Bintang Pos, Surabaya – Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur, Achmad Nurfalakhi, menyatakan, kekeringan di Jatim mengancam 257 hektare lahan sawah di provinsi ini gagal panen (puso).
“Dari jumlah sawah yang terkena kekeringan tersebut, 162 hektare didominasi oleh lahan jagung. Sedangkan 92 hektare sawah adalah lahan pertanaman padi dan sisanya lahan kacang tanah,” katanya, di Surabaya, Senin.
Meski demikian, pihaknya optimistis total lahan yang mengalami gagal panen akibat kekeringan tahun ini lebih sedikit dibandingkan area sawah yang terdampak pada tahun 2012.
“Tahun lalu, puso di Jatim terjadi di 2.977,49 hektare sawah,” ujarnya.
Selain itu, jelas dia, gagal panen yang terlihat di provinsi ini justru tidak sampai satu persen dari keseluruhan lahan sawah di Jatim seluas 1,076 juta hektare. Bahkan, Dinas Pertanian Jatim meyakini kondisi puso tersebut tidak akan mempengaruhi hasil panen padi tahun ini yang ditargetkan mencapai 12,56 juta ton gabah kering giling.
“Keyakinan ini karena kian meningkatnya kesadaran petani menanam tanaman sesuai musim,” katanya.
Terkait penyusutan area puso di Jatim, tambah dia, hal tersebut disebabkan semakin singkatnya musim kemarau di Jatim. Apalagi, sesuai perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau akan berlanjut hingga awal Oktober 2013.
“Selain itu, membaiknya sistem irigasi di Jatim ikut mempengaruhi minimnya lahan yang terkena puso,” katanya.
Ia menyebutkan, pada tahun ini puso paling luas untuk komoditas padi berada di daerah Ngawi atau melanda 39 hektare. Posisi berikutnya, puso di Tulungagung dengan 20 hektare lahan dan 11 hektare lahan padi di Lamongan.
“Kemudian puso terluas untuk lahan jagung tampak di Sumenep yakni 159 hektare. Namun, untuk komoditas kacang tanah puso yang paling luas di Tuban mencapai 4,5 hektare,” katanya.
Untuk mengurangi beban petani akibat puso, lanjut dia, Dinas Pertanian Jatim menyalurkan bantuan benih padi sebesar 25 kilogram per hektare sawah yang mengalami gagal panen. Bagi petani yang lahan jagungnya terkena puso, pihaknya memberikan bantuan benih jagung 15 kilogran per hektare sawah yang gagal panen.
“Khusus bantuan ongkos garap, kini tidak ada. Kami mengganti program itu dengan asuransi pertanian yang efektif terealisasi pada awal tahun 2014,” katanya. (ant)