Bintang Pos, Jakarta – Langkah pemerintah yang menunda-nunda kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi malah berakibat negatif pada pergerakan harga-harga komoditas. Pasalnya, semakin lama kebijakan harga BBM ditetapkan, maka akan menimbulkan perspektif yang semakin tinggi secara kasat mata.
“Semakin telat BBM dinaikkan, maka harga-harga akan mulai naik, karena memang sudah dikatakan akan naik,” kata pengamat ekonomi Komite Ekonomi Nasional (KEN) Nina septi Triaswati saat dihubungi media di Jakarta, Minggu (28/4/2013).
Di sisi lain, dia menilai saat ini sudah banyak terjadi penimbunan BBM bersubsidi meski kenaikan BBM belum diputuskan.
“Sekarang saja belum diumumkan kebijakan apa yang akan diambil tapi barang sudah hilang, banyak penimbunan. Untuk daerah-daerah yang barangnya sudah hilang, ini disebabkan pengawasannya yang tidak baik,” katanya.
Menurut dia, hal ini dapat dilihat dari kelangkaan yang terjadi pada Solar. Dia menambahkan, saat ini Solar sudah mengalami kelangkaan, padahal yang akan naik nantinya adalah premium. “Tidak ada kesiapan dari pemerintah, jadi pencatatan siapa yang memakai subsidi tidak ada,” tambah dia.
Karenanya, dia memperkirakan kebijakan menaikkan harga BBM telah menimbulkan pasar gelap secara kasat mata. Nantinya, banyak sepeda motor dan mobil plat kuning mengubah tangkinya dengan yang lebih besar. “Yang kita tanyakan siapa yang bertanggung jawab mengawasi ini?,” tutup dia. (okz-kba)