Jakarta – Pasar properti Indonesia saat ini sedang menanti gebrakan dari pemerintahan yang akan datang. Pasalnya, sejumlah aspek kebijakan akan mendorong pertumbuhan sektor ini beberapa tahun ke depan. Lembaga konsultan properti, Jones Lang LaSalle, mengungkapkan hingga saat ini pasar properti di Jakarta masih menunjukkan perlambatan.
Head of Research Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus, di Jakarta, Rabu 16 Juli 2014, mengungkapkan perlambatan ini memang sudah diprediksikan akan terjadi menjelang Pemilu 2014.
“Ini sebagai efek pengaruh dari pertumbuhan ekonomi yang juga melambat, serta imbas menurunnya sentimen bisnis di sebagian kalangan yang merupakan langkah antisipasi selama tahun penyelenggaraan pemilu yang baru saja selesai berlangsung,” katanya.
Dia melanjutkan, selama triwulan ke dua 2014, sektor kondominium mendominasi pasar dengan maraknya peluncuran proyek baru dan tingkat penjualan di pasar primer yang terbilang tinggi.
Head of Residential Jones Lang LaSalle, Luke Rowe, mengatakan meskipun pasar dibayang-bayangi imbas melemahnya ekonomi dan sentimen akibat pemilu, animo pembeli akan produk kondominium tetap tinggi, seperti yang tercermin dari suksesnya penjualan di sejumlah peluncuran proyek baru selama triwulan ini.
Menurut catatan Jones Lang LaSalle, hampir empat ribu unit kondominium baru diluncurkan pengembang dari April sampai Juni 2014.
Peluang rekor baru penjualan kondominium
Jumlah tersebut hampir sama dengan volume penjualan kondominium dalam enam bulan terakhir ini mencapai sekitar 7.400 unit.
Untuk itu diperkirakan tahun ini juga berpeluang menjadi rekor baru dalam penjualan kondominium strata.
Head of Markets Jones Lang LaSalle, Angela Wibawa, mengatakan untuk sektor perkantoran komersial, permintaan ruang di kantor CBD dan di luar CBD menunjukkan sedikit kenaikan.
Di wilayah segitiga emas CBD, penyerapan ruang kantor selama triwulan II mencapai sekitar 21.500 meter persegi atau naik 33 persen dibanding triwulan sebelumnya.
Sementara, di luar CBD penyerapan ruang kantor mencapai sekitar 20.000 meter persegi. Angka ini, menurutnya, hampir sama dengan triwulan I lalu.
Dia menjelaskan, dengan penyerapan positif tersebut tingkat hunian gedung kantor di CBD tetap bertahan di kisaran 94 persen. Sedangkan di luar CBD tingkat hunian menurun dari 93 persen ke 90 persen, akibat tingginya tambahan pasok yang berasal dari tiga gedung kantor yang baru mulai beroperasi pada periode ini.
Country Head Jones Lang LaSalle, Todd Launclan, mengungkapkan optimisme pelaku pasar terhadap pasar properti Indonesia masih cukup besar.
Terkait kebijakan ke depan, ia menangkap adanya sinyal positif yakni mengenai regulasi di sektor pertanahan dan juga kepemilikan properti oleh asing, birokrasi dan perizinan dan keterjangkauan masyarakat dalam membeli rumah.vns