N7,Surabaya – Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat merelokasi pedagang Pasar Krempyeng di RW 3 Kutisari ke Pasar Rakyat di kawasan Kutisari Indah Utara, Kota Pahlawan, Jatim.
Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya Mahfudz di Surabaya, Selasa, mengatakan, pihaknya sudah mengecek langsung ke lapangan guna mencari penyebab belum beroperasinya pasar rakyat yang dibangun oleh Pemkot Surabaya di kawasan Kutisari Indah Utara.
“Kami menemukan beberapa kendala yang menjadi penyebab pasar milik Pemkot Surabaya ini terbengkalai karena adanya Pasar Krempyeng yang ada di dalam perkampungan,” kata dia.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya meminta pemkot Surabaya untuk segera menertibkan dan merelokasi pedagang di Pasar Krempyeng yang berada di wilayah RW 3 tersebut untuk pindah ke Pasar Rakyat Kutisari Indah Utara.
Selain itu, lanjut dia, relokasi pedagang Pasar Krempyeng juga bisa mengembalikan fungsi jalan yang selama ini hilang akibat adanya aktifitas pasar tersebut.
Dia juga menyampaikan, selain menyebabkan hilangnya fungsi jalan, keberadaan Pasar Krempyeng tersebut sangat mengganggu rumah-rumah yang ada disepanjang jalan tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya Devri Afrianto mengatakan, pasar yang dibangun oleh Pemkot sejak 5 tahun yang lalu ini sebenarnya memang dikhususkan untuk merelokasi para pedagang Pasar Krempyeng di RW 3 yang menempati jalan.
“Di pasar itu bisa menampung sekitar 150 pedagang. Dimana desain awalnya memang untuk merelokasi pasar yang ada di RW 3 karena pasar tersebut menempati fungsi jalan. Jadi, kami memfasilitasi ini supaya bisa tetap menjaga mereka berjualan dan yang kedua mengembalikan fungsi kepentingan publik tersebut,” ujar dia.
Devri mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi tentang tidak adanya biaya dan membuka pendaftaran kepada para pedagang yang ingin berjualan hingga tujuh hari ke depan.
“Hingga saat ini baru enam pedagang yang mendaftar. Yang jelas tidak ada retribusi stan kemudian, biaya listrik, air hingga keamanan dan kebersihan semua masih ditanggung Pemkot,” kata dia.
Salah seorang pedagang di Pasar Krempyeng, Bu Slamet mengatakan, meskipun gratis berjualan di pasar milik pemkot dirinya enggan pindah.
“Meskipun di sini ada iurannya tapi dekat dengan rumah-rumah penduduk. Kalau di sana jauh. Meskipun gratis kalau tidak laku bagaimana,” kata dia.ant