Nusantara7.com,Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menginginkan Surabaya Smart City (SSC) 2022 tidak hanya fokus pada soal kesehatan, lingkungan dan pendidikan, tetapi juga mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Surabaya.
Eri Cahyadi dalam keterangannya di Surabaya, Rabu, mengatakan, program SSC 2022 kembali digelar, setelah vakum selama dua tahun terakhir akibat pandemi COVID-19.
“Kami berharap SCC kali ini digelar dengan konsep berbeda dari tahun sebelumnya, yakni lebih fokus pada ekonomi kerakyatan,” kata dia.
Wali Kota Eri mengatakan, SSC yang dibuka mulai Selasa (5/7) menjadi sebuah sarana aplikasi atau program kegiatan masyarakat yang nantinya diwujudkan melalui inovasi berkelanjutan di lingkup perkampungan Kota Surabaya.
“Sebenarnya SSC ini adalah bagaimana warga bisa saling menjaga kampungnya agar terhindar dari kemiskinan, pengangguran, gizi buruk, stunting dan lain sebagainya. Nantinya program di setiap RW yang dilombakan ketika SSC akan dikoneksikan ke Kepala PD, Camat dan Lurah,” kata Eri.
Eri menjelaskan, SSC bukan sekadar program yang hanya dilaksanakan secara rutin tiap tahun. Akan tetapi, akan berkelanjutan yang nantinya dapat dipetik manfaatnya dan membahagiakan warga Kota Surabaya ke depannya.
Pada SSC kali ini, Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu ingin masyarakat saling bergotong royong membantu warga yang kesusahan. Terutama membantu anak putus sekolah, gizi buruk, stunting dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Contoh tadi yang saya sampaikan, ternyata kampung itu ada yang banyak penganggurannya, dan warga tahu di lingkungannya ada aset pemkot. Kemudian dia punya ide, untuk menjadikan aset pemkot dijadikan lapangan kerja. Jadi, semakin kampung itu gotong royong, semakin mereka membuat inovasi ya menang,” kata Cak Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, di SSC 2022 diikuti oleh 1.360 RW di seluruh Kota Pahlawan. Hebi mengaku, animo masyarakat yang berpartisipasi di tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Hebi melanjutkan, point penting SSC 2022 adalah soal ekonomi kerakyatan sesuai dengan keinginan Wali Kota Eri Cahyadi untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Kota Surabaya. “Maka itu yang menjadi poin terbesar. Selain lingkungan ada ekonomi kerakyatan itu nanti nilainya besar,” ujar Hebi.
Hebi menjelaskan, lomba antar-RW di program SSC ini penilaiannya dilakukan sebanyak tiga kali dalam waktu enam bulan ke depan. Jurinya, pemkot akan melibatkan para akademisi, praktisi dan OPD yang nantinya turut serta menilai dari awal hingga perubahan yang telah dilakukan di masing – masing kampung.
“Jadi perubahan paling besar inilah yg akan menjadi paling baik. Mulai dari perubahan kesehatan, lingkungan, pendidikan dan lain sebagainya. Contohnya, MBR di sebuah kampung ada 20, kemudian berkurang jadi 10, nah itu masuk poin penilaian kami,” kata dia. [ant]