Jakarta – Siti Hartati Tjakra Murdaya menyebut dirinya dikorbankan anak buahnya. Bos PT Hardaya Inti Plantations ini mengaku dirinya tak pernah menyetujui dan tak pernah memerintahkan pemberian uang kepada mantan Bupati Buol Amran Batalipu. Hal itu diungkapkan Hartati saat bersaksi dalam sidang lanjutan Totok Lestiyo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (7/11) siang. “Bagaimana dikatakan menyetujui? Saya tidak pernah menyampaikan persetujuan dan tidak tahu. Saya baru tahu belakangan setelah kasus ini diungkap KPK,” kata Hartati.
Hartati menyebut dirinya justru dikorbankan anak buahnya, Totok Lestyo dan Arim. Saat dirinya tengah berusaha menghindar dari Bupati Buol yang terus meminta uang, kedua anak buahnya diam-diam malah memberikan duit dari perusahaan kepada Amran.
“Saya heran, sebenarnya ada konspirasi apa antara para anak buah saya dengan Bupati Buol saat itu, sehingga tanpa persetujuan saya mereka berani mengambil uang perusahaan untuk Bupati Buol?” sambungnya. Hartati menegaskan tidak punya kepentingan untuk menyuap Bupati Amran Batalipu. Sebab, semua perizinan perkebunannya di Buol sudah lengkap dan sah.
Soal istilah barter dalam sadapan telepon dengan Amran, Hartati mengaku kata itu buat menolak secara halus permintaan uang dari Amran. Sebab, kata dia, dirinya tahu penerbitan HGU bukan kewenangan Amran, melainkan BPN. “Jadi saya meminta ke Amran sesuatu yang tidak mungkin dia lakukan sehingga saya tidak perlu memberikan uang kepadanya,” jelasnya.
Dia menegaskan tak bisa menolak secara tegas permintaan Amran, karena kondisi pabrik dan perusahaan sedang diduduki preman suruhan Amran sehingga berhenti operasi. “Saya takut kalau saya tolak kondisinya pabrik dan perkebunan makin runyam,” tegasnya.met