bukan karena vaksin, tapi memang siswa ini sudah ada penyakit bawaan. Ketika skrining ada kesalahan,” ujar Yana. (dtk)