Nusantara7.com, Sidoarjo – Pemerintah mengapresiasi keberadaan Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS), yang berada tak jauh dari kawasan industri Safe n Lock, di Lingkar Timur, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, karena kebutuhan produk halal di pasar internasional masih belum terpenuhi.
Komisaris Utama PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah, Dr Hj Siti Ma’rifah, MM, MH, yang bekunjung ke HIPS, Minggu menyambut baik hadirnya HIPS, dan siap mendukung perkembangan industri halal di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Siti Ma’rifah datang ke HIPS beserta rombongan yang terdiri dari direksi PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah seperti Soegiharto (Dirut PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah), perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yaitu Hendro, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Moektiono Ngesti, dan beberapa pihak.
Kedatangan mereka disambut Adi Saputra Tedja Surya (Direktur Utama PT Makmur Berkah Amanda, Tbk) beserta jajaran, dan Dr Ir Jamhadi, MBA (Ketua Yayasan Kemandirian Pangan Indonesia/YKPN Jawa Timur).
Adi Saputra Tedja Surya mengatakan HIPS merupakan kawasan industri halal pertama di Indonesia, dan dibangun di atas lahan seluas 148 ha, dan menerapkan suistainable halal eco system.
“Dengan dukungan sistem, kami menyediakan halal economy office, halal labolatorium, halal logistic, dan lain-lain. Ada 400 tenan, dan saat ini yang sudah masuk ialah Bel Bel, Sariraya, PT Ekosjaya Abadi Lestari, dan beberapa lagi,” jelasnya.
Ketua YKPN Jawa Timur, Jamhadi mengatakan kawasan HIPS cukup totalitas dalam menyediakan kawasan industri halal untuk mendukung produk halal di Indonesia bahkan dunia.
“Kunjungan Hj Siti Ma’rifah dan rombongan ini sangat menyemangati kami dari Jawa Timur untuk menumbuhkan industri halal. Bahan Baku produk halal tersedia di Jatim. Jawa Timur juga surplus beras, dan tersedia garam, jagung, ikan, sayur, buah, daging, dan 45 persen gula nasional disuplai dari Jatim. Maka itu, jika HIPS ini segera meningkatkan kegiatannya, bisa menghemat devisa negara. Bahkan Indonesia bisa mengekspor produk halal, dan bukan tidak mungkin Indonesia jadi kiblat produk halal dunia di tahun 2024,” kata Jamhadi.
Jamhadi yang juga Ketua Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (APVOKASI) Jawa Timur itu mengatakan, Pemprov Jatim juga sangat mendukung pengembangan industri halal, salah satunya dibuktikan dengan menerbitkan Peraturan Gubernur One Pesantren One Product (Pergub OPOP), yang saat ini sedang diselenggarakan OPOP Award 2021.
“Kami juga terlibat penjurian OPOP Award 2021 yang diikuti 550 ponpes seluruh Jawa Timur. Produk yang dihasilkan mereka cukup bagus, cuma kendalanya dalam pembuatan FS (Feasibility Study) yang bisa membuat investor tertarik. Dan ini perlu dibimbing untuk membuat FS supaya ide menjadi industri, sehingga cepat merealisasikan produk halal. Untuk produk, keseharian mereka sudah memproduksinya, tapi perlu dikatrol. Untuk itulah, perlu dukungan dan kolaborasi dari PT Askrindo Syariah dan juga HIPS kepada OPOP,” kata Jamhadi.
(ant)