Jakarta – Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengaku telah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi penurunan produksi padi. Sebab, Badan Pusat Statistik (BPS) meramalkan produksi padi turun beberapa persen pada tahun 2014 dibandingkan tahun lalu.Menteri ini mengisyaratkan adanya impor beras yang akan dilakukan.
“Saya sudah memberikan arahan kepada Dirut Bulog (Dirut Bulog, Sutarto Alimoeso) untuk mengantisipasi, yaitu turunnya prediksi Aram (angka ramalan) yang 69,8 juta. Artinya, terjadi kontraksi 2 persen dari tahun yang lalu,” kata Lutfi di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu 2 Juli 2014.
Tak hanya itu, pemerintah, lanjut dia, harus mengantisipasi dampak iklim El Nino.
Menurut data BPS yang dilansir kemarin, Selasa, 1 Juli 2014, produksi padi menurut Aram I diprediksi sebanyak 69,87 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah ini turun 1,41 juta ton atau 1,98 persen dibandingkan tahun 2013.
Penurunan tersebut diprediksi terjadi akibat penurunan luas panen seluas 265,31 ribu hektare atau 1,92 persen dan produktivitasnya sebesar 0,03 kuintal per hektare alias 0,06 persen.
Penurunan produksi padi pada tahun ini diperkirakan terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
Sementara itu, kenaikan produksi padi diperkirakan terjadi di Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, dan Jawa Timur.
Untuk itu, Lutfi memberi sinyal bahwa impor beras bakal dilakukan. Sayangnya, dia tak memberikan keterangan lebih lanjut terkait jumlah impor, waktu pelaksanaan impor, dan harga impor berasnya. Dia berdalih hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga.
“Angka, harga, dan timing untuk itu sudah saya berikan. Tapi, saya mohon diskresi itu sudah ada di tangan pemerintah untuk menjaga stabilitas agar tak terpojok kontaminasi spekulan yang ada. Tapi, (hal ini) sudah diantisipasi,” kata mantan dubes Indonesia untuk Jepang itu.vns