Bintang Pos, Surabaya – PT Jamsostek menjadikan kepesertaan, pelayanan, dan kinerja investasi sebagai bisnis utama, sementara informasi teknologi, keuangan, dan pembinaan sumber daya manusia dalam bidang pendukung.
Direktur Utama PT Jamsostek, Elvyn G Masassya, pada temu pers di Bandung, Sabtu (20/4/2013), mengatakan, pihaknya memasukkan kinerja investasi dalam bisnis utama karena pemberian manfaat dan merupakan bagian utama dari layanan utama jaminan sosial.
“Bagaimana kita mau memberi manfaat lebih baik kepada peserta program, jika kinerja investasi tidak baik,” ujarnya.
PT Jamsostek selama ini memberikan manfaat lebih tinggi, dari bunga deposito bagi dana Jaminan Hari Tua (JHT) pesertanya.
Berkaitan dengan itu, PT Jamsostek pada triwulan pertama sudah membukukan hasil usaha Rp 4,737 triliun atau 32,41 persen dari target RKAP 2013 (audited). Target hasil investasi tahun 2013 adalah Rp 14,618 triliun, sementara tahun 2012 adalah Rp 13,215 triliun.
Pemberian manfaat yang lebih baik adalah tujuan perusahaan agar menjadi peserta bukan sekadar kewajiban yang diamanatkan undang-undang, melainkan diharapkan menjadi kebutuhan bagi pekerja.
Oleh karena itu, terkait dengan transformasi PT Jamsostek menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan pada Januari 2014 nanti, manajemen perusahaan akan tetap menjaga profesionalisme perusahaan sebagai bagian utama dari perubahan tersebut.
“Kami akan mengelola BPJS sebagai badan yang profesional yang mengacu pada target-target yang terukur dan dikelola secara manajamen modern,” kata Elvyn.
Oleh karena itu, pembenahan sumber daya manusia menjadi keharusan, kata Direktur Umum dan SDM Amri Yusuf.
Ia menjelaskan bahwa pembenahan dimulai dengan penanaman nilai-nilai baru perusahaan agar siap melaksanakan amanat transformasi.
“Kami yakin, penanaman nilai-nilai perusahaan menjadi bagian utama di samping peningkatan kualitas ketrampilan dan pendidikan formal,” kata Amri.
Sejak awal tahun ini, PT Jamsostek melakukan serangkaian pelatihan bagi pemimpin dan staf. BUMN ini juga akan mengirim 10 karyawannya untuk mengikuti pendidikan lanjutan ke Belanda, Jerman, Inggris, dan Australi.
“Kami juga akan menyelesaikan sekitar 800 karyawan alih daya (outsourcing) melalui sistem perekrutan yang transparan dan terbuka,” kata Amri.
Perekrutan karyawan alih daya itu merupakan bagian dari penyediaan karyawan terampil bagi pelaksanaan transformasi badan hukum pada tahun 2014.(kom-kba)