Bintang Pos, Jember – Puluhan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia membakar ban bekas pada saat demonstrasi memperingati Hari Pendidikan Nasional di halaman Gedung DPRD dan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis.
“Kami membakar ban bekas sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah yang belum bisa memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia lebih baik, meski beberapa kali berganti kurikulum,” kata koordinator aksi, Sandra Aditya Pradana.
Menurut dia, peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) selalu diperingati setiap tahun oleh pemerintah, namun peringatan tersebut hanya sebatas upacara, tanpa ada kemajuan mutu pendidikan yang lebih baik.
“Ironisnya pendidikan selalu mengalami kebobrokan, infrastruktur pendidikan yang terabaikan karena masih banyak sekolah yang gedungnya rusak, dan tidak meratanya tenaga pendidik di pelosok desa,” tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, pelaksanaan ujian nasional (UN) yang tidak serentak di Indonesia akibat keterlambatan pendistribusian soal juga merupakan salah satu bentuk buruknya manajemen pengelolaan pendidikan.
“Kurikulum baru yang diterapkan tahun ini belum tentu akan menjamin perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia, sehingga kami menilai M. Nuh gagal menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya.
Sandra menjelaskan, GMNI Jember menuntut transparansi anggaran pendidikan yang begitu besar karena dinilai rawan tindak pidana korupsi, peningkatan infrastruktur guna menunjang pendidikan yang lebih baik, dan evaluasi yang mendalam tentang sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
“Kami secara tegas juga meminta pemerintah meninjau ulang kurikulum pendidikan yang akan diterapkan tahun ini,” ujarnya.
GMNI Jember juga menyoroti tingginya angka buta aksara di Kabupaten Jember yang mencapai 204 ribu orang sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa Kabupaten Jember menduduki peringkat tertinggi di Jatim.
Demonstrasi puluhan aktivis GMNI di Gedung DPRD dan Kantor Dinas Pendidikan Jember itu mendapat pengawalan yang cukup ketat dari aparat kepolisian setempat.(ant-kba)